Sunday, April 6, 2014

Industri Strategis Butuh Insentif

Industri Strategis Butuh Insentif   

Jakarta (MI) : Kalangan industri strategis masih kesulitan memperoleh pasokan bahan baku dari dalam negeri. Hal tersebut diungkapkan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad (Persero) Wahyu Utomo.

Dia mengatakan, ketika Pindad mendesain panser Anoa, pihaknya kesulitan mendapatkan baja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dari produsen baja dalam negeri. "Kami menginginkan baja yang akan digunakan panser Anoa sesuai dengan standar NATO. Dan itu belum ada di dalam negeri," ujarnya kepada Tempo, Minggu, 6 April 2014. 

Pindad, kata dia, menghubungi PT Kratau Steel (Persero) Tbk untuk menyediakan baja seperti yang diinginkan. Permintaan tersebut disanggupi Kratau Steel. Namun ada ongkos yang harus dibayar untuk memenuhi permintaan tersebut.

"Kata Kratau Steel sampai harus habis miliaran untuk riset sebelum hasilkan baja sesuai dengan yang kami inginkan," kata Wahyu.

Menurut dia, untuk industri barang modal skala kecil, jumlah biaya riset itu tentunya sangat besar. Beban itu sebenarnya bisa dihindarkan apabila pemerintah memberikan insentif kepada industri barang modal.

Saat ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada alat utama sistem persenjataan sudah berkisar 60 persen. Namun masih bisa ditingkatkan lagi. "kalau bisa ditingkatkan batas minimal, maka industri supporting juga akan berusaha untuk memenuhi hal tersebut," ujarnya.





Sumber :  TEMPO

No comments:

Post a Comment