Jakarta (MI) : Pemerintah
Rusia mengapresiasi peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di
Suriah. Salah satunya adalah keikutsertaan Indonesia dalam perundingan
damai kedua kubu Suriah di Montreaux, Swiss bulan lalu.
Demikian disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, di Jakarta, Senin 10 Februari 2014. Dia mengatakan bahwa pemerintah Rusia sepakat atas pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa yang menegaskan bahwa konflik Suriah harus dihentikan melalui solusi diplomatis.
"Peran Indonesia sangat besar karena Indonesia sebagai negara Muslim terbesar sangat penghargaan yang besar terhadap upaya komunitas internasional soal Suriah," kata Galuzin.
"Presiden Indonesia dan Menlu marty berbicara soal solusi diplomatik menyelesaikan konflik dengan damai, gencatan senjata dan penyelesaian secepatnya pengungsi Suriah," lanjutnya lagi.
Galuzin mengatakan bahwa sikap Indonesia ini sesuai dengan kebijakan Rusia. Sejak lama, Rusia telah vokal jika berurusan dengan konflik di Suriah. Bersama China, Rusia beberapa kali melayangkan veto pada resolusi Dewan Keamanan PBB soal Suriah.
Demikian disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, di Jakarta, Senin 10 Februari 2014. Dia mengatakan bahwa pemerintah Rusia sepakat atas pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa yang menegaskan bahwa konflik Suriah harus dihentikan melalui solusi diplomatis.
"Peran Indonesia sangat besar karena Indonesia sebagai negara Muslim terbesar sangat penghargaan yang besar terhadap upaya komunitas internasional soal Suriah," kata Galuzin.
"Presiden Indonesia dan Menlu marty berbicara soal solusi diplomatik menyelesaikan konflik dengan damai, gencatan senjata dan penyelesaian secepatnya pengungsi Suriah," lanjutnya lagi.
Galuzin mengatakan bahwa sikap Indonesia ini sesuai dengan kebijakan Rusia. Sejak lama, Rusia telah vokal jika berurusan dengan konflik di Suriah. Bersama China, Rusia beberapa kali melayangkan veto pada resolusi Dewan Keamanan PBB soal Suriah.
Tiga Solusi
Menlu Marty, yang ikut
serta dalam perundingan Suriah akhir bulan lalu menegaskan ada tiga
solusi yang harus diambil di Suriah. Pertama, konflik di Suriah tidak
dapat selesai dengan solusi militer, harus dengan jalur politis.
Kedua, kekerasan bersenjata harus dihentikan, dan ketiga, bantuan kemanusiaan harus dapat disalurkan kepada kalangan sipil yang sangat memerlukannya.
Walaupun belum menemui titik terang, namun perundingan kedua kubu di Suriah disebut-sebut cukup memuaskan. Salah satu hasil perundingan kedua ini adalah diperbolehkannya warga kota di Homs untuk keluar setelah terjebak pertempuran beberapa bulan terakhir.
Namun, konflik sepertinya masih akan terus pecah jika Bashar al-Assad tidak segera turun. Oposisi bersikeras, salah satu persyaratan damai adalah lengsernya Assad. Mereka mengatakan, Assad yang diktator menggunakan tentara untuk membunuhi warganya.
Kedua, kekerasan bersenjata harus dihentikan, dan ketiga, bantuan kemanusiaan harus dapat disalurkan kepada kalangan sipil yang sangat memerlukannya.
Walaupun belum menemui titik terang, namun perundingan kedua kubu di Suriah disebut-sebut cukup memuaskan. Salah satu hasil perundingan kedua ini adalah diperbolehkannya warga kota di Homs untuk keluar setelah terjebak pertempuran beberapa bulan terakhir.
Namun, konflik sepertinya masih akan terus pecah jika Bashar al-Assad tidak segera turun. Oposisi bersikeras, salah satu persyaratan damai adalah lengsernya Assad. Mereka mengatakan, Assad yang diktator menggunakan tentara untuk membunuhi warganya.
Sumber : VIVAnews
No comments:
Post a Comment