Kompasiana (MI) : Modernisasi Alutsista TNI di
umpamakan layaknya seperti “gadis yang tengah diperebutkan oleh banyak
pemuda”. Perumpamaan ini terkait atas begitu banyaknya negara yang ingin
menawarkan kerjasama pertahanan maupun latihan militer. Mulai dari
Korea selatan yang melakukan ToT dan Hibah Alutsista, begitu pula Cina
yang juga melakukan ToT, Rusia yang memberikan State Credit, AS yang
memberikan hibah Alutsista, Pakistan dan Inggris yang datang menawarkan
Alutsista canggihnya, Turki yang ingin megajak kerjasama membagun
industri Pertahanan,hingga yang terakhir dan terbaru , dari Korea
Utara,akan menawarkan kemitraan untuk membangun kapal selam mini. Hal
ini terkait pada saat kedatangan dan kinjungan kenegaraan oleh Presiden
Korea Utara, Kim Yong Nam pada saat kunjungan kenegaraan atas undangan
Presiden SBY beberapa waktu yang lalu.
Yang menjadi Istimewa,di mana
Hubungan kedua Korea saat ini dalam keadaan yang memanas, Korea Selatan
dan Korea Utara, berusaha menjalin dan mempererat hubungan dan
kerjasama Militer dengan Indonesia. Secara bersamaan keduanya menawarkan
produk militer yang sama yakni Kapal Selam. Hanya saja untuk Korea
Selatan kontrak pembuatan Kapal Selam tipe 209 Changbogo telah di
lakukan dengan melakiukan ToT kepada PT PAL. Sementara Korea Utara
masih dalam tahap penjajakan untuk menawarkan Mini Submarine atau
Litoral Submarine. Entah suatu kebetulan atau tidak, tapi hal ini
menjadi yang sangat istimewa. Ya, sangat istimewa untuk Indonesia.
Betapa Indonesia di maknai sebagai negara yang dianggap berpengaruh
untuk kawasan regional dan mitra strategis untuk membangun kerjasama di
bidang Pertahanan dan pengembangan industri strategis di bidang Militer.
Kekuatan Korps Hiu Kencana TNI-AL
dengan Armada Kapal Selamnya di era 60an begitu di takuti dan di segani
di belahan Bumi Bagian Selatan, hingga membuat Belanda harus angkat kaki
dari Pulau Irian pada saat operasi TRIKORA atau membuat India
mengurungkan niatnya untuk konfrontasi dengan Pakistan, Hal ini
merupakan contoh sukses misi dari Korps Hiu Kencana. Dengan kekuatan 12
Unit Kapal Selam dari Whiskey Class yang memakai nama senjata – senjata
para Ksatria dan Dewa dalam dunia Pewayangan menambah angkernya Korps
ini. KRI Cakra, KRI Nenggala, KRI Pasopati, KRI Tjandrasa, KRI Aludra
hingga KRI Nagabanda adalah nama –nama yang memperkuat Armada Kapal
Selam TNI-AL. Dengan Armada Kapal Selam yang dimiliki oleh TNI-AL ini
menjadi posisi tawar tinggi dalam langkah diplomasi militer hingga
membuat Belanda berpikir seribu kali untuk terus menjejakkan kakinya di
Bumi Cendrawaih Irian,bahkan sekutu utama Belanda yaitu AS, Inggris dan
Australia berpikir ulang bila ingin menghadapi kekuatan TNI pada saat
itu.
Namun era sekarang ini
kenyataannya tidak sekemilau Kencana yaang di miliki oleh Korps Kapal
Selam TNI- AL ini. Dengan luas wilayah 2/3 yang di kelilingi Lautan dan
Samudera, tentunya amatlah tidak seimbang tugas yang harus di emban oleh
Korps ini. Dengan hanya mengandalkan pada 2 unit Kapal Selam U-209
Class tentunya mustahil bisa mencover tugas yang ada. Adalah “miris”
kalau kita membandingkan dengan kapal selam yang di miliki oleh
Negara-Negara ASEAN. bila Singapura bisa di perkuat dengan 4 unit
Sjoorman Class dari Swedia, Malaysia yang diperkuat dengan 2 unit
Scorpene Class dari Prancis, Vietnam yang akan diperkuat menjadi 6 unit
Kilo Class dari Rusia hingga Australia yang sudah dilengkapi Collin
Class. Belum Negara adidaya Asia Bagian Selatan,India yang sudah di
perkuat dengan puluhan Kilo Class bahkan melangkah lebih maju dengan
mengembangkan Kapal Selam Nuklir Nerpa Class ( Akula II ). Apalagi kalau
kita membandingkan dengan RRC yang siap menjulurkan Lidah Naganya
hingga Ke Laut Cina Selatan.
Menyikapi perkembangan Regional
yang terjadi saat ini dan memperhatikan peningkatan militer maritim
masing – masing negara di kawasan ini, alangkah bijaknya TNI-AL khususya
Korp Hiu Kencana melakukan reinkarnasi kembali akan hadirnya Monster
Bawah Laut ini. Dengan menambahkan kekuatan kembali 12 – 14 unit Kapal
Selam.tentunya Kita tidak ingin kekuatan Kapal Selam yang hanya bertumpu
pada KRI Cakra Dan KRI Nanggala saja atau 3 unit Changbogo Class yang
sedang dikerjakan. Kita masih ingin nama-nama Senjata para Ksatria dan
Dewa Kembali melekat pada Kapal Selam TNI-AL. Ada penawaran yang
datang dari Rusia yang siap dengan State Creditnya, tinggal tunjuk
dengan pilihan dari Kilo Class,Lada Class hingga Amur Class. Atau
Negaranya “Mbahnya Kapal Selam”, Jerman. Dengan memilih di antara U-212
Class,U-214 Class ,U-216 Class hingga Dolphin Class seperti yang di
miliki oleh AL Israel. Dengan penawaran yang sudah tersedia ini,
merupakan pilihan yang bijak untuk mempercepat dalam memodernisasi
Alutsista Korps Hiu Kencana TNI-AL sekaligus untuk mengimbangi kekuatan
kapal selam yang dimiliki oleh negara-negara sekitar NKRI.
Selain dengan pilihan jenis Kapal
Selam yang ada, tentunya kemandirian yang di jalankan bersama “Negeri
Ginseng”, Korea Selatan patutlah kita berikan apresiasi kepada Kemenhan
dan TNI melalui PT PAL. Kita berharap PT PAL dan BUMNIS yang telibat
bukan hanya mampu membuat Changbogo Class tapi juga bisa terlibat dalam
“Join Production” dalam pembuatan DSX-3000 Class yang tengah
dikembangkan oleh DSNE Korsel. Bukan hal yang tidak mungkin dalam tahun
2024 mendatang dengan komitmen yang kuat dan Konsiten dalam Kebijakan
Pertahanan dalam MEF Tahap II dan III, 12 hingga 14 unit Kapal Selam
bisa Reinkarnasi kembali untuk memperkuat Korps Hiu Kencana TNI-AL. Dari
Selat Malaka di Bagian Barat hingga Laut Arafuru yang dalam di Bagian
Timur atau dari Laut Sulawesi di Bagian Utara hingga ke Bagian Selatan
Samudera Indonesia tidak sejengkal pun lepas dari pengamatan dan
pengawasan periskop milik “Siluman Bawah Laut” TNI-AL.
Dengan “Tabah Sampai Akhir”
sesuai mottonya, Korps Hiu Kencana TNI-AL siap menjaga dan mengamankan
Ibu Pertiwi hingga titik darah penghabisan. Semoga Korps Hiu Kencana
semakin berkilau di masa yang akan datang dari satuan menuju Armada …….
Jalesveva Jayamahe Korps Hiu Kencana TNI-AL.
Sumber : Kompasiana
No comments:
Post a Comment