Jakarta (MI) : Pemerintah telah melakukan peminjaman luar negeri untuk biaya operasional beberapa Kementerian dan Lembaga sebesar Rp 29,2 triliun dalam APBN Perubahan 2013. Dana tersebut dipinjam dari bank dunia dan Japan International Corporation Agency (JICA).
Data yang diterima merdeka.com dari Ditjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Jumat (31/5), total pinjaman luar negeri tersebut dialokasikan ke 23 K/L dengan enam K/L memiliki utang di atas Rp 1 triliun.
Dalam data tersebut yang paling banyak menggunakan utang luar negeri tersebut adalah Kementerian Pertahanan dengan penambahan utang sebesar Rp 12,7 triliun. Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp 7,8 triliun. Kepolisian RI sebesar Rp 2 triliun. Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp 1,6 triliun. Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp 1,5 triliun dan Kementerian Perhubungan sebesar Rp 1,3 triliun.
Sedangkan dari pinjaman dalam negeri, pemerintah menambah utang sebesar Rp 750 miliar yang digunakan untuk pembelian Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) yang diberikan kepada Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI. Dengan rincian Rp 600 miliar untuk Kementerian Pertahanan dan TNI, sedangkan Kepolisian RI mendapatkan Rp 150 miliar.
Utang tersebut dialokasikan Kemenhan/TNI untuk membeli sebagian besar senjata, amunisi, Panser Anoa, serta kapal angkut tank dengan total Rp 334 miliar. Sedangkan, utang dalam negeri sebesar Rp 150 miliar yang dialokasikan untuk kepolisian paling banyak digunakan untuk pengadaan alat apung polsek sungai sebesar Rp 45 miliar.
Sumber : Merdeka
kalau pejabat indonesia sampai masyarakatnya dari semuat tingkat sosial dan dari berbagai jenis profesi dari yang tua sampai anak2 memiliki moral yang baik maka korupsi tdk akan terjadi, kalau sudah terjadi dari seluruh aparatur di dalam jajaran kemendikbud sampai guru2nya dan siswa siswinya serta dosen juga mahasiswa mahasiwi memiliki moral yang baik maka negara kita akan makmur, tdk terjadi pejabat yang korup. intinya adalah jika tdk ada korupsi di indonesia, maka indonesia tdk akan menjadi bangsa yg suka berhutang dan tdk akan memiliki hutang, shg indonesia dapat adakan alutsista yg berkualitas dan dalam jumlah besar, misalnya mengadakan sendiri atau bekerjasama dengan negara lain dng pola ToT utk 12-18 skuadron pesawat tempur yang terdiri dari berbagai famili sukhoi, T 50 PAK FA, pesawat generasi ke 5 Iran, Typoon, S 300, S 400, peluncur dan rudal yakhont, C 802, CIWS, RCWS, drone, irom dome, pantsyr, 25 unit pesawat peringatan dini, 100 radar militer, membangaun 4 stasiun bumi, membangun 4 daerah peluncuran roket yg memuat satelit, MLRS ASTROS 2, mengadakan MBT sekelas Leopard 2A Revolution, 2A 4, dan 2A 6 serta SA 7, panser tarantula, 4 skuadron pesawat angkut, 2 skuadron chinook, 8 batalion tank medium, mengadakan PKR sebanyak 100 unit, 20 kapal selam, KCR 150 Meter sebanyak 200 unit, KCR 60 Meter sebanyak 200 unit, KCR 40 Meter sebanyak 300 unit, kapal patroli sebanyak 400 unit, kapal SAR sebanyak 100 unit, LPD sebanyak 50 - 100 unit, LST sebanyak 300 unit, Kapal Bantu Cair sebanyak 200 unit, Pesawat tangker sebanyak 4 skuadron. pembangunan hangar tersembunyi, pembangunan markas terapung yang dijaga 2,5 kompi dan pos2 terapung yang dijaga 2 kompi, mengadakan pesawat laih sebanyak 5 skuadron, mengadakan pesawat super tucano sebanyak 10 skuadron, mengadakan pesawat amphibi yg dipersenjatai roket dan senapan otomatis di kedua sayapnya utk patroli dan sarana transportasi daerah sungai dan pesisir sebanyak 10 skuadron. Mengadakan roket dng peledak RX 550 dng sistem terkendali disertai radar dng produksi ribuan, memproduksi tank pembangun jembatan darurat, mengadakan 1000 unit tank amphibi, mengadakan 12-16 skuadron heli serang dan serbu, mengadakan tank dan panser ambulance, membangun bungker2 baru diperbatasan utk logistik, BBM, amunisi, persenjataan, kendaraan, sembako, air bersih, obat2 medis, pakaian, alat komunikasi cadangan, dsbnya.
ReplyDelete