Beijing (MI) : Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan China dan
Amerika Serikat mitra strategis bagi Indonesia --termasuk TNI--
berlatar peran strategis Indonesia di Asia Pasifik.
"Indonesia, khususnya TNI siap melakukan kerja sama dengan negara manapun, termasuk China dan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas perdamaian, keamanan dan kemakmuran kawasan baik secara bilateral dan multilateral," katanya, di Beijing, Rabu.
Moeldoko dan sejumlah pimpinan TNI melakukan kunjungan resmi lima hari ke China sejak kemarin. China negara pertama yang ditentukan Moeldoko untuk dikunjungi di luar ASEAN, di tengah dinamika klaim seluruhnya ataupun sebagian wilayah Laut China Selatan, oleh China, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Selain itu, China juga punya masalah serupa dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan atas Laut China Timur, dipertegas pemberlakuan ADIZ atas Laut China Timur yang persis bertumpangtindih dengan pemberlakuan serupa oleh Jepang.
Di tengah itu semua, Indonesia berada di tengah-tengah arena dinamika keamanan dan pertahanan kawasan itu. Satu jalur utama perdagangan dan energi dunia juga melalui wilayah kedaulatan Indonesia, di antaranya ketiga ALKI dan Selat Malaka.
Moeldoko menambahkan,"Indonesia juga mitra strategis baik, untuk China maupun Amerika Serikat. Baik China maupun Amerika Serikat melihat dan memperhitungkan Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, yang memiliki pengaruh serta peran besar tidak saja di Asia Tenggara tetapi juga Asia Pasifik."
Indonesia, kata dia, bahkan diibaratkan sebagai "gadis cantik" yang kerap diperebutkan peran dan pengaruhnya terutama China dan Amerika Serikat, guna menyelesaikan persoalan di kawasan ASEAN, dan Asia Pasifik.
Yang bisa Indonesia manfaatkan dari keuntungan strategis itu, Moeldoko mengatakan,"Banyak, karena bagaimana pun China dan Amerika Serikat juga berhitung. Maka kita pun harus berlaku sama, semisal mengembangkan dan memodernisasi alutsista TNI, pendidikan dan latihan untuk peningkatan profesionalisme prajurit dan lainnya."
Moeldoko menambahkan, untuk dapat diperhitungkan lebih oleh China dan AS atau negara manapun, Indonesia harus memegang teguh netralitas yang kuat.
"Kita harus bisa tunjukkan netralitas kita tidak memihak manapun. Selain itu, kita juga harus kuat, solid, apalagi kita negara besar dan memiliki pengaruh di Asia Tenggara yang patut dipertimbangkan."
Dia menegaskan Indonesia harus dapat menciptakan pendekatan kepercayaan strategis, baik dengan China, Amerika Serikat, serta negara lain guna memperkuat posisi tawar Indonesia. "Itu yang penting dan sangat prioritas," tukasnya.
Mengenai kebijakan Amerika Serikat di Asia Pasifik yang dikenal sebagai pasak penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan, Moeldoko mengatakan,"Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang antara kedua kekuatan tersebut."
"Indonesia adalah negara besar di ASEAN dan sebagai pemimpin, karenanya Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang di Laut China Selatan dan Asia Pasifik, yang mampu memiliki komitmen netralitas yang tidak diragukan, kuat serta menggunakan pendekatan kepercayaan strategis itu," kata dia.
"Indonesia, khususnya TNI siap melakukan kerja sama dengan negara manapun, termasuk China dan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas perdamaian, keamanan dan kemakmuran kawasan baik secara bilateral dan multilateral," katanya, di Beijing, Rabu.
Moeldoko dan sejumlah pimpinan TNI melakukan kunjungan resmi lima hari ke China sejak kemarin. China negara pertama yang ditentukan Moeldoko untuk dikunjungi di luar ASEAN, di tengah dinamika klaim seluruhnya ataupun sebagian wilayah Laut China Selatan, oleh China, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Selain itu, China juga punya masalah serupa dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan atas Laut China Timur, dipertegas pemberlakuan ADIZ atas Laut China Timur yang persis bertumpangtindih dengan pemberlakuan serupa oleh Jepang.
Di tengah itu semua, Indonesia berada di tengah-tengah arena dinamika keamanan dan pertahanan kawasan itu. Satu jalur utama perdagangan dan energi dunia juga melalui wilayah kedaulatan Indonesia, di antaranya ketiga ALKI dan Selat Malaka.
Moeldoko menambahkan,"Indonesia juga mitra strategis baik, untuk China maupun Amerika Serikat. Baik China maupun Amerika Serikat melihat dan memperhitungkan Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, yang memiliki pengaruh serta peran besar tidak saja di Asia Tenggara tetapi juga Asia Pasifik."
Indonesia, kata dia, bahkan diibaratkan sebagai "gadis cantik" yang kerap diperebutkan peran dan pengaruhnya terutama China dan Amerika Serikat, guna menyelesaikan persoalan di kawasan ASEAN, dan Asia Pasifik.
Yang bisa Indonesia manfaatkan dari keuntungan strategis itu, Moeldoko mengatakan,"Banyak, karena bagaimana pun China dan Amerika Serikat juga berhitung. Maka kita pun harus berlaku sama, semisal mengembangkan dan memodernisasi alutsista TNI, pendidikan dan latihan untuk peningkatan profesionalisme prajurit dan lainnya."
Moeldoko menambahkan, untuk dapat diperhitungkan lebih oleh China dan AS atau negara manapun, Indonesia harus memegang teguh netralitas yang kuat.
"Kita harus bisa tunjukkan netralitas kita tidak memihak manapun. Selain itu, kita juga harus kuat, solid, apalagi kita negara besar dan memiliki pengaruh di Asia Tenggara yang patut dipertimbangkan."
Dia menegaskan Indonesia harus dapat menciptakan pendekatan kepercayaan strategis, baik dengan China, Amerika Serikat, serta negara lain guna memperkuat posisi tawar Indonesia. "Itu yang penting dan sangat prioritas," tukasnya.
Mengenai kebijakan Amerika Serikat di Asia Pasifik yang dikenal sebagai pasak penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan, Moeldoko mengatakan,"Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang antara kedua kekuatan tersebut."
"Indonesia adalah negara besar di ASEAN dan sebagai pemimpin, karenanya Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang di Laut China Selatan dan Asia Pasifik, yang mampu memiliki komitmen netralitas yang tidak diragukan, kuat serta menggunakan pendekatan kepercayaan strategis itu," kata dia.
Sumber : ANTARA
No comments:
Post a Comment