JAKARTA (MI) : Perang
saudara di Suriah ikut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan Raja Yordania Abdullah Bin Al-Hussein atau
Abdullah II. Kedua kepala negara sepakat bahwa konflik Suriah harus
diakhiri melalui proses politik.
"Pada dasarnya kedua kepala negara
bersepakat bahwa penyelesaian politik adalah sesuatu keniscayaan dalam
penyelesaian masalah Suriah ke depannya," ujar Staf Khusus Presiden
Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah kepada wartawan di Istana
Merdeka, Jakarta, Rabu (26/2).
Dalam pertemuan, sambung Faizasyah,
presiden mendengarkan penjelasan Raja Abdullah II mengenai upaya-upaya
yang dilakukan Yordania sebagai salah satu negara yang dilibatkan PBB
dalam merumuskan resolusi damai bagi Suriah. Yordania sendiri telah
menampung lebih dari 1 juta warga Suriah sejak perang saudara meletus
pada tahun 2011.
Sementara, Presiden SBY kembali
menekankan posisi Indonesia yang mendukung upaya perdamaian di Suriah.
Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Presiden menyampaikan tiga
pilar pendekatan yang dapat digunakan untuk menghentikan konflik
Suriah.
"Indonesia tetap tegas konflik ini
dihentikan, perlu ada genjacan senjata dan bantuan kemanusaiaan dan
politik yang sifatnya inklusif. Itu tiga pilar pendekatan kita agar
Yordania memahami dan mendukung," kata Marty.
Sumber : JPNN
No comments:
Post a Comment