Dw.de (MI) : Filipina menyerukan kepada Malaysia, Vietnam dan Negara-negara
tetangga lain untuk bergabung mengajukan gugatan hukum atas klaim
teritorial besar-besaran yang dilakukan China di Laut China Selatan.
Jaksa Agung Filipina, Francis Jardeleza, 27/2/2014 mengatakan bahwa
Malaysia, Vietnam dan dua pemerintahan lainnya bisa bergabung dalam
gugatan hukum yang telah diajukan Filipina tahun lalu di hadapan
pengadilan internasional, atau mendaftarkan gugatan sendiri dalam
menyelesaikan konflik terkait klaim teritorial China.
Jardeleza mengatakan satu-satunya kesempatan bagi negara-negara kecil
untuk mempertahankan wilayah mereka melawan superpower Asia itu,
hanyalah dengan cara damai melalui pengadilan.
China, Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan terlibat konflik terkait
klaim wilayah di sepanjang Laut China Selatan. Perselisihan itu secara
berkala meletus ke dalam konfrontasi berbahaya, dan memicu ketegangan
dalam masalah keamanan serta diplomatik.
Konflik terbaru
Sementara itu, dua kapal China yang melakukan latihan kurang dari setahun di sekitar kawasan pulau karang James Shoal telah membuat Malaysia terkejut dan menciptakan pergeseran penting dalam cara negara jiran itu menghadapi konflik Laut China Selatan.
Pulau karang itu terbentang di luat wilayah perairan Malaysia tapi berada di dalam wilayah 200 mil laut zona ekonomi ekslusif.
Insiden Januari lalu, khususnya, telah memicu Malaysia untuk
diam-diam menjalin kerjasama dengan Filipina dan Vietnam, dua negara
tetangganya di Asia Tenggara yang paling keras mengkritik langkah China
di wilayah itu, dalam upaya mengikat Beijing untuk menyepakati kode etik
di wilayah perairan Laut China Selatan, demikian diungkapkan oleh
seorang sumber diplomatik Malaysia.
Kesombongan kapal-kapal Beijing
juga akan mendorong Kuala Lumpur untuk mendekat ke Amerika Serikat,
sekutu terpenting mereka dalam bidang keamanan, sekaligus semakin
memperdalam perpecahan antara Asia Tenggara dengan China dalam konflik
di perairan yang kaya mineral tersebut.
Malaysia secara tradisional bersikap “tiarap” dalam masalah keamanan
ini, karena mereka ingin menjalin hubungan ekonomi yang lebih dekat
dengan China, yang merupakan rekan dagang terbesar mereka.
“Itu adalah sebuah ‘panggilan untuk membangunkan‘ bahwa itu bisa
terjadi pada kami dan itu terjadi…“ kata Tang Siew Mun, ahli kebijakan
luar negeri di Malaysia’s Institute of Strategic and International
Studies, sebuah lembaga kajian yang memberi masukan kepada pemerintah
dalam urusan luar negeri.
“Untuk beberapa lama kami percaya dengan hubungan khusus ini (antara
Malaysia-Cina)… kasus James Shoal telah menunjukkan lagi dan lagi kepada
kami bahwa ketika sudah tiba pada urusan mempertahankan kedaulatan dan
kepentingan nasionalnya (China), maka itu akan menjadi sebuah permainan
yang berbeda.(JKGR).
Sumber : dw.de
No comments:
Post a Comment