BOGOR (MI) : Dirjen Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Saut
Situmorang mengatakan Indonesia dan Papua Nugini dalam waktu dekat akan
merealisasikan pembangunan prasasti perbatasan.
Sebenarnya prasasti itu sudah digagas dan dibicarakan dari tahun
2010, namun hingga kini belum belum juga terealisir. Karena itu
diharapkan dalam waktu dekat ini prasasti perbatasan bisa terwujud.
Hal itu dikemukakan Saut Situmorang pada wartawan usai membuka acara
The 30th Joint Border Committee Meeting Between The Republik of
Indonesia and The Independent State of Papua New Guinea, kemarin.
Saut menyebutkan ada tiga isu utama yang dibahas dalam pertemuan itu
adalah kejahatan lintas batas, lingkungan dan keimigrasian, termasuk
masalah pembangunan monumen perbatasan yang sudah tiga tahun tertunda
pembangunannya.
Dalam pertemuan itu, Dirjen Pemerintahan Umum Kementerian Dalam
Negeri Saut Situmorang, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional
Kementerian Luar Negeri Linggawaty Hakim, Wakil PNG, Wakil Menteri
Hubungan Pemerintahan PNG Hon Joseph Singu dan Duta Besar PNG untuk
Indonesia Peter Ilau.
Saut Situmorang mengatakan, masalah pembangunan monumen perbatasan
sejak prasastinya ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiga
tahun lalu, tapi sampai sekarang belum dibangun karenanya dalam
pertemuan delegasi kedua negara ini akan dibahas kembali.
Selain itu, lanjut Saut, menyangkut lalulintas orang yang berasal
dari kedua negara selama ini hanya menggunakan pas sederhana. Sedangkan
menyangkut lingkungan tentang aliran sungai yang melintasi kedua negara
tentu bagaimana menjaga bersama kebersihan sungai tersebut.
“Khususnya menyangkut kejahatan lintas batas ini. Isu utama dari
perbatasan adalah menjaga keamanan bersama. Jadi agenda utama inilah
yang akan menjadi pembahasan dalam pertemuan delegasi Indonesia dan
PNG,” kata Saut.
Sumber : Harianterbit
Pemerintah pusat hrs menggeliatkan perekonomian perbatasa, dg penempatan pasukan penjaga ditambah kaki lima Indonesia semakin berkembang dan kalau pemerintah jeli ditempatkan diperbatasan kodim/polres dr sini uang anggota akan memberikan dampak investasi diperbatasan serta didukung dg transmigrasi maka akan berkembang pertumbuhan ekonomi setempat. Contoh perbatasan Papua Nugeni disitu ada satuan penjaga perbatasan TNI AD dan pedagang kaki lima Indonesia menjadi ramai bila hari2 tertentu didatangi orang2 Papau Nugeni utk beli dagangan. Salam NKRI..................
ReplyDeletepapua/indonesia lebih maju dan makmur daripada PNG...warga PNG aja banyak yg menyeberang nyari makan di jayapura/indonesia....ini namanya iri.... percuma seribu prasasti dibangun jika PNG tetap menjadi corongnya aussi dan AS untuk menjadi makelar dan provokator separatis..... daripada sibuk menghambat pembangunan papua dg keonaran mending PNG memperjuangkan nasib bangsa melanisia/aborigin di australia yg sering demo karena ditindas sama bule kesasar..... kalo di indo orang papua jadi Guru, Dosen, menteri, gubernur, politikus, pelawak,penyanyi dll sudah biasa itu... berbeda dg di australia... ini namanya orng melanesia/PNG dkk memang senang dan mudah sekali dimanfaatkan para bule barat yg bernaung di pulau selatan...mngkn krn pendidikan orng papua lbh baik dibanding dg saudaranya di PNG dkk, dan aborigin... tolok ukurnya gampang, duel bola aja tim persipura fc (juara bertahan LSI) vs PNG fc siapa yg menang???hehee
ReplyDelete