Jakarta (MI) : Perang di era modern tak
lagi saling berhadapan. Tapi melibatkan persenjataan canggih, termasuk
rudal. Sekali tembak, nyawa ribuan orang di posisi target, yang jauhnya
ratusan hingga ribuan kilometer, niscaya terancam.
Maka dari itu, rudal penangkal sebagai sistem
pertahanan alternatif, menjadi wajib dimiliki. Saat ini, TNI Angkatan
Udara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT
Dahana, sedang mengembangkan rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) jarak
sedang. Senjata anti-rudal ini akan dikembangkan dari roket-roket yang
telah berhasil dibuat Lapan.
Lapan telah berhasil meluncurkan
beberapa tipe roket seperti RX-420 yang memiliki daya jangkau di atas
100 km. Lapan juga sedang mengembangkan roket berdaya jangkau 200 km
lebih yaitu RX-550.
"Iya dari pengembangan roket Lapan sebelumnya.
Mereka sudah berhasil, peluncurannya sudah lurus. Cuman isiannya,
pendorongnya itu masih dikembangkan terus," ucap Kadispen TNI AU
Marsekal Pertama (Marsma) Hadi Tjahjanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa
(25/02/2014).
Hadi menambahkan, saat ini permasalahan untuk rudal
penangkis udara terjadi pada propelannya. Rencananya beberapa tahun ke
depan propelan ini sudah bisa diperbaiki dan dilakukan uji coba kembali.
"2
atau 3 tahun ke depan isiannya atau propelannya itu sudah ditemukan
akan dibuat uji coba lagi. Kalau memang bagus akan ditawarkan pada BUMN
atau Bumnis (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis)," imbuh pria
berkumis ini.
Apakah pengembangan ini untuk rudal jarak sedang
atau jauh? "Nanti kalau propelannya itu sudah teruji tinggal isiannya
mau dibuat jarak sedang atau jauh. Kalau nama rudal nunggu sudah jadi
baru dari BUMN dengan Kemenhan yang nanti ngasih nama rudalnya," jawab
Hadi.
Saat ini TNI AU hanya memiliki PSU yang aktif dari kelas
jarak pendek seperti Oerlikon, Starstrek, VL Mica dan lain-lain. Kepala
Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menuturkan saat
ini pihaknya sedang menjajaki PSU untuk jarak sedang. Rencana ini akan
disusun di Minimum Esential Force (MEF) rentra kedua (2015-2019).
"Untuk
10 sampai 100 km itu perlu kendali jarak sedang, sekarang kita lagi
diproses. Mudah-mudahan segera melengkapi sistem pertahanan kita," kata
Putu saat menerima 16 unit pesawat T-50i dari Korea Aerospace Industry
(KAI) di Lanud Halim Perdakusuma, Jakarta Timur, Kamis 13 Februari 2014.
Sumber : Liputan6
No comments:
Post a Comment