Monday, May 26, 2014

4 Aksi tegas TNI saat mercusuar Malaysia ganggu kedaulatan RI



Merdeka (MI) : Pemerintah Malaysia diduga telah melakukan aktivitas pembangunan mercusuar di kawasan perairan Indonesia. Tepatnya titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat.

Pembangunan ini diketahui oleh petugas navigasi perhubungan laut. Mereka memergoki kapal-kapal Malaysia yang akan menuju perairan di mana mercusuar akan dibangun.

Kemungkinan, pembangunan mercusuar tersebut telah melanggar batas wilayah Indonesia. Hingga saat ini, Malaysia dan Indonesia belum menyepakati wilayah perbatasan negara untuk kawasan perairan di wilayah tersebut.

TNI langsung bertindak tegas. Tak cuma dengan kekuatan militer, Panglima TNI Jendral Moeldoko juga akan segera membuat surat kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa . Hal ini digunakan sebagai bentuk protes terhadap Malaysia. TNI tak mau ada lagi pulau terluar yang jatuh ke tangan negara asing.

Berikut aksi TNI saat Malaysia berani langgar kedaulatan.

1.
Langsung usir pembuat mercusuar

 4 Aksi tegas TNI saat mercusuar Malaysia ganggu kedaulatan RI

TNI Angkatan Laut telah menghentikan aktivitas pembangunan mercusuar yang dilakukan Malaysia di wilayah perairan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat. Sebab hingga kini belum ada kesepakatan Indonesia dan Malaysia tentang kepemilikan daerah itu.

"Perkembangan terakhir kita sudah berupaya langsung cek ke sana. Kita usir," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir kepada merdeka.com, Rabu (21/5).

Menurut dia, pihak TNI AL langsung mengirimkan satu unit KRI Sutedi Sena Putra-378 beserta satu pesawat patroli maritim Casa Umar 621. Para pekerja Malaysia yang masih berada di sana sudah diminta untuk pergi dan menghentikan pembangunan mercusuar tersebut sampai ada kejelasan yang pasti dari Indonesia dan Malaysia.

"Sudah kami berhentikan dan kami usir. Namun sampai sekarang kapal dan pesawat masih berada di lokasi untuk terus memantau. Selama belum ada keputusan dua negara, seharusnya tidak ada kegiatan apapun di sana," ujarnya.


2.
Kirim kapal perang ke lokasi

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan masalah pembangunan mercusuar di wilayah perairan Tanjung Datuk akan terus dipantau. TNI pun mengirim kapal perang ke lokasi sengketa tersebut.

"Kapal yang saat ini sedang operasi di Natuna sedang kita geser satu kapal tempur untuk lihat situasi. Kalau masuk wilayah abu-abu akan kita protes, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko.

TNI AL mengerahkan satu kapal perang kelas korvet, KRI 877 Sutedi Senoputra. Kapal dengan meriam dan torpedo ini juga mengangkut tim Hidros TNI AL untuk melakukan survei di lokasi.

Selain itu sebuah pesawat intai amfibi milik TNI AL Casa U 621 juga terus memonitor lokasi.


3.
Ancam kibarkan merah putih di mercusuar

 


Jenderal Moeldoko juga mengancam akan mendirikan bendera Indonesia di setiap bangunan yang didirikan Malaysia di kawasan Tanjung Datok. Mereka meminta Malaysia tak macam-macam di area yang masih abu-abu

Moeldoko menambahkan, dalam waktu dekat ini Pemerintah akan menggelar pertemuan dengan pihak Malaysia.

"Besok kita lakukan pertemuan dengan pihak Malaysia. Dari TNI, Kemenhan dan Kemlu akan pertemuan dengan Malaysia. Pertemuan tersebut di pimpin oleh Kemlu di Jakarta membahas kesepakatan baru, kalau Grey Area jangan macam-macam," tegasnya.

"Bangunan yang sudah ada kalau nanti masuk wilayah Indonesia saya akan mendirikan bendera di sana, tidak akan saya bongkar," ujarnya.


4.
Akan tambah kekuatan di Tanjung Datok
4 Aksi tegas TNI saat mercusuar Malaysia ganggu kedaulatan RI 

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan segera bertemu dengan gubernur dan bupati Kalimantan Barat (Kalbar), beserta seluruh unit TNI di sana, untuk menambah sejumlah kekuatan di wilayah Tanjung Datok.

"Ini Tanjung Datok selalu menjadi perhatian, ribut melulu. Ini sedang kita lakukan evaluasi membangun sejumlah kekuatan di sana," kata Moeldoko.

Moeldoko menjelaskan selain pangkalan TNI AL, penambahan kekuatan personel TNI AD juga dirasa penting di sekitar pulau-pulau terluar.

"Kita bangun pangkalan, infantri juga di sana. Tanggal 28 saya undang gubernur Kalbar, bupati seluruh unsur TNI di sana untuk merumuskan kekuatan yang kita gelar di sana," lanjut Moeldoko.







Sumber : Merdeka

2 comments:

  1. MERDEKA,PERTAHANKAN SETIAP JENGKAL TANAH INDONESIA DA AMBIL KEMBALI SIPADAN DAN LIGITAN YANG LEPAS KARENA KETIDAK BECUSAN NEGARA MENJAGANYA......

    ReplyDelete
  2. MAKANYA TNI HARUS KUAT, JADILAH NEGARA YANG KUAT SECARA MILITER DAN EKONOMI. EKONOMI KUAT MILITER LEMAH AKAN MUDAH NEGARA LAIN MENDIKTE NEGARA INDONESIA DAN MENCURI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA. INDONESIA HARUS SEJAJAR DENGAN AMERIKA, RUSIA, CINA, JEPANG DAN EROPA. JANGAN MAU JADI KACUNG ATAU BUDAK AMERIKA DAN EROPA.

    ReplyDelete