Jakarta (MI) : Mimpi bisa membuat pesawat
tempur sendiri dengan kemampuan canggih merupakan kebanggaan bagi tiap
negara. Bila terealisasi, hal itu sekaligus menjadi tanda peningkatan
penguasaan teknologi dan peradaban sebuah bangsa dan negara.
Tak terkecuali bagi Indonesia. Indonesia sudah memiliki pondasi industri dirgantara dengan bukti PT Dirgantara Indonesia. Meski begitu, membuat pesawat tempur tampaknya masih angan-angan.
Tahun lalu perusahaan dirgantara Korea Selatan, Korea Aerospace Industries, meneken perjanjian dengan Pemerintah Indonesia guna membangun pesawat tempur prototipe dengan kode KFX-IFX (Korean Fighter Xperiment-Indonesia Fighter Xperiment).
Menurut Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerja sama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, jika tak ada halangan purwa rupa jet tempur kolaborasi dua negara itu bakal selesai dalam satu dekade.
"Program KFX-IFX perlu 10 tahun. Makanya perlu kerangka kerja sama utuh," kata Zilmi dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).
Kendati demikian, pertengahan 2013 lalu, program tu sempat terhenti. Sebabnya adalah parlemen Korea Selatan berpikir ulang buat menggelontorkan uang dalam jumlah besar buat membangun pesawat tempur itu.
Memang logis jika Korea Selatan ragu dengan keberhasilan program itu. Sebab, menurut Zilmi, Indonesia hanya menyumbang modal 20 persen. Kendati demikian, dia optimis dengan proyek KFX-IFX akan berhasil dan bisa terjadi alih teknologi.
Tak terkecuali bagi Indonesia. Indonesia sudah memiliki pondasi industri dirgantara dengan bukti PT Dirgantara Indonesia. Meski begitu, membuat pesawat tempur tampaknya masih angan-angan.
Tahun lalu perusahaan dirgantara Korea Selatan, Korea Aerospace Industries, meneken perjanjian dengan Pemerintah Indonesia guna membangun pesawat tempur prototipe dengan kode KFX-IFX (Korean Fighter Xperiment-Indonesia Fighter Xperiment).
Menurut Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerja sama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, jika tak ada halangan purwa rupa jet tempur kolaborasi dua negara itu bakal selesai dalam satu dekade.
"Program KFX-IFX perlu 10 tahun. Makanya perlu kerangka kerja sama utuh," kata Zilmi dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).
Kendati demikian, pertengahan 2013 lalu, program tu sempat terhenti. Sebabnya adalah parlemen Korea Selatan berpikir ulang buat menggelontorkan uang dalam jumlah besar buat membangun pesawat tempur itu.
Memang logis jika Korea Selatan ragu dengan keberhasilan program itu. Sebab, menurut Zilmi, Indonesia hanya menyumbang modal 20 persen. Kendati demikian, dia optimis dengan proyek KFX-IFX akan berhasil dan bisa terjadi alih teknologi.
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment