Friday, February 14, 2014

TNI AU : Singapura Perlakukan Baik Tim Jupiter

TNI AU: Singapura Perlakukan Baik Tim Jupiter

Jakarta (MI) : Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan tim aerobatik Jupiter tampil prima di perhelatan Singapore Air Show sejak 11-16 Februari 2014. Hadi mengklaim banyak pengunjung pameran yang menonton aksi tim Jupiter.

"Sambutannya sangat baik di sana (Singapore Air Show)," kata Hadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2014.

Hadi menegaskan tak ada diskriminasi yang dilakukan panitia dan pemerintah Singapura terhadap tim Jupiter beserta puluhan krunya. Kekhawatiran ini sempat muncul akibat perdebatan Indonesia dan Singapura soal penamaan kapal perang TNI, KRI Usman Harun.

Nama KRI itu diambil dari dua pahlawan Marinir Indonesia yang gugur di tiang gantung Singapura akibat aksi sabotase peledakan bom tahun 1965. Imbasnya, pemerintah Singapura membatalkan undangan pameran udara tahunan untuk Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan tiga Kepala Staf Angkatan.

"Kabar yang saya peroleh dari sana baik sekali, perwakilan TNI diterima baik," kata Hadi.

Sesuai jadwal yang diatur pantian 'Air Show', tim Jupiter diberikan dua kali kesempatan pentas di depan mata pengunjung. Tim Jupiter sudah punya kesiapan yang matang untuk tampil di Singapura. Jauh-jauh hari, tim yang dipimpin Kolonel (penerbang) Dedy Susanto ini sudah berlatih rutin di langit Adisutjipto, Yogyakarta. Bahkan setibanya di Singapura beberapa hari lalu, tim Jupiter langsung menjajal berliuk-liuk di langit Singapura.

Total TNI AU mengirim delapan pesawat latih bermesin baling-baling buatan Korea Selatan KT 1B Wongbee. Namun hanya enam pesawat yang akan tampil. "Dua unit lainnya adalah cadangan," kata Hadi.


Selain itu, TNI AU juga mengirim total 40 orang ke Singapura. Mereka adalah pilot, kru dan dua orang perwira tinggi. "Komandan Lanud Adisutjipto dan Paban Mabes AU juga ikut menemani tim Jupiter sampai selesai."





Sumber :  TEMPO

No comments:

Post a Comment