Bandar Lampung (MI) : PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard & Engineering adalah
perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan dari
Kementerian Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia untuk membuat
kapal pengangkut tank KRI Teluk Bintuni. Untuk pengerjaan kapal menjadi
gerbang kesempatan pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan pertahanan ini
dilakukan di Galangan kapal PT DRU - Noahtu (sering disebut PT DRU
Lampung) yang beralamat di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12
Srengsem, Panjang, Bandar Lampung.
KRI ini akan digunakan untuk mengangkut Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard II milik Angkatan Darat. “Kapal perang sebelumnya tidak pernah dikerjakan pihak swasta karena mengandung rahasia negara. Kapal ini 100 persen hasil kerja lokal Indonesia dari yang desain kapal perangnya juga berasal dari internal DRU. Proses pembuatannya juga sesuai standar internasional. Bahan-bahannya juga sebagian besar kami pakai dari dalam negeri dan harus sesuai standar internasional,” ucap General Manager PT DRU Lampung Harryadi.
PT DRU yang berkantor pusat di Tanjung Priok Jakarta ini sudah berdiri sejak 1972. “Sedangkan untuk cabang di Lampung baru ada pada 2009 dengan mengambil alih PT Noahtu (berasal dari kata Noah atau Nabi Nuh dalam Alkitab) dan dijadikan galangan kapal PT DRU ketiga. Untuk Pulau Sumatera, galangan kapal ini yang terbesar,” ujar Kepala Bagian Umum PT DRU Lampung Yahya.
Sementara, General Manager Production PT DRU Lampung, Edy Wiyono menjelaskan kalau PT DRU swasta murni sehingga sistem kerjanya berbeda. Fokus pada mutu dan waktu pengiriman yang tepat dengan menawarkan efisiensi dan fleksibilitas secara optimal agar dapat memberikan hasil yang baik dalam hal biaya dan waktu. “Itu sebabnya kapal ini bisa dibangun dalam jangka waktu yang sangat cepat yakni hanya 20 bulan,” bebernya.
Menurut, Harryadi, visi jangka pendek PT DRU Lampung menjadi satu-satunya galangan di Lampung yang mempengaruhi dunia perkapalan yang sedang tidur. Untuk kearah itu memang agak sulit karena baru pertama kali ada galangan kapal yang produksi kapal perang di Lampung. Jadi pendukung (misalnya suplier bahan kapal) tidak sepenuhnya bisa mengcover segala keperluan pembuatan kapal. “Harus didatangkan dari Jawa dan tenaga kerja lokal Lampung juga boleh dibilang sangat minim. Masih sulit dapat tenaga terlatih sehingga harus impor dari Jawa. Otomatis high cost yang mempengaruhi production cost,” jelas Harryadi.
Harryadi mengatakan pembuatan kapal angkut khusus tank tersebut diharapkan dapat memicu industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri. “Potensi negara kita sendiri sebenarnya sangat besar untuk membuat sendiri, tapi memang butuh waktu lama kesana. Ada unsur kredibilitas yang menjadi faktor pendukung produk yang kita hasilkan diakui, bahkan oleh orang luar. Kita kerjakan secara bertahap dan mengarah kesana,” tukasnya.
KRI ini akan digunakan untuk mengangkut Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard II milik Angkatan Darat. “Kapal perang sebelumnya tidak pernah dikerjakan pihak swasta karena mengandung rahasia negara. Kapal ini 100 persen hasil kerja lokal Indonesia dari yang desain kapal perangnya juga berasal dari internal DRU. Proses pembuatannya juga sesuai standar internasional. Bahan-bahannya juga sebagian besar kami pakai dari dalam negeri dan harus sesuai standar internasional,” ucap General Manager PT DRU Lampung Harryadi.
PT DRU yang berkantor pusat di Tanjung Priok Jakarta ini sudah berdiri sejak 1972. “Sedangkan untuk cabang di Lampung baru ada pada 2009 dengan mengambil alih PT Noahtu (berasal dari kata Noah atau Nabi Nuh dalam Alkitab) dan dijadikan galangan kapal PT DRU ketiga. Untuk Pulau Sumatera, galangan kapal ini yang terbesar,” ujar Kepala Bagian Umum PT DRU Lampung Yahya.
Sementara, General Manager Production PT DRU Lampung, Edy Wiyono menjelaskan kalau PT DRU swasta murni sehingga sistem kerjanya berbeda. Fokus pada mutu dan waktu pengiriman yang tepat dengan menawarkan efisiensi dan fleksibilitas secara optimal agar dapat memberikan hasil yang baik dalam hal biaya dan waktu. “Itu sebabnya kapal ini bisa dibangun dalam jangka waktu yang sangat cepat yakni hanya 20 bulan,” bebernya.
Menurut, Harryadi, visi jangka pendek PT DRU Lampung menjadi satu-satunya galangan di Lampung yang mempengaruhi dunia perkapalan yang sedang tidur. Untuk kearah itu memang agak sulit karena baru pertama kali ada galangan kapal yang produksi kapal perang di Lampung. Jadi pendukung (misalnya suplier bahan kapal) tidak sepenuhnya bisa mengcover segala keperluan pembuatan kapal. “Harus didatangkan dari Jawa dan tenaga kerja lokal Lampung juga boleh dibilang sangat minim. Masih sulit dapat tenaga terlatih sehingga harus impor dari Jawa. Otomatis high cost yang mempengaruhi production cost,” jelas Harryadi.
Harryadi mengatakan pembuatan kapal angkut khusus tank tersebut diharapkan dapat memicu industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri. “Potensi negara kita sendiri sebenarnya sangat besar untuk membuat sendiri, tapi memang butuh waktu lama kesana. Ada unsur kredibilitas yang menjadi faktor pendukung produk yang kita hasilkan diakui, bahkan oleh orang luar. Kita kerjakan secara bertahap dan mengarah kesana,” tukasnya.
Sumber : Saibumi
No comments:
Post a Comment