Jakarta (MI) : Dalam mengembangkan pesawat R80 yang
merupakan rancangan mantan Menristek BJ Habibie, PT Dirgantara Indonesia
(PTDI) siap menjadi pihak kontraktor. Dalam persiapan mengembangkan
pesawat R80, Habibie melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI) bekerja sama
dengan PTDI.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI
Andi Alisyahbana mengatakan fase pertama proyek ini adalah tahap
konfigurasi, di mana akan dipastikan soal jumlah penumpang karena
menyangkut segmen pasar.
“Pertama konfigurasi, yaitu menentukan
jumlah penumpang, apakah sayap mau atas bawah. Rasanya akan menuju 80
penumpang,” katanya dilansir detik.com.
Menurut Andi, pesawat R80 belum memiliki
pesaing dari sisi pasar lantaran tidak ada produsen pesawat di dunia
yang bermain pada kelas 80 penumpang. “Kalau ATR juga kapasitasnya
tidak sampai 80 orang. Kita masuk di pasar yang belum ada pemainnya,”
terangnya.
Selanjutnya, pada fase kedua PTDI dan PT
RAI akan masuk ke tahap desain awal di mana ditargetkan, prosesnya
dimulai tahun 2015. “Habis itu, preliminary design, bentuknya nanti mau
gimana. Itu Insya Allah kita mulai tahun depan, karena ini tergantung
dana,” jelasnya.
Andi menyebut, tahapan terakhir adalah
PTDI dan PT RAI akan memasuki fase terberat yaitu detail design. Fase
ini nantinya akan masuki tahap pembuatan purwarupa (prototype) hingga
sertifikasi pesawat.
Pesawat N250 menurutnya telah berwujud
prototype namun belum mengantongi sertifikasi kelaikan terbang dari
lembaga internasional. “Paling berat nanti detail design, nanti membuat
prototype,” jelasnya.
Harapannya pesawat baling-baling bermesin
turboprop ini bisa dijual ke publik mulai tahun 2020. Namun syaratnya
proses pembiayaan pengembangan pesawat ini berjalan lancar.
“Kalau nanti R80 jadi, yang penting
pendanaan, kalau PTDI siap semuanya. Kalau dengan RAI berarti dari
swasta, mereka pemilik program, kami sebagai kontraktor saja,” jelasnya.
Sumber : Indo-aviation
No comments:
Post a Comment