Tokyo (MI) : Menlu RI
Marty Natalegawa menyerukan tentang perlunya dunia yang damai dan stabil tanpa
dihantui oleh ketakutan tentang ancaman perang dengan menggunakan senjata
nuklir. Seruan itu disampaikan Menlu dalam Pertemuan Tingkat Menteri
negara-negara Non-Proliferation and Disarmament Initiative (NPDI) ke-8 di Kota
Hiroshima, Jepang, yang berlangsung tanggal 10 – 12 April 2014.
“Untuk
masa yang panjang, kami di Kawasan ASEAN selalu berusaha menciptakan stabilitas
kawasan dengan menempuh cara-cara damai dalam menyelesaikan masalah atau
sengketa di antara kami. Pengalaman ini mungkin akan berguna sebagai rujukan
bagi negara-negara anggota NPDI.” Demikian Menlu berucap sembari menekankan
juga pentingnya masalah transparansi dalam pengawasan senjata nuklir.
Menlu
Marty hadir dalam pertemuan di atas sebagai salah satu guest speaker pada acara
puncak Sesi Working Luncheon dari Pertemuan Tingkat Menteri Negara-Negara NPDI
yang beranggotakan dua belas negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat,
Jerman, Belanda, Australia, Filipina, Nigeria dan lain-lain. Sementara
Indonesia sendiri tidak menjadi anggota organisasi itu.
Berbeda
dari NPDI yang berbicara tentang pengurangan (reduction) senjata nuklir, Indonesia
yang merupakan negara terkemuka dalam Kelompok Gerakan Non Blok, hampir selama
sekitar 20 tahun ini menyerukan pemusnahan (abolishment) senjata pemusnah
massal itu. Namun begitu, perbedaan cara pandang ini bukan halangan bagi Menlu
Marty untuk hadir guna memberikan semacam sumbang saran bagi NPDI.
Menlu
Marty yang hadir dalam pertemuan dengan didampingi oleh Dubes RI untuk Jepang,
Yusron Ihza Mahendra, sempat pula menyerukan bahwa tragedi Bom Atom di
Hiroshima (dan juga Nagasaki) diharapkan tidak akan terulang kembali di masa
yang akan datang. Demikian menurut rilis yang dikirim KBRI Tokyo, Sabtu
(12/4-2014).
Menlu
Jepang Kishida, dalam kata pengantarnya mengatakan bahwa kehadiran
Indonesia yang diwakili Menlu Marty amat penting. Terutama sekali, jika
dikaitkan dengan kehadiran Rose E. Gottemoeller (Under Secretary of State for
Arm Control and International Security) dari Amerika Serikat, yang juga tampil
sebagai pembicara.
Menurut
Kishida, pandangan Amerika Serikat tentang negara pemilik senjata nuklir dan
pandangan Indonesia sebagai negara bukan pemilik senjata jenis tersebut,
merupakan hal yang amat penting bagi langkah-langkah NPDI ke depan.
Sebelum hadir dalam acara di atas, Menlu Marty juga melakukan pertemuan bilateral dengan Jepang, dan kemudian dengan Jerman. Pagi harinya Menlu berkunjung ke Lapangan Perdamaian Hiroshima dan Atomic Bomb Dom. Menlu meletakkan karangan bunga di monumen korban Bom Atom Hiroshima yang terletak di Lapangan Perdamaian itu.
tapi kalo tidak memiliki senjata nuklir sebuah negara akan mudah di acak2 semaunya oleh negara2 seperti israel, amerika, rusia etc...
ReplyDeleteBagus marty ga usah jadi moncong barat di kibulin di siang hari bolong , sampai kapanpun cita city marty dan sang tuan ga bakal tercapai dunia tampa senjata nukler . Berkacalah ke arap di mana negara arap di ellus tampa senjata nukler sebaliknya israil di modalin dengan senjata nukler , bagus nya jadi diplomat negara besar nkri ke pentingan negara di utamakan paling tidak ga usah cari muka berkoar koar ga pada tempatnya .
ReplyDelete