KRI Banjarmasin 592 Saat mengikuti Western Pacific Naval Symposium di Tiongkok
Qingdao (MI) : Indonesia
ditunjuk sebagai tuan rumah Western Pacific Naval Symposium (WPNS) atau
Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat pada tahun 2016 mendatang. Kesepakatan
itu disampaikan dalam forum WPNS ke-14 di Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok,
baru-baru ini.
“Indonesia
sebagai tuan rumah WPNS itu,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana
TNI Marsetio saat memberikan paparan pada forum tersebut yang dihadiri para
Kepala Staf Angkatan Laut 20 negara anggota tetap dan empat negara peninjau
WPNS.
KSAL berharap
WPNS ke-16 yang akan dilaksanakan di Indonesia akan semakin memperluas cakupan
kerja sama maritim di antara negara-negara bukan saja di Pasifik Barat, tetapi
juga negara-negara di kawasan lain.
“Rangkaian
WPNS 2016 akan diawali dengan lokakarya pada April di Jakarta, dan simposium
pada September di Bali,” ungkap KSAL Laksamana TNI Marsetio seperti dilansir
dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet.
Ia
berharap pada pertemuan mendatang itu dapat semakin banyak konsep strategis
yang dihasilkan dan dilaksanakan untuk memperkuat hubungan dan kerja sama
maritim di antara negara-negara di Pasifik, sehingga dapat semakin menjamin
stabilitas keamanan dan kemakmuran kawasan.
“Penunjukkan
sebagai tuan rumah menandakan posisi Indonesia semakin strategis tidak saja
bagi kawasan di Asia Tenggara tetapi juga Pasifik,” tuturnya.
WPNS
didirikan pada 1987 dan kali pertama mengadakan pertemuan satu tahun kemudian.
Pada 1998, keanggotaan WPNS bertambah dari 13 negara menjadi 17 negara anggota
tetap dengan dua negara peninjau. Sejak tahun 2014 keanggotaan WPNS menjadi 21
negara anggota tetap dan empat negara peninjau.
Selain
menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah WPNS 2016, simposium juga memutuskan
untuk menerima Pakistan sebagai negara peninjau. Sebelumnya tercatat tiga
negara peninjau yakni Bangladesh, India dan Meksiko.
Sejumlah
Kepala Staf Angkatan Laut hadir dalam forum WPNS ke-14 tahun 2014 di Qingdao,
Tiongkok, yakni Kepala Staf Angkatan Laut Tiongkok (Kasal) Laksamana Wu Sheng
Li, Kasal Malaysia Laksamana Tan Sri Abdil Aziz bin Haji Jaafar,
Kasal Amerika Serikat Laksamana Jonathan Greenert, Kasal Singapura
Lakasmana Madya Ng Chee Peng, serta Kasal negara-negara.
Sumber : Jurnas
mohon tanya admin
ReplyDeletekita sebagai tuan rumah apa tidak bahaya... karna mreka bisa mengetahui kondisi alam kita secara nyata.. jadi seandainya klo terjadi perang mreka sudah tau kondisi alam kita pak.