New York (MI) : Indonesia menyerukan masyarakat internasional untuk mengedepankan
diplomasi untuk menyelesaikan berbagai konflik di dunia. Dalam
pidatonya di depan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New
York, Amerika Serikat, Jumat, lalu, Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa juga menyampaikan usulan Indonesia dalam penyelesaian konflik
Suriah dan Palestina.
“Konflik di Suriah membutuhkan solusi politik maupun diplomatik,” kata Marty.
Menjawab pertanyaan Tempo, Marty menegaskan bahwa pada kenyataannya
berbagai masalah situasi konflik di dunia tidak dapat diatasi semata
melalui penggunaan kekuatan.
Di tengah kompleksitas situasi - terdapat tiga hal yang mendesak yaitu, penghentian kekerasan, memfasilitasi bantuan kemanusiaan,dan memulai proses politik yang inklusif yang merefleksikan aspirasi rakyat Suriah.
Di tengah kompleksitas situasi - terdapat tiga hal yang mendesak yaitu, penghentian kekerasan, memfasilitasi bantuan kemanusiaan,dan memulai proses politik yang inklusif yang merefleksikan aspirasi rakyat Suriah.
Indonesia juga menyambut baik terobosan terbaru tentang senjata kimia di Suriah sebagai bukti bahwa diplomasi berjalan baik.
Menurut Indonesia, momentum berikutnya perlu dibangun - Dewan Keamanan PBB harus menjadi pihak yang menyerukan penyelesaian secara damai, mengajak semua pihak yang bertikai untuk bersedia bertemu di meja perundingan. Indonesia juga mendesak agar konferensi Jenewa ke-2 diselenggarakan sesegera mungkin.
Indonesia juga mengimbau agar penderitaan rakyat Palestina atas ketidakadilan yang sudah berlangsung lama harus dihentikan. Caranya adalah dengan mempertahankan peran diplomasi yang tak kenal lelah untuk memastikan agar Resolusi Sidang Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB dilaksanakan.
Indonesia juga meminta agar agenda perlucutan senjata nuklir yang telah lama terhenti dihidupkan kembali. “Secara khusus, sebagai Co-Presidents dari Article 14 Conference on CTBT, kami mendesak agar perjanjian tersebut segera diberlakukan,” ujar Marty.
Selain mengatasi konflik, diplomasi juga perlu dilakukan untuk pengentasan kemiskinan, pemajuan pembangunan yang berkelanjutan dan pendanaan inklusif, serta upaya mengatasi tantangan perubahan iklim.
Marty juga mengungkapkan upaya negara-negara Asosiasi Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjadi kawasan yang senantiasa mengedepankan diplomasi.“Indonesia tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah lelah untuk memastikan peran diplomasi,” kata Marty.
Memanfaatkan Sidang Majelis Umum PBB, Indonesia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara seperti Inggris, Belanda, Australia, Ukraina, Bahrain, dan Amerika Serikat.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Jumat, Marty Menlu RI menyampaikan arti penting negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Amerika Serikat untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi keberlanjutan stabilitas keamanan dan kesejahteraan Asia Pasifik.
“Indonesia dan negara-negara ASEAN akan melanjutkan kepemimpinan
dalam membangun arsitektur regional di kawasan yang senantiasa
mengedepankan stabilitas bersama, keamanan bersama dan kemakmuran
bersama,” kata Marty usai pertemuan dengan Kerry.
Sumber : TEMPO
No comments:
Post a Comment