Jakarta (MI) : Sejak Indonesia dan Iran membangun jalinan diplomatik pada 1950,
hubungan antara kedua negara ini semakin berkembang tidak hanya pada
tataran pemerintahan, melainkan juga di kalangan masyarakatnya.
Sebagai negeri dengan penduduk mayoritas Muslim, hubungan Indonesia dan Iran sangat penting karena keduanya mewakili dunia Islam secara global walaupun berbeda mazhab. Sebagian besar Muslim Iran merupakan golongan Syiah sementara Indonesia menjalankan Islam berdasarkan mazhab Sunni.
Walaupun demikian, kedua negara sepakat untuk menyampingkan perbedaan ini dan hanya meyakini Islam (tanpa golongan) sebagai agama.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan negeri Ayatullah itu dibangun pada 1950. Sejak itu Indonesia memiliki kedutaan besar di Teheran dan Iran membuka kedutaan besarnya di Jakarta.
Di tingkat internasional kedua negara aktif di berbagai organisasi dunia seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OIC) serta bergabung dalam 8 Negara Berkembang (Developing 8 Countries).
Dengan adanya hubungan negera tersebut, melalui masing-masing perwakilan kantor beritanya, Indonesia dan Iran telah sepakat memperat kerja sama bilateral dengan menggelar pameran foto.
Kantor Berita Indonesia Antara dan Kantor Berita Mehr (MNA) Iran telah menggelar pameran foto bersama bertema "Kisah Dua Kota" atau "the Tales of 2 Cities" untuk saling mempromosikan potensi kedua negara.
Kantor Berita Antara menyelenggarakan pameran tersebut di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) di Jakarta pada September hingga Oktober 2013, sedangkan Institut Seni dan Budaya Saba di Teheran menjadi tempat penyelenggaran ajang tersebut yang dibuka pada 1 Maret 2014.
Pameran foto yang menjadi bagian dari realisasi nota kesepahaman antara Kantor Berita Antara dan MNA itu terbilang unik karena pengambilan gambar dilakukan melalui pertukaran kunjungan pewarta foto dari kedua kantor berita tersebut.
Pewarta foto Kantor Berita Antara, Puspa Perwitasari, mewakili Indonesia ke Teheran untuk pengambilan gambar sesuai dengan tema pameran. Sementara Iran melalui wartawan foto MNA, Mojtaba Heydari, telah mengambil gambar di sejumlah kota di Indonesia.
Selanjutnya, diskusi mengenai isu-isu kekinian menyangkut dua negara ini juga dilakukan oleh para wartawan sehingga semakin memperat hubungan individual.
"Ada banyak kesamaan keelokan antara Indonesia dan Iran," ungkap Heydari pada acara pembukaan pameran foto bersama di Teheran pada 1 Maret 2014.
Pernyataan wartawan foto Iran yang telah melakukan perjalanan selama sembilan hari di Indonesia itu sejalan dengan 75 gambar yang di ambil di kedua negara.
Pameran foto tersebut menampakan dengan jelas hubungan Indonesia dan Iran sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan kebudayaan masyarakat timur yang kuat dan tegas seperti hubungan dalam keluarga yang erat, masyakarat yang komunal dalam kondisi negara yang masih berkembang.
Kantor Berita Antara dan MNA menilai pameran foto ini sangat penting karena memperkuat kerja sama Indonesia dan Iran hingga hubungan antar warga negara masing-masing.
Kedua kantor berita itu berharap ajang yang penting ini terus berlangsung agar promosi potensi kedua negara semakin berkembang di berbagai sektor seperti ekonomi dan budaya.
Hal ini sangat memungkinkan sebab Indonesia dan Iran mempunyai banyak kesamaan budaya dan peran mereka sebagai negara Muslim terbesar di dunia.
Pameran foto di Teheran dihadiri oleh ratusan pengunjung termasuk para pejabat negara seperti Duta Besar Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit dan Duta Besar Thailand untuk Iran Adisorndej Sukhasvasti.
Di sela-sela acara pembukaan pameran foto, Duta Besar Adisorndej Sukhasvasti menyatakan ketertarikannya pada ajang tersebut karena dapat menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan potensi kedua negara di berbagai bidang selain juga memperat hubungan bilateral.
Duta Besar Thailand menyatakan bahwa dirinya berpikir untuk menggelar pameran foto serupa melalui kantor berita negaranya dengan lembaga berita negara lain, khususnya Kantor Berita Antara.
Rencana ini disambut baik oleh Direktur Utama Antara Saiful Hadi yang berharap agar pameran foto seperti "Kisah 2 Kota" dapat diselenggarakan oleh Antara bersama Kantor Berita Thailand (TNA).
Saiful Hadi bahkan mendorong Duta Besar Thailand untuk menggelar pameran foto yang tidak hanya secara bilateral tetapi juga hingga tingkat regional dengan melibatkan seluruh kantor berita negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pada kesempatan tersebut Saiful berterima kasih kepada pemerintah Republik Islam Iran atas terselenggaranya pameran foto di Teheran.
"Saya juga berterima kasih setulus-tulusnya kepada saudara-saudara kami dari Kantor Berita Mehr yang telah berupaya dengan sungguh-sungguh sehingga pameran foto ini dapat berlangsung dengan baik dan sukses," katanya saat berada di kantor MNA bersama Direktur Jenderal MNA Reza Mogaddasi.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Iran, Dian Wirengjurit, mengatakan bahwa Kantor Berita Antara dan MNA mengambil peran strategis dalam mempromosikan hubungan kedua negara.
"Bahkan, kerja sama ini dapat menghilangkan kesalah pahaman berkaitan dengan perbedaan aliran dalam ajaran Islam, dimana Muslim Indonesia berpaham Sunni sedangkan Muslim Iran berpegang pada ajaran Syiah," ujarnya.
Ia menilai, "Dengan pameran foto ini, Antara dan MNA dapat saling meluruskan dan memperbaiki kesalahan informasi dan interpretasi yang banyak disebarkan oleh media barat mengenai Sunni dan Syiah. Padahal, Indonesia dan Iran memiliki banyak kesamaan sebagai negara Muslim."
Pameran foto juga dapat menyediakan informasi akurat tentang dua negara terutama mengenai kehidupan sosial warganya kepada masyarakat yang belum mengenal Indonesia dan Iran lebih jauh, kata diplomat yang juga penggemar fotografi tersebut.
Menurut dia, dua tahun setelah mengemban tugas sebagai Duta Besar untuk Iran, dirinya telah menyaksikan perkembangan yang pesat di antara kedua negara.
"Melalui pameran foto kita dapat berbagi informasi dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, sosial-budaya, dan politik. Dalam hal ini Antara dan MEHR memiliki peran strategis untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan potensi Indonesia dan Iran," demikian Dian Wirengjurit.
Sebagai negeri dengan penduduk mayoritas Muslim, hubungan Indonesia dan Iran sangat penting karena keduanya mewakili dunia Islam secara global walaupun berbeda mazhab. Sebagian besar Muslim Iran merupakan golongan Syiah sementara Indonesia menjalankan Islam berdasarkan mazhab Sunni.
Walaupun demikian, kedua negara sepakat untuk menyampingkan perbedaan ini dan hanya meyakini Islam (tanpa golongan) sebagai agama.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan negeri Ayatullah itu dibangun pada 1950. Sejak itu Indonesia memiliki kedutaan besar di Teheran dan Iran membuka kedutaan besarnya di Jakarta.
Di tingkat internasional kedua negara aktif di berbagai organisasi dunia seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OIC) serta bergabung dalam 8 Negara Berkembang (Developing 8 Countries).
Dengan adanya hubungan negera tersebut, melalui masing-masing perwakilan kantor beritanya, Indonesia dan Iran telah sepakat memperat kerja sama bilateral dengan menggelar pameran foto.
Kantor Berita Indonesia Antara dan Kantor Berita Mehr (MNA) Iran telah menggelar pameran foto bersama bertema "Kisah Dua Kota" atau "the Tales of 2 Cities" untuk saling mempromosikan potensi kedua negara.
Kantor Berita Antara menyelenggarakan pameran tersebut di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) di Jakarta pada September hingga Oktober 2013, sedangkan Institut Seni dan Budaya Saba di Teheran menjadi tempat penyelenggaran ajang tersebut yang dibuka pada 1 Maret 2014.
Pameran foto yang menjadi bagian dari realisasi nota kesepahaman antara Kantor Berita Antara dan MNA itu terbilang unik karena pengambilan gambar dilakukan melalui pertukaran kunjungan pewarta foto dari kedua kantor berita tersebut.
Pewarta foto Kantor Berita Antara, Puspa Perwitasari, mewakili Indonesia ke Teheran untuk pengambilan gambar sesuai dengan tema pameran. Sementara Iran melalui wartawan foto MNA, Mojtaba Heydari, telah mengambil gambar di sejumlah kota di Indonesia.
Selanjutnya, diskusi mengenai isu-isu kekinian menyangkut dua negara ini juga dilakukan oleh para wartawan sehingga semakin memperat hubungan individual.
"Ada banyak kesamaan keelokan antara Indonesia dan Iran," ungkap Heydari pada acara pembukaan pameran foto bersama di Teheran pada 1 Maret 2014.
Pernyataan wartawan foto Iran yang telah melakukan perjalanan selama sembilan hari di Indonesia itu sejalan dengan 75 gambar yang di ambil di kedua negara.
Pameran foto tersebut menampakan dengan jelas hubungan Indonesia dan Iran sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan kebudayaan masyarakat timur yang kuat dan tegas seperti hubungan dalam keluarga yang erat, masyakarat yang komunal dalam kondisi negara yang masih berkembang.
Kantor Berita Antara dan MNA menilai pameran foto ini sangat penting karena memperkuat kerja sama Indonesia dan Iran hingga hubungan antar warga negara masing-masing.
Kedua kantor berita itu berharap ajang yang penting ini terus berlangsung agar promosi potensi kedua negara semakin berkembang di berbagai sektor seperti ekonomi dan budaya.
Hal ini sangat memungkinkan sebab Indonesia dan Iran mempunyai banyak kesamaan budaya dan peran mereka sebagai negara Muslim terbesar di dunia.
Pameran foto di Teheran dihadiri oleh ratusan pengunjung termasuk para pejabat negara seperti Duta Besar Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit dan Duta Besar Thailand untuk Iran Adisorndej Sukhasvasti.
Di sela-sela acara pembukaan pameran foto, Duta Besar Adisorndej Sukhasvasti menyatakan ketertarikannya pada ajang tersebut karena dapat menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan potensi kedua negara di berbagai bidang selain juga memperat hubungan bilateral.
Duta Besar Thailand menyatakan bahwa dirinya berpikir untuk menggelar pameran foto serupa melalui kantor berita negaranya dengan lembaga berita negara lain, khususnya Kantor Berita Antara.
Rencana ini disambut baik oleh Direktur Utama Antara Saiful Hadi yang berharap agar pameran foto seperti "Kisah 2 Kota" dapat diselenggarakan oleh Antara bersama Kantor Berita Thailand (TNA).
Saiful Hadi bahkan mendorong Duta Besar Thailand untuk menggelar pameran foto yang tidak hanya secara bilateral tetapi juga hingga tingkat regional dengan melibatkan seluruh kantor berita negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pada kesempatan tersebut Saiful berterima kasih kepada pemerintah Republik Islam Iran atas terselenggaranya pameran foto di Teheran.
"Saya juga berterima kasih setulus-tulusnya kepada saudara-saudara kami dari Kantor Berita Mehr yang telah berupaya dengan sungguh-sungguh sehingga pameran foto ini dapat berlangsung dengan baik dan sukses," katanya saat berada di kantor MNA bersama Direktur Jenderal MNA Reza Mogaddasi.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Iran, Dian Wirengjurit, mengatakan bahwa Kantor Berita Antara dan MNA mengambil peran strategis dalam mempromosikan hubungan kedua negara.
"Bahkan, kerja sama ini dapat menghilangkan kesalah pahaman berkaitan dengan perbedaan aliran dalam ajaran Islam, dimana Muslim Indonesia berpaham Sunni sedangkan Muslim Iran berpegang pada ajaran Syiah," ujarnya.
Ia menilai, "Dengan pameran foto ini, Antara dan MNA dapat saling meluruskan dan memperbaiki kesalahan informasi dan interpretasi yang banyak disebarkan oleh media barat mengenai Sunni dan Syiah. Padahal, Indonesia dan Iran memiliki banyak kesamaan sebagai negara Muslim."
Pameran foto juga dapat menyediakan informasi akurat tentang dua negara terutama mengenai kehidupan sosial warganya kepada masyarakat yang belum mengenal Indonesia dan Iran lebih jauh, kata diplomat yang juga penggemar fotografi tersebut.
Menurut dia, dua tahun setelah mengemban tugas sebagai Duta Besar untuk Iran, dirinya telah menyaksikan perkembangan yang pesat di antara kedua negara.
"Melalui pameran foto kita dapat berbagi informasi dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, sosial-budaya, dan politik. Dalam hal ini Antara dan MEHR memiliki peran strategis untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan potensi Indonesia dan Iran," demikian Dian Wirengjurit.
Sumber : ANTARA
Iran tau ngga ya kalo Syiah di Indonesia dibantai, diusir dari kampung?
ReplyDelete