Monday, February 17, 2014

Dugaan penyadapan baru, Menlu kecam Australia


Jakarta (MI) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengungkapkan kekecewaannya kepada Australia terkait dugaan penyadapan terhadap sengketa dagang AS-Indonesia yang baru diungkap sebuah media AS akhir pekan lalu.
Menurut Marty tindakan Australia, sebagaimana dilaporkan dalam tulisan the New York Times itu, tidak sesuai dengan semangat hubungan kemintraan.
Pernyataan ini disampaikan Marty menjawab pertanyaan wartawan saat memberikan keterangan pers bersama sejawatnya, Menlu John Kerry dari AS di Jakarta.
"Bagaimana sengketa perdagangan Indonesia dan Amerika soal udang bisa berdampak langsung atau tidak langsung bagi keamanan Australia? Mereka bisa (melakukan itu) tetapi bukan berarti mereka harus (menyadap)," kata Marty keras.
"Kita harus saling mendengar, bukan menguping. Tapi ini yang kita lihat: bahwa negara tetangga akrab kita memilih untuk menguping."

Harian the New York Times - mengutip dokumen yang dibocorkan mantan karyawan kontrak lembaga Kemanana Nasional AS (NSA) Edward J Snowden - menulis bahwa Klik Australia didukung oleh NSA menyadap sebuah firma hukum Amerika yang mewakili Indonesia dalam sengketa dagang dengan AS.
Sengketa tersebut terkait dengan tembakau, rokok, dan udang.

Memperkeruh hubungan

Insiden penyadapan ini juga dinilai semakin memperkeruh hubungan Indonesia dan Australia.
"Beberapa bulan lalu hubungan kita sangat baik sekali, mungkin hubungan terdekat yang pernah terjadi, tetapi dalam waktu sekejap hal itu berubah," kata Marty.

"Australia intinya harus mengambil keputusan, apakah Indonesia dianggap sebagai sahabat atau musuh."
Dia mengatakan, selama ini keruhnya hubungan dua negara selalu disebabkan oleh pihak Australia, seperti masalah penyadapan, kebijakan Klik pengembalian kapal pencari suaka, dan Klik pengiriman kapal sekoci.
"Saya dengar sudah delapan minggu tidak ada kedatangan pencari suaka ke Australia, selamat untuk mereka, jika itu (terjadi) patut dirayakan. Tetapi lihat konsekuensinya, hubungan bilateral menjadi terganggu."
Dia menegaskan upaya apapun untuk kembali memulihkan hubungan dua negara harus dilandasi dengan niat baik dari dua belah pihak.





Sumber : BBC

2 comments:

  1. Australia intinya harus mengambil keputusan, apakah Indonesia dianggap sebagai sahabat atau musuh.
    kenapa ga langsung saja indonesia yg memutuskan bahwa australia di anggap musuh

    ReplyDelete
  2. Diplomasi membutuh kan kepakaran dlm berbicara

    ReplyDelete