Jakarta (MI) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan ambisinya memproduksi pesawat perintis N219. Pesawat jenis ini merupakan cikal bakal transportasi udara di daerah terpencil Indonesia.
Untuk merealisasikannya, LAPAN rela menggelontorkan anggaran Rp 400
miliar. "Tahun ini Rp 310 miliar, tahun depan Rp 90 miliar. PTDI
investasi ke alat untuk perakitan," jelas Kepala Program Pesawat Terbang
LAPAN, Agus Aribowo saat diskusi Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE)
di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Agus mengklaim, diproduksinya pesawat N219 sebagai sejarah baru kebangkitan industri kedirgantaraan nasional.
"Kami (LAPAN dan PT DI) ingin mengembangkan purwarupa atau prototype
hingga sertifikasi pesawat penumpang baling-baling dan bermesin ganda
berkapasitas 19 orang," jelasnya.
Agus menceritakan pesawat pendahulunya yakni N250 tidak sempat
memasuki tahap sertifikasi lantaran terimbas dampak krisis ekonomi 1998.
"Waktu itu program diminta dihentikan oleh IMF (International Monetary Fund)," paparnya.
Penghentian program pesawat N250 sekitar 16 tahun lalu sangat
disayangkan LAPAN. Sebab, saat itu N250 mampu menyedot perhatian dunia
setelah purwarupanya sukses terbang perdana pada Agustus 1995. Kini N250
hanya menjadi besi tua di apron atau parkir pesawat milik PTDI.
Di tempat yang sama, Program Manager N219 PT. DI Budi Sampurno membeberkan keunggulan pesawat N219.
"Dari segi harga, N219 termasuk murah tanpa mengesampingkan kualitasnya," ucap Budi.
"N219 juga didesain senyaman mungkin dengan tinggi kabin 170 cm. Untuk bagasinya mampu mengangkut 2.313 kilo," tambahnya.
Selain itu, sistem pengoperasian N219 juga dirancang lebih mudah
dengan single pilot. "Lebih mudah dioperasikan dan aman," ujarnya.
Pesawat jenis ini juga mampu memprediksi ketebalan awan. Dengan
begitu bisa menjadi antisipasi kecelakaan dalam penerbangan yang
disebabkan kondisi buruknya cuaca.
"Weather radar saat pesawat akan menembus awan, dia sudah bisa
memperhitungkan ketebalan awan berapa. Selain itu, untuk menghindari
accident, N219 juga dilengkapi suatu radar yang bisa memberikan inputan
data kalau ada gunung dari jarak jauh. Jadi bisa kasih warning,"
tandasnya.
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment