Tuesday, February 25, 2014

Menlu Marty Ucapkan 'Selamat' ke Kamboja Atas Tawaran Australia


Jakarta (MI) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, mengucapkan 'selamat' kepada Pemerintah Kerajaan Kamboja yang mendapat tawaran kesepakatan untuk menampung sebagian pencari suaka yang berhasil dicegat oleh tentara Angkatan Laut Negeri Kanguru. Ucapan itu disampaikan Marty dengan nada berseloroh.

Hal itu diungkap Marty usai menerima kunjungan Menlu Filipina, Albert F. Del Rosario, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, pada Senin malam, 24 Februari 2014.

"Ya, selamat saja untuk Kamboja kalau begitu," ujar Marty. 

Rencana itu disampaikan Menlu Kamboja, Hor Namhong, saat menerima kunjungan Bishop ke Kamboja pada akhir pekan kemarin. Dilansir dari kantor berita Reuters, permintaan Menlu Australia, Julie Bishop itu langsung disampaikan kepada Perdana Menteri Hun Sen. 

Namun, Pemerintah Kamboja tidak serta merta langsung memberikan lampu hijau. "Menteri Australia telah meminta Kamboja untuk ikut menampung beberapa pengungsi," ungkap Namhong. 

Di masa lalu, imbuh Namhong, banyak warga Kamboja yang melarikan diri ke negara lain. Tetapi sekarang, menurut dia, ini menjadi waktu bagi Kamboja menampung para pengungsi dari negara lain. 

Namhong mengatakan Perdana Menteri Hun Sen akan mempertimbangkan permintaan itu secara serius. 

Sementara Bishop tidak secara terang-terangan menyebut permintaan Australia itu. Bishop hanya mengatakan dalam kunjungannya itu, dia dan Pemerintah Kamboja turut membahas berbagai isu termasuk pencari suaka. 

Pemerintahan baru Australia yang mulai berkuasa pada akhir tahun 2013 membuat kebijakan keras terhadap para pencari suaka yang berlayar dari Indonesia menuju ke Negeri Kanguru. Beberapa kebijakan yang telah diambil di antaranya mengirim para pencari suaka yang berhasil dicegat ke kamp detensi imigrasi di Pulau Manus dan Nauru, mendorong perahu pencari suaka kembali ke perairan RI serta memindahkan para pencari suaka ke sekoci penyelamat. 

Sekoci itu pun turut digiring ke perairan RI. Akibat kebijakan sepihak itu menyebabkan hubungan diplomatik RI dan Australia kembali tegang.
Sumber :  VIVAnews

No comments:

Post a Comment