JAKARTA (MI) : Kementerian
Pertahanan optimistis tank Leopard baru dari Jerman akan mampu
memperkuat TNI AD. Tank kelas berat pertama dalam sejarah kavaleri itu
akan memperkuat daerah daerah perbatasan.
"Tim TNI AD nanti yang akan menentukan
posisi tepatnya dimana," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro di sela sela
penutupan training bela negara pns Kemhan di Rindam Jaya kemarin
(24/09). Dua tank Leopard dan dua tank Marder sudah datang Sabtu (21/09)
malam lalu.
Menurut Menhan, tank Leopard sangat
cocok dengan kebutuhan pertahanan TNI di masa depan. "Pembelian itu
sudah melalui proses perencanaan strategi yang panjang. Tentu sesuai,"
kata mantan Wagub Lemhanas itu.
Pada November 2012 Kemenhan
menandatangani kontrak pembelian"senilai USD 280 juta (sekitar Rp 3
triliun) dengan Jerman. Indonesia membeli sebanyak 153 unit MBT dan IFV.
Dengan rincian, 61 unit MBT Leopard tipe
revolution, 42 MBT Leopard 2A4, serta 50 IFV Marder. Untuk MBT Leopard
akan dilengkapi tank recovery, tank bridge layer, dan ambulans.
Tipe Leopard 2A4 yang dibeli bukan tank
baru, melainkan bekas pakai yang di-refurbish. Tank itu dibuat pada
durasi waktu 1985 hingga 1992. Pemerintah Jerman memiliki 2.125 MBT
Leopard 2A4. Karena over produksi, maka Leopard tipe ini dijual ke
berbagai negara. Di antara yang sudah memakai adalah Austria, Polandia,
dan Turki. Untuk negara Asia, selain Indonesia, baru Singapura yang
tercatat mengoperasikan 96 tank jenis itu.
Selain Leopard, Marder juga bukan produk
anyar. Prototipe awalnya dirancang pada 1960-an dengan produksi perdana
pada 1971. Saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sudah akan
digantikan generasi yang lebih baru, yaitu Puma.
Tank Marder berfungsi sebagai tank
angkut personel. Salah satu ciri khas Marder adanya kanon atau meriam
berkaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon ini otomatis. Artinya,
peluru tidak perlu diisi satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa
dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta
berdaya ledak tinggi.
Secara terpisah, Direktur Lembaga Studi
Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai TNI AD harus
segera memikirkan sarana pendukung operasional Leopard. "Apakah secara
teknis, jalanan kita bisa dan kuat dilewati tank 63 ton," katanya.
Memang dari hasil kajian tim kavaleri
TNI Angkatan Darat menyimpulkan Leopard memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan tank kelas berat yang lain. Di antaranya dari segi
penggunaan bahan bakar, Leopard multifuel berbeda dengan lainnya yang
hanya bisa dengan satu jenis bahan bakar. Dari segi kemampuan, Leopard
mampu menembak sejauh 6 km, lebih jauh ketimbang MBT PT-91M milik
Malaysia yang sanggup 5 km.
"Tapi itu harus diimbangi dukungan
infrastruktur yang memadai," kata alumni IDSS Jenewa itu. Jika tidak,
pembelian besar-besaran senilai hampir tiga triliun itu bisa sia-sia.
"Pengaturan dan penempatan tank harus disesuaikan potensi ancaman yang ada," katanya.
Sumber : JPNN
No comments:
Post a Comment