Tuesday, May 28, 2013

“Reinkarnasi” Kapal Selam TNI-AL




Kompasiana (MI) : Modernisasi Alutsista TNI di umpamakan layaknya seperti “gadis yang tengah diperebutkan  oleh banyak pemuda”. Perumpamaan ini terkait atas begitu banyaknya negara yang ingin menawarkan kerjasama pertahanan maupun latihan militer. Mulai dari Korea selatan yang melakukan ToT dan Hibah Alutsista, begitu pula Cina yang juga melakukan ToT, Rusia yang memberikan State Credit, AS yang memberikan hibah Alutsista, Pakistan dan Inggris yang datang menawarkan Alutsista canggihnya, Turki yang ingin megajak kerjasama membagun industri Pertahanan,hingga yang terakhir dan terbaru , dari Korea Utara,akan menawarkan kemitraan untuk membangun kapal selam mini. Hal ini terkait pada saat kedatangan dan kinjungan kenegaraan oleh Presiden Korea Utara, Kim Yong Nam pada saat kunjungan kenegaraan atas undangan Presiden SBY beberapa waktu yang lalu.

Yang menjadi Istimewa,di mana Hubungan  kedua Korea saat ini dalam keadaan yang memanas, Korea Selatan dan Korea Utara, berusaha menjalin dan mempererat hubungan dan kerjasama Militer dengan Indonesia. Secara bersamaan keduanya menawarkan produk militer yang sama yakni Kapal Selam. Hanya saja untuk Korea Selatan kontrak pembuatan Kapal Selam tipe 209 Changbogo telah di lakukan dengan melakiukan ToT kepada PT PAL. Sementara Korea Utara  masih dalam tahap penjajakan untuk menawarkan Mini Submarine atau Litoral Submarine. Entah suatu kebetulan atau tidak, tapi hal ini menjadi yang sangat istimewa. Ya, sangat istimewa untuk Indonesia. Betapa Indonesia di maknai sebagai negara yang dianggap berpengaruh untuk kawasan regional dan mitra strategis untuk membangun kerjasama di bidang Pertahanan dan pengembangan industri strategis di bidang Militer.

Kekuatan Korps Hiu Kencana TNI-AL dengan Armada Kapal Selamnya di era 60an begitu di takuti dan di segani di belahan Bumi Bagian Selatan, hingga membuat Belanda harus angkat kaki dari Pulau Irian pada saat operasi  TRIKORA atau membuat India mengurungkan niatnya untuk konfrontasi dengan Pakistan, Hal ini merupakan contoh sukses misi dari Korps Hiu Kencana. Dengan kekuatan 12 Unit Kapal Selam dari Whiskey Class  yang memakai nama senjata – senjata para Ksatria dan Dewa dalam dunia Pewayangan menambah angkernya Korps ini. KRI Cakra,  KRI Nenggala, KRI Pasopati, KRI Tjandrasa, KRI Aludra hingga KRI Nagabanda adalah nama –nama yang memperkuat Armada Kapal Selam TNI-AL. Dengan Armada Kapal Selam yang dimiliki oleh TNI-AL ini menjadi posisi tawar tinggi dalam langkah diplomasi militer hingga membuat Belanda berpikir seribu kali untuk terus menjejakkan kakinya di Bumi Cendrawaih Irian,bahkan sekutu utama Belanda yaitu AS, Inggris dan Australia berpikir ulang bila ingin menghadapi kekuatan TNI pada saat itu.

Namun era sekarang ini  kenyataannya  tidak sekemilau Kencana yaang di miliki oleh Korps Kapal Selam TNI- AL ini. Dengan luas wilayah 2/3 yang di kelilingi Lautan dan Samudera, tentunya amatlah tidak seimbang tugas yang harus di emban oleh Korps ini. Dengan hanya mengandalkan pada 2 unit Kapal Selam U-209 Class tentunya mustahil bisa mencover tugas yang ada. Adalah “miris” kalau kita membandingkan dengan kapal selam yang di miliki oleh Negara-Negara ASEAN. bila Singapura bisa di perkuat dengan 4 unit Sjoorman Class dari Swedia, Malaysia yang diperkuat dengan  2 unit Scorpene Class dari Prancis, Vietnam yang akan diperkuat menjadi  6 unit Kilo Class dari Rusia hingga Australia yang sudah dilengkapi Collin Class. Belum Negara adidaya Asia Bagian Selatan,India yang sudah  di perkuat dengan puluhan  Kilo Class bahkan melangkah lebih maju dengan mengembangkan Kapal Selam Nuklir Nerpa Class ( Akula II ). Apalagi kalau kita membandingkan dengan RRC yang siap menjulurkan Lidah Naganya hingga Ke Laut Cina Selatan.

Menyikapi perkembangan Regional yang terjadi saat ini dan memperhatikan peningkatan militer maritim masing – masing negara di kawasan ini, alangkah bijaknya TNI-AL khususya Korp  Hiu Kencana melakukan reinkarnasi kembali akan hadirnya Monster Bawah Laut ini. Dengan menambahkan kekuatan kembali 12 – 14 unit Kapal Selam.tentunya Kita tidak ingin kekuatan Kapal Selam yang hanya bertumpu pada KRI Cakra Dan KRI Nanggala saja atau 3 unit Changbogo Class yang sedang dikerjakan. Kita masih ingin nama-nama Senjata para Ksatria dan Dewa Kembali melekat pada Kapal Selam TNI-AL.  Ada penawaran  yang datang dari Rusia yang siap dengan State Creditnya, tinggal tunjuk dengan pilihan dari Kilo Class,Lada Class hingga Amur Class. Atau Negaranya “Mbahnya Kapal Selam”, Jerman. Dengan memilih di antara U-212 Class,U-214 Class ,U-216 Class hingga Dolphin Class seperti yang di miliki oleh AL Israel. Dengan penawaran yang sudah tersedia ini, merupakan pilihan yang bijak untuk mempercepat dalam memodernisasi Alutsista Korps Hiu Kencana TNI-AL sekaligus untuk mengimbangi kekuatan kapal selam yang dimiliki oleh negara-negara sekitar NKRI.

Selain dengan pilihan jenis Kapal Selam yang ada, tentunya kemandirian yang di jalankan bersama “Negeri Ginseng”, Korea Selatan  patutlah kita berikan apresiasi kepada Kemenhan dan TNI melalui PT PAL. Kita berharap PT PAL dan BUMNIS yang telibat bukan hanya mampu membuat Changbogo Class tapi juga bisa terlibat  dalam “Join Production” dalam pembuatan DSX-3000 Class yang tengah dikembangkan oleh DSNE Korsel. Bukan hal yang tidak mungkin dalam tahun 2024 mendatang dengan komitmen yang kuat dan Konsiten dalam Kebijakan Pertahanan dalam MEF Tahap II dan III, 12 hingga 14 unit Kapal Selam bisa Reinkarnasi kembali untuk memperkuat Korps Hiu Kencana TNI-AL. Dari Selat Malaka  di Bagian Barat hingga Laut Arafuru yang dalam di Bagian Timur atau dari Laut Sulawesi di Bagian Utara hingga ke Bagian Selatan Samudera Indonesia tidak sejengkal pun lepas dari pengamatan dan pengawasan periskop milik “Siluman Bawah Laut” TNI-AL.

Dengan “Tabah Sampai Akhir” sesuai mottonya, Korps Hiu Kencana  TNI-AL siap menjaga dan mengamankan Ibu Pertiwi hingga titik darah penghabisan. Semoga Korps Hiu Kencana semakin berkilau di masa yang akan datang dari satuan menuju Armada …….

Jalesveva Jayamahe Korps Hiu Kencana TNI-AL.


Sumber : Kompasiana

No comments:

Post a Comment