Jakarta (MI) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral (TNI) Budiman menegaskan, main battle tank (MBT) Leopard
2A4 milik Indonesia lebih unggul daripada milik Singapura. Kendaraan
berbobot 60 ton tersebut jauh perkasa dari sisi sistem persenjataan.
"Leopard-nya sama merupakan generasi ketiga, tapi seri kita merupakan
yang paling baru. Ini Leopard 2A4 seri Revolution yang lebih mumpuni
dalam persenjataan," tegas dia saat inspeksi pameran alutsista TNI AD di
Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
Budiman menambahkan, alutsista buatan Jerman milik Indonesia
menggunakan sistem elektronik dan unggul dalam akurasi bidikan laras
senjata. Sedangkan Leopard Singapura menggunakan sistem hidrolik dan
memiliki sensor fire control. TNI AD menggandeng mitra strategis yaitu Rheinmetall
dari Jerman yang memiliki keahlian dalam persenjataan. Sedangkan,
Singapura bersama KMW memodifikasi Leopard untuk unggul dalam body
kendaraan lapis baja roda rantai. "Kita gandeng perusahaan Jerman juga,
Rheinmetall, perusahaan ini punya pengalaman panjang masalah senjata.
Ini yang jadikan MBT kita lebih baik dari Singapura," papar jendral
bintang empat tersebut.
Orang nomer satu di TNI AD ini memastikan tidak akan melupakan
industri pertahanan dalam negeri. Sejumlah alutsista di buat oleh putra
putri Indonesia, termasuk APC dan teknologi radar yang dibuat di
Bandung, Jawa Barat. Pengembangan Leopard dilakukan di dalam negeri
dengan mengandalkan kemampuan lokal. Ini akan jadi acuan bagi teknologi
tank kelas berat yang belum di miliki Indonesia hingga saat ini. "Kita
sudah gandeng LIPI, Ristek, Pindad dan berbagai instansi yang bisa
bersinergi untuk mengembangkan MBT, setelah kita punya panser Anoa dan
lainnya," tegas Budiman. Hingga tahun 2017 sebanyak 61 unit, tank
Leopard 2A4, evolusion akan melengkapi kekuatan pertahanan Indonesia
secara bertahap. Untuk pengadaan ini pemerintah harus merogoh kocek APBN
sebesar US$ 280 juta.
Sumber : Gatra
No comments:
Post a Comment