Situbondo (MI) : Menjelang hari H latihan gabungan, seluruh
satuan TNI memperkuat kesiapan tempurnya masing-masing. Tak hanya
kesiapan personel, alat perang juga hampir seluruhnya telah tiba di
medan tempur di kawasan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Salah satu satuan dari TNI AD, Kostrad Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) 1. Prajurit Arhanudri melakukan latihan tembak dengan menggunakan meriam berkaliber 23 mm. Meriam merk Giant Bow ini berkecepatan tembak 970 meter per detik dengan jarak jangkau efektif 2,5 km.
Pantauan di lokasi, sebanyak 3 unit meriam merk Giant Bow disiagakan di medan tempur. Masing-masing meriam diawaki 7 personel.
"Mereka adalah pengemudi, komandan regu, penembak dan pelayan amunisi," kata Komandan Pleton (Danton) II Baterai Meriam B, Letda Arh Angga Trisna Nugraha di Karang Teko, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).
Para personel tersebut tampak sibuk menyiapkan amunisi ke dalam meriam. Amunisi diletakkan di sebuah kotak bernama magesan di sisi kanan dan kiri meriam. Masing-masing magesan berisi 50 butir peluru.
"Meriam ini terdiri dari 2 mesin penembak dan 2 laras dengan kecepatan keluar munisi 250 butir per menit," ujarnya.
Mereka menggunakan pesawat rakitan sebagai sasaran tembak. Pesawat tersebut diterbangkan dari lokasi yang sama dengan lokasi meriam buatan Tiongkok itu berada.
Salah satu satuan dari TNI AD, Kostrad Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) 1. Prajurit Arhanudri melakukan latihan tembak dengan menggunakan meriam berkaliber 23 mm. Meriam merk Giant Bow ini berkecepatan tembak 970 meter per detik dengan jarak jangkau efektif 2,5 km.
Pantauan di lokasi, sebanyak 3 unit meriam merk Giant Bow disiagakan di medan tempur. Masing-masing meriam diawaki 7 personel.
"Mereka adalah pengemudi, komandan regu, penembak dan pelayan amunisi," kata Komandan Pleton (Danton) II Baterai Meriam B, Letda Arh Angga Trisna Nugraha di Karang Teko, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).
Para personel tersebut tampak sibuk menyiapkan amunisi ke dalam meriam. Amunisi diletakkan di sebuah kotak bernama magesan di sisi kanan dan kiri meriam. Masing-masing magesan berisi 50 butir peluru.
"Meriam ini terdiri dari 2 mesin penembak dan 2 laras dengan kecepatan keluar munisi 250 butir per menit," ujarnya.
Mereka menggunakan pesawat rakitan sebagai sasaran tembak. Pesawat tersebut diterbangkan dari lokasi yang sama dengan lokasi meriam buatan Tiongkok itu berada.
Meriam yang datang ke Indonesia tahun 2003 ini unggul dalam hal menembak
sasaran udara bergerak, khususnya heli. Senjata ini menyebar sehingga
sasaran lebih banyak.
"Tank juga bisa tembus, tapi sasaran kita adalah sasaran udara. Tingkat presisinya 90 persen mengenai sasaran," tutur Angga.
Begitu pesawat diterbangkan, bidikan meriam langsung diarahkan ke pesawat. Meriam terus mengintai arah pergerakan pesawat. Tak lama, sekitar 5 menit pesawat berputar, penembak menarik pelatuk meriam lalu terdengar bunyi 'door' yang sangat kencang memekakkan telinga.
"Yaaa," spontan para personel berteriak.
Sasaran berhasil dilumpuhkan. Setelah berkoordinasi sebentar, mereka bersorak-sorai merayakan keberhasilan tersebut. Sebagai Danton, Angga memimpin anak buahnya menyanyikan yel-yel dengan penuh semangat.
"Ini tim terbaik yang pernah saya pimpin. Rekor hanya 30 butir munisi untuk melumpuhkan sasaran," katanya berapi-api.
Beberapa personel kemudian mencari pesawat yang tertembak itu untuk melihat detail kerusakan sekaligus evaluasi. Rupanya pesawat itu telah hancur berkeping-keping.
"Tank juga bisa tembus, tapi sasaran kita adalah sasaran udara. Tingkat presisinya 90 persen mengenai sasaran," tutur Angga.
Begitu pesawat diterbangkan, bidikan meriam langsung diarahkan ke pesawat. Meriam terus mengintai arah pergerakan pesawat. Tak lama, sekitar 5 menit pesawat berputar, penembak menarik pelatuk meriam lalu terdengar bunyi 'door' yang sangat kencang memekakkan telinga.
"Yaaa," spontan para personel berteriak.
Sasaran berhasil dilumpuhkan. Setelah berkoordinasi sebentar, mereka bersorak-sorai merayakan keberhasilan tersebut. Sebagai Danton, Angga memimpin anak buahnya menyanyikan yel-yel dengan penuh semangat.
"Ini tim terbaik yang pernah saya pimpin. Rekor hanya 30 butir munisi untuk melumpuhkan sasaran," katanya berapi-api.
Beberapa personel kemudian mencari pesawat yang tertembak itu untuk melihat detail kerusakan sekaligus evaluasi. Rupanya pesawat itu telah hancur berkeping-keping.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment