.webp)
kapal induk its giuseppe garibaldi Akan dibeli TNI AL
Jakarta (MI) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan arah pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut (AL) saat ini berfokus untuk menjadikan Indonesia sebagai Green Water Navy, sebelum melangkah menuju tahap lebih tinggi yaitu Blue Water Navy.
Pernyataan tersebut disampaikan Laksamana Ali saat berbicara kepada awak media di Jakarta, Jumat (24/10). Ia menjelaskan bahwa TNI AL kini terus memperkuat armada tempur melalui program modernisasi dan pengadaan kapal perang baru, baik buatan dalam negeri maupun dari luar negeri.
“Kita mau dibawa ke mana? Harapannya kita bisa menjadi Green Water Navy dulu sebelum menjadi Blue Water Navy,” ujar Laksamana Ali.
Langkah Nyata Menuju Blue Water Navy
Menurutnya, salah satu langkah strategis yang menunjukkan keseriusan TNI AL menuju Blue Water Navy adalah rencana akuisisi kapal induk dari Italia. Bila rencana tersebut terwujud, kekuatan maritim Indonesia akan semakin meningkat dan mampu beroperasi di lautan lepas dengan jangkauan lebih luas.
“Dengan adanya kapal induk, kita mungkin bisa menjadi Blue Water Navy,” tambahnya.
Namun, Laksamana Ali menegaskan bahwa tujuan utama TNI AL bukanlah untuk memperkuat kekuatan ofensif atau melakukan invasi. Konsep Blue Water Navy yang diinginkan Indonesia lebih mengarah pada diplomasi maritim dan misi kemanusiaan di kawasan regional maupun global.
“Bukan untuk invasi, tetapi untuk melaksanakan kegiatan diplomasi seperti goodwill visit, operasi militer selain perang (OMSP), dan bantuan kemanusiaan. Itu semua sangat bermanfaat,” tegasnya.
Misi Kemanusiaan dan Diplomasi Maritim
Sejalan dengan semangat tersebut, TNI AL telah aktif dalam berbagai misi kemanusiaan internasional. Beberapa di antaranya adalah pengiriman kapal perang untuk membantu negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, serta misi bantuan kesehatan dan sosial ke Mesir guna menolong korban perang di Gaza.
“Itu tujuan kita, kita lebih banyak untuk damai,” ungkap Ali.
KRI Belati-622, Simbol Modernisasi Armada
Sebagai bagian dari program penguatan armada, TNI AL baru-baru ini menerima kapal perang terbaru KRI Belati-622 dari Kementerian Pertahanan. Kapal ini merupakan jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) berukuran 60 meter yang dilengkapi sistem persenjataan modern dan kemampuan tempur canggih.
“Kemampuannya cukup baik dan sudah terintegrasi dengan radar senjata. Sehingga mampu menembak pesawat maupun drone. Kaliber meriamnya 40 milimeter,” jelas KSAL.
KRI Belati-622 juga dilengkapi Combat Management System (CMS) canggih, rudal Roketsan Atmaca buatan Turki, meriam Leonardo Marlin 40 RC kaliber 40 mm, serta meriam tambahan kaliber 20 mm. Kapal dengan awak 62 prajurit ini dapat melaju hingga 30 knot, menjadikannya salah satu kapal cepat dengan daya gempur tinggi di jajaran armada TNI AL.
Kesimpulan
Langkah-langkah modernisasi yang dilakukan TNI AL menunjukkan tekad kuat Indonesia untuk memperkuat kemandirian dan kemampuan maritimnya. Dengan visi menuju Blue Water Navy, Indonesia tidak hanya ingin memperkuat pertahanan laut, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan melalui diplomasi serta misi kemanusiaan.

No comments:
Post a Comment