SURABAYA (MI) : Jelang latihan gabungan
(latgab) TNI 2014, Pangkalan Udara TNI AU Surabaya menjadi bagian dari
titik Komando Operasi TNI AU II wilayah timur.
Bersama Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Lanud TNI AU menjadi titik singgah pesawat-pesawat tempur yang menjadi peserta latihan.
Kehadiran pesawat tempur TNI AU inipun dimanfaatkan untuk mengundang para pelajar Pendidikan Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD, Jumat (30/5) dan Sabtu (31/5).
Mereka mendapatkan kesempatan untuk melihat, mendekat dan mengenal pesawat tempur yang terparkir rapi di hanggar skuadron 600 Lanudal Juanda.
"Ini pesawat tempur TNI AU Golden Eagle T50i buatan Korea Selatan yang baru dan memiliki fungsi penyerangan jarak dekat," jelas Kolonel Pnb Mujianto, Komandan Lanud TNI AU Surabaya.
Selain itu juga pesawat tempur strategis F-5 yang datangkan dari Skadron Tempur Lanud Iswahjudi Magetan.
Heli Sar dan Tempur (Sarpur), Sukhoi, F-16, dan lainnya.
"Lanudal Juanda menjadi base ops bersama udara, sehingga banyak pesawat tempur yang take off dan landing disini. Mereka juga isi fuel (bahan bakar) disini," lanjut Kolonel Mujianto.
Sementara anak-anak yang datang, terlihat antusias. Didampingi guru sekolah masing-masing, mereka terlihat mengelus dan bertanya tentang keberadaan pesawat tempur ini.
"Apa beda pesawat ini sama pesawat itu," tunjuk Nugraha pada pesawat tempur kemudian pada pesawat komersil yang landing dan take off di belakang pesawat tempur yang parkir.
Siswa kelas B TK itu mengaku sudah pernah naik pesawat komersil yang tubuhnya besar. Sementara pesawat tempur tubuhnya kecil.
Seorang petugas dari Lanud TNI AU Surabaya pun menceritakan tentang perbedaan itu.
"Kalau pesawat besar itu adalah pesawat penumpang seperti kalian bisa naik. Kalau pesawat tempur ini, hanya dua orang yang naik, yaitu pilot dan co-pilotnya. Tubuhnya kecil, karena lebih banyak bawa senjata untuk bertempur," jelas sang petugas.
Para pelajar itupun semakin antusias dan menikmati kunjungan itu. Mereka juga foto bersama pesawat serta awak pesawat yang gagah-gagah.
Kolonel (Pnb) Mujianto sendiri menambahkan bila kegiatan pamekan ke anak-anak ini merupakan bagian dari tumbuh kembangkan cinta dirgantara sejak dini.
"Biar mereka tahu pesawat dari dekat. Ke depan tidak menutup kemungkinan kami ajak anak-anak untuk terbang bersama, joy flight menggunakan pesawat TNI AU," lanjutnya.
Apalagi pesawat-pesawat tempur TNI AU ini merupakan bagian dari bangsa Indonesia.
Dibeli dari uang rakyat, sehingga perlu diperlihatkan kepada khalayak sebagai kebanggaan atas kemajuan alutsista pertahanan Indonesia.
Selain ditunjukkan pada pesawat tempur yang singgah di hanggar Lanudal Juanda, dalam acara itu, anak-anak juga mendapat pengetahuan tentang pesawat secara sederhana dengan membuat ketrampilan tangan dari kertas atau origami bentuk pesawat.
Kemudian mengenalkan aeromodelling dengan menampilkan pesawat mini yang terbang di halaman mako baru lanud TNI AU yang ada di Juanda.
Bersama Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Lanud TNI AU menjadi titik singgah pesawat-pesawat tempur yang menjadi peserta latihan.
Kehadiran pesawat tempur TNI AU inipun dimanfaatkan untuk mengundang para pelajar Pendidikan Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD, Jumat (30/5) dan Sabtu (31/5).
Mereka mendapatkan kesempatan untuk melihat, mendekat dan mengenal pesawat tempur yang terparkir rapi di hanggar skuadron 600 Lanudal Juanda.
"Ini pesawat tempur TNI AU Golden Eagle T50i buatan Korea Selatan yang baru dan memiliki fungsi penyerangan jarak dekat," jelas Kolonel Pnb Mujianto, Komandan Lanud TNI AU Surabaya.
Selain itu juga pesawat tempur strategis F-5 yang datangkan dari Skadron Tempur Lanud Iswahjudi Magetan.
Heli Sar dan Tempur (Sarpur), Sukhoi, F-16, dan lainnya.
"Lanudal Juanda menjadi base ops bersama udara, sehingga banyak pesawat tempur yang take off dan landing disini. Mereka juga isi fuel (bahan bakar) disini," lanjut Kolonel Mujianto.
Sementara anak-anak yang datang, terlihat antusias. Didampingi guru sekolah masing-masing, mereka terlihat mengelus dan bertanya tentang keberadaan pesawat tempur ini.
"Apa beda pesawat ini sama pesawat itu," tunjuk Nugraha pada pesawat tempur kemudian pada pesawat komersil yang landing dan take off di belakang pesawat tempur yang parkir.
Siswa kelas B TK itu mengaku sudah pernah naik pesawat komersil yang tubuhnya besar. Sementara pesawat tempur tubuhnya kecil.
Seorang petugas dari Lanud TNI AU Surabaya pun menceritakan tentang perbedaan itu.
"Kalau pesawat besar itu adalah pesawat penumpang seperti kalian bisa naik. Kalau pesawat tempur ini, hanya dua orang yang naik, yaitu pilot dan co-pilotnya. Tubuhnya kecil, karena lebih banyak bawa senjata untuk bertempur," jelas sang petugas.
Para pelajar itupun semakin antusias dan menikmati kunjungan itu. Mereka juga foto bersama pesawat serta awak pesawat yang gagah-gagah.
Kolonel (Pnb) Mujianto sendiri menambahkan bila kegiatan pamekan ke anak-anak ini merupakan bagian dari tumbuh kembangkan cinta dirgantara sejak dini.
"Biar mereka tahu pesawat dari dekat. Ke depan tidak menutup kemungkinan kami ajak anak-anak untuk terbang bersama, joy flight menggunakan pesawat TNI AU," lanjutnya.
Apalagi pesawat-pesawat tempur TNI AU ini merupakan bagian dari bangsa Indonesia.
Dibeli dari uang rakyat, sehingga perlu diperlihatkan kepada khalayak sebagai kebanggaan atas kemajuan alutsista pertahanan Indonesia.
Selain ditunjukkan pada pesawat tempur yang singgah di hanggar Lanudal Juanda, dalam acara itu, anak-anak juga mendapat pengetahuan tentang pesawat secara sederhana dengan membuat ketrampilan tangan dari kertas atau origami bentuk pesawat.
Kemudian mengenalkan aeromodelling dengan menampilkan pesawat mini yang terbang di halaman mako baru lanud TNI AU yang ada di Juanda.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment