SURABAYA (MI) : PT PAL Indonesia (Persero)
kembali meluncurkan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter yang kedua,
sekaligus menyerahkan KCR-60 yang pertama kepada TNI Angkatan Laut, Rabu
28 Mei 2014.
Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin
mengatakan dua dari tiga kapal pesanan Kementerian Pertahanan tersebut
dikerjakan dengan tepat waktu sesuai perencanaan.
"Setelah
peluncuran ini, rencananya KCR-60 yang kedua akan diserahterimakan pada
Juli 2014, sedangkan KCR-60 yang ketiga rencananya pada September 2014,"
katanya kepada Bisnis, Senin (26/5/2014).
Firmansyah mengatakan
kapal berkapasitas 55 orang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
persenjataan yang ada sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2012
tentang Industri Pertahanan.
"Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia punya 9 pintu melewati wilayah laut, untuk itu diperlukan kapal perang," ujarnya.
Dia
menjelaskan KCR-60 pertama bernama KRI Sampari itu telah melalui proses
pengujian dari para ahli dan teknisi sesuai standar yang
dipersyaratkan. Pengukuhan penyerahan KCR-60 yang pertama ini diresmikan
oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
"Kami juga berencana
mengikutkan kapal KCR ini dalam pameran ADAS 2014 a Defence Manila, di
Filipina pada 16-18 Juli 2014. Melalui pameran, kami berharap ke depan
ada order KCR lagi," imbuhnya.
Adapun KCR-60 meter memiliki fungsi
sebagai kapal patroli dengan kemampuan melumpuhkan sasaran di atas
permukaan laut maupun udara. Selain itu memiliki kemampuan dalam
pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious raid, dan lawan infiltrasi.
Kapal tersebut dirancang untuk bisa dipasangi senjata meriam hingga
kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di bagian
belakang kapal.
Dalam pengerjaan 3 proyek kapal perang senilai
Rp375 miliar, PAL Indonesia konsisten menggunakan bahan baku dalam
negeri sebanyak 35% sesuai regulasi pemerintah, sedangkan 65% impor dari
Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen impor seperti
persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam
negeri sehingga masih memerlukan komponen asing.
"Perlahan kami
terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa
komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak
bangsa," tuturnya.
Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi
43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 57 meter, serta kapal
Perusak Kawal Rudal (PKR) 105. Saat ini, PAL Indonesia juga tengah
menyiapkan fasilitas atau sarana pembangunan untuk pembuatan kapal selam.
No comments:
Post a Comment