Dari 650 prajurit Yonif 403/WP itu
terdapat empat personel korp wanita angkatan darat (Kowad),
masing-masing Sersan Dua (Serda) TNI Lisya Kumalasari, Serda Rani, Serda
Indah, dan Letnan Dua (CKM) (K) Dita Yulia Bintari seorang dokter.
Pangdam
IV/Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo, mengatakan keterlibatan prajurit
Kowad dalam penugasan di perbatasn merupakan kali pertama.
“Kowad sekarang sudah sejajar dengan tentara lainnya, telah mengikuti pelatihan kombatan,” katanya.
Meski
sudah Kombatan, prajurit Kowad tetap harus mendapatkan perlindungan
dari prajurit pria saat bertugas di daerah konflik di perbatasan.
“Mereka [prajurit Kowad] agar benar-benar dijaga selama menjalankan tugas diperbatasan,” pesan Pangdam.
Pasukan
Yonif 403/WP Jogja, kata Pangdam, akan menjalankan tugas selama enam
bulan ke depan dengan melakukan pengamanan di perbatasan darat antara
Indonesaia dengan Malaysia.
Selama bertugas prajurit Kodam
IV/Diponegoro ini juga akan menangani sejumlah praktek ilegal, seperti
penyelundupan bahan pokok, senjata api dan lainnya yang kerap terjadi di
perbatasan.
”Saya meminta semua prajurit TNI dalam menjalankan
tugas secara profesional karena bertugas berdampingan dengan Malaysia,”
harap Pangdam.
Untuk itu, Sundindyo, berpesan kepada prajurit
Kodm IV/Diponegoro supaya melakukan pendekatan dengan masyarakat yang
tinggal perbatasan dengan baik, serta tidak arogan.
”Ingat tugas TNI adalah menjaga kedulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] dengan baik,” tandasnya.
Sementara, Letnan Dua (CKM) (K) Dita Yulia Bintari, mengungkapkan penugasan ke perbatasan merupakan tugas pertama.
”Saya sangat bangga diberi kepercayaan negara mengemban tugas di perbatasan sebagai tim teritorial kesehatan pasukan,” ujar dia.
Selama bertugas dia, menambahkan dilengkapi dengan senjata lengkap untuk mengantisipasi segala situasi di daerah perbatasan.
”Kami sebagai kombatan juga dibekali senjata api, untuk pertempuran,” imbuh dia.
Sumber : Solo Pos
No comments:
Post a Comment