Surabaya (MI) : Sedikitnya
32 orang prajurit Korps Marinir resmi memperkuat pasukan elit Intai
Amfibi (Taifib) setelah Pendidikan Intai Amfibi Angkatan 39 secara resmi
ditutup Komandan Komando Pendidikan Korps Marinir Kolonel Marinir Much.
Sulchan di lapangan apel Pusat Pendidikan Infanteri Kodikmar Bhumi
Marinir Gunungsari, Surabaya, Selasa, (28/5).
Penutupan
pendidikan Taifib tersebut ditandai dengan pelepasan tanda siswa,
penyematan brevet Taifib dan penyerahan ijazah oleh Komandan Kodikmar
kepada Kapten Marinir Arismoko yang merupakan lulusan terbaik Pendidikan
Taifib Angkatan 39.
Dalam
amanatnya, orang nomor satu di Kodikmar tersebut mengatakan selama
delapan bulan para siswa menjalani pendidikan dan latihan khusus yang
cukup berat, dengan tujuan membentuk diri para siswa menjadi prajurit
yang handal, serta memiliki kemampuan khusus dalam tugas pasukan intai
Amfibi.
Ujian
dan latihan yang cukup berat telah dilalui, lanjutnya, sehingga pada
hari ini para siswa dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik, dengan
harapan, perjuangan dan kerja keras para siswa tidak menjadi sia-sia,
karena brevet Trimedia yang baru saja disematkan di dada tidak dengan
mudah kalian peroleh, melainkan hanya kerja keras dan semangat yang
tinggi selama mengikuti pendidikan.
“Keberhasilan
ini semoga mampu menjadi pendorong untuk membangkitkan kinerja dalam
pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya Korps Marinir TNI AL
sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pasukan Intai Amfibi,”
tegasnya.
Dalam
kesempatan tersebut, Komandan Kodikmar mengharapkan agar para prajurit
Intai Amfibi yang baru lulus senantiasa memahami dan mendalami semua
materi yang telah diperoleh, selain itu juga meningkatkan pengetahuan
yang berkaitan dengan profesionalisme pasukan khusus yang ditunjang
dengan ketrampilan sesuai bidang tugasnya serta memiliki naluri tempur
yang tajam untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
Sementara
itu Komandan Sekolah Khusus Pusdikif Kodikmar Mayor Marinir Ferdy Erwin
mengatakan siswa PendidikanTaifib Angkatan 39 sebanyak 32 orang dengan
rincian 9 Perwira, 10 Bintara dan 13 Tamtama.
Selama
pendidikan, lanjutnya, para siswa dididik selama 8 bulan dengan pola
penggemblengan yang porsinya berbeda dengan pendidikan prajurit
biasa/reguler. Tingkat kesulitan, bobot dan resiko latihannya pun lebih
tinggi bila dibanding dengan prajurit lainnya.
“Teori di kelas hanya 20 persen, selebihnya di lapangan, seperti pada aspek hutan, aspek laut dan aspek udara, mereka
harus mempunyai kemampuan Tri Media yaitu didarat, laut dan udara,
selain itu mereka juga dituntut mampu melaksanakan tugas rahasia secara
sempurna di ketiga media tersebut baik secara individu maupun kelompok,”
tegasnya.
Sumber : Marinir
No comments:
Post a Comment