Saturday, February 22, 2014

Wujudkan Roket Anak Negeri RX-550, Lapan Gandeng Ukraina

RX550 LAPAN

Jakarta (MI) : Indonesia punya ambisi besar dalam bidang antariksa: bisa membawa satelit buatan sendiri ke luar angkasa dengan menggunakan roket karya anak negeri. Tak lagi harus 'digendong' wahana peluncur satelit milik asing yang menuntut bayaran mahal.

Untuk itulah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus mengembangkan teknologi roket. Jika ini berhasil dikuasai, ke depan, bukan tak mungkin Indonesia mampu membuat peluru kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional.
Lebih dari itu, Indonesia akan bisa menyejajarkan diri dengan negara lain yang sudah lebih dulu menembus belantara angkasa: Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Jepang, China, Korea Selatan, bahkan India -- negara berkembang yang baru-baru ini meluncurkan satelit Mars Orbiter Mission (MOM) ke Planet Merah. 

Lapan terus mengembangkan roket RX-550, yang memiliki diameter 550 mm -- setelah keberhasilan uji coba sejumlah roket dengan ukuran lebih kecil, termasuk RX-420 dan RX-320.
Namun, membangun sendiri teknologi roket peluncur satelit dari nol, bukan perkara gampang. RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis karena berbagai kendala yang muncul belum terselesaikan.
Apapun, Lapan tetap optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 -- setelah sebelumnya mengalami kendala pada tabung motor dan nosel. 

Tahun ini LAPAN menjadwalkan kembali uji statis roket RX-550. "Tabung sudah diubah, produksi tabung motor tahun ini. Kita jadwalkan kembali tahun ini untuk uji statisnya," kata Rika Andiarti, Kapusroket Lapan kepada Liputan6.com.
Kali ini Lapan menggandeng Ukraina dalam pengembangan nosel roket termasuk di dalamnya kesepakatan untuk proses alih teknologi. 

"Kita telah kerjasama dengan ukraina sejak tahun 2012. Untuk desaiRX-550 terbaru murni dari kita, Ukraina membantu dalam pengembangan lainnya. Untuk uji statis direncanakan pada semester 2. Sementara kita gunakan roket lebih kecil seperti RX-250, 320 atau 420," tutur wanita berjilbab itu.

Ambisi Besar Berdana Minim 

Selain masalah teknis, kendala lain yang dihadapi Lapan adalah anggaran yang minim. Mimpi dan ambisi besar -- membuat roket yang diharapkan bisa membantu program peluncuran roket pengorbit satelit (RPS) atau menjadi roket pertahanan -- dilakukan dengan dana seadanya.
Program riset, Research and Development (R&D) pun menggunakan fasilitas dan alat seadanya. "Dari anggaran belum maksimal untuk R&D-nya mas. Banyak alat-alat yan harus diganti, tapi tetap digunakan. Ada beberapa peralatan yang
harganya cukup mahal. Syukurlah kita banyak belajar dengan alat-alat yang lengkap di Ukraina," imbuh Rika.

RX-550 adalah roket berdiameter 550 m dengan panjang 6 meter dan merupakan penyempurnaan dari beberapa roket Lapan sebelumnya yaitu RX-420. Roket ini dapat berfungsi sebagai roket pendorong (boster) utama roket pengorbit satelit.
Roket RX-550 berbahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene (HPTB) ini berdaya jangkau diatas 200 km dan ketinggian terbang bisa mencapai 150 km.

Dana yang dikeluarkan untuk proyek pembangunan roket RX-550 ini adalah sebesar Rp5 miliar.
"Apakah akan digunakan untuk pertahanan negara atau pengorbit satelit, kita belum tahu. Karena fokus kita untuk keberhasilan roket karya anak bangsa ini," tutup Rika.
Sebelumnya pada 29 September 2012 silam Lapan melakukan uji statis roket RX-550 di yang dilakukan di stasiun pengamatan Dirgantara Lapan, Pameungpeuk, Garut mengalami masalah. Masalah terjadi pada
desain struktur nosel yang tidak kuat menahan tingginya suhu pembakaran yang berakibat lepasnya material nosel roket sebelum pembakaran propelan.
Lapan pun langsung melakukan evaluasi dengan mengubah desain struktur nosel roket. 



Sumber :  Liputan6

3 comments:

  1. mudah2 segera ada suntikan dana, dan mudah2an dananya digunakan dengan baik dan benar

    ReplyDelete
  2. Lapan tercinta ibarat seorang pemandu sudah di jalan yg pas dan terancana secara matang , kerja sama dengan negara pecahan ussr jellas patut di acungi jempol , kita tahu ukraina saman uni soviet jadi lumbung pembuatan rudal balistic .
    Soal dana lapan gak usah kuatir pasti di bantulah ...lapan tidak sendiri ada ratusan juta rakyat kita siap pasang badan demi maju nya nkri menuju negara maju di bidang industri .

    ReplyDelete
  3. dikhawatirkan ada unsur kesengejaan kenapa dana untuk R&D pembuatan roket hanya 3 M bandingkan anggaran pertahanan yang lain. padahal penguasaan suatu negara tentang tekhnologi roket, rudal dan pengindenjadieraan jarak jauh selama ini menjadi acuan kemajuan setiap negara. Negara indonesia banyak orang cerdas tapi selalu minim dana untuk R&D dan kurangnya penghargaan bagi peniliti yang menemukan temuan baru maka jangan kaget kalo peniliti kita lebih memilih berdikari di negeri orang karena lebih merasa dihargai. nasionalisme itu bicara tentang kemandirian bangsa bagaimana bisa mandiri kalau lembaga penilitian di ndonesia masih belum maju dan massif

    ReplyDelete