Jakarta (MI) : Selain Usman Bin H Ali alias Djanatin dan
Harun alias Tohir Bin Mahdar, ada nama Gani bin Arup dalam peristiwa
pengeboman hotel MacDonald di Singapura. Berbeda dengan Usman dan Harun,
Gani bisa lolos dari kejaran aparat Singapura. Bagaimana kisahnya?
Dalam catatan sejarah yang dimiliki Korps Marinir, nama Gani muncul sebagai salah satu sukarelawan untuk misi pembebasan Irian Barat atau Trikora bersama Harun. Usman lalu mendampinginya sebagai perwakilan dari Korps Komando Operasi (KKO). Mereka sempat mendapat pendidikan khusus di Cisarua, Bogor.
Menurut dokumen tersebut, Usman, Harun dan Gani adalah sahabat akrab hingga akhirnya mereka mendapat tugas untuk melakukan sabotase di Singapura di masa konfrontasi. Usman didapuk sebagai komandan tim dibantu oleh Harun yang punya pengalaman banyak di Singapura karena pernah jadi pelaut dan tinggal di sana.
Ketiganya lalu menyamar jadi pedagang di wilayah Singapura. Mereka juga sempat mengganti nama masing-masing untuk mengelabui pasukan lawan.
Di tengah malam, tanggal 10 Maret 1965 di saat kota Singapura mulai sepi, mereka memutuskan untuk melakukan peledakan di Hotel MacDonald. Letaknya yang strategis di Orchard Road, menjadi pertimbangan utama. Mereka memasang bahan peledak seberat 12,5 kg dan akhirnya meledak. Beberapa bangunan rusak dan 3 orang meninggal dunia, sementar 33 lainnya luka-luka.
Setelah melakukan aksi, ketiganya sempat berkumpul dan mencari cara kembali ke pangkalan. Akhirnya diputuskan mereka berpencar. Usman dan Harun, sedangkan Gani bergerak sendiri. Sebelum berpisah, Usman meminta kedua rekannya untuk melaporkan hasil tugas ke atasan, siapa pun yang lebih dulu tiba di induk pasukan.
Ternyata, Gani bisa kembali ke pangkalan dan lolos dari aparat Singapura. Namun sayang, Usman dan Harun tertangkap. Mereka sempat hendak melarikan diri menumpang kapal, namun ketahuan oleh nakhoda. Akhirnya mereka naik perahu motor, namun di tengah jalan perahu itu mogok. Hingga akhirnya keduanya ditangkap aparat Singapura dan dieksekusi mati pada tahun 1968.
Tidak disebutkan secara jelas bagaimana Gani bisa lolos dari Singapura. Lalu bagaimana sepak terjangnya selama di Indonesia kini.
Yang pasti, dia disebut pernah hadir ke pemakaman Usman dan Harun di TMP Kalibata. Kakak kandung Usman, Siti Rodiah, menyebut Gani adalah sosok yang paling kehilangan saat proses pemakaman. Bahkan dia histeris hingga perlu ditenangkan rekan-rekannya. Sebuah foto merekam momen haru ini dan tersimpan dalam dokumentasi Rodiah.
"Kalau tidak salah itu Gani," katanya sambil memperlihatkan foto tersebut di kediamannya di Purbalingga kepada detikcom pekan lalu.
Bagaimana kabar tentang Gani sekarang? Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Surapati memastikan pria tersebut sudah meninggal dunia. Namun tak banyak catatan yang dimiliki pihaknya karena Gani lebih banyak menjalani misi rahasia.
"Bedanya Gani, karena misi-misi rahasia dia memisahkan diri. Termasuk kembalinya dia berpisah, dia selamat, dan ini sosoknya di lingkungan Korps Marinir misterius. Keluarganya misterius, termasuk alamat keluarganya," jelas Untung saat dihubungi detikcom, Selasa (11/2/2014).
TNI AL: Gani bin Arup Sudah Meninggal Dunia, Jejaknya Misterius
TNI Angkatan Laut dan Marinir tidak punya catatan soal jejak Gani bin Arup, sosok yang ikut dalam aksi pengeboman hotel MacDonald di Singapura bersama Usman dan Harun. Dia dipastikan sudah meninggal dunia, namun jejaknya misterius.
"Beliau sudah meninggal dunia," kata Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Surapati saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (11/2/2014).
Menurut Untung, catatan soal Gani tidak terdokumentasikan karena dia bukan berlatar belakang Korps Komando (KKO) murni. Gani adalah salah seorang sukarelawan yang kemudian dilatih untuk mengikuti misi sabotase di Singapura. Aktivitasnya pun kebanyakan berbau rahasia.
"Bedanya Gani, karena misi-misi rahasia dia memisahkan diri. Termasuk kembalinya dia berpisah, dia selamat, dan ini sosoknya di lingkungan Korps Marinir misterius. Keluarganya misterius, termasuk alamat keluarganya," jelas Untung.
Kadispen Marinir Letkol Suwandi pun memberikan informasi senada. Dia mengaku masih mengumpulkan data soal sosok Gani yang bisa lolos dari kejaran aparat Singapura setelah pengeboman terjadi. Termasuk soal kehidupannya setelah kematian Usman dan Harun.
"Kita kekuarangan file soal Gani. Saat ini kita masih ngumpulin datanya. Ini datanya masih belum lengkap," jawabnya saat dihubungi detikcom.
Satu-satunya petunjuk soal Gani adalah foto yang dimiliki keluarga Usman saat pemakaman. Kakak kandung Usman, Siti Rodiah, menyebut Gani adalah sosok yang paling kehilangan saat proses pemakaman. Bahkan dia histeris hingga perlu ditenangkan rekan-rekannya. Sebuah foto merekam momen haru ini dan tersimpan dalam dokumentasi Rodiah.
"Kalau tidak salah itu Gani," katanya sambil memperlihatkan foto tersebut di kediamannya di Purbalingga kepada detikcom pekan lalu.
Dalam catatan sejarah yang dimiliki Korps Marinir, nama Gani muncul sebagai salah satu sukarelawan untuk misi pembebasan Irian Barat atau Trikora bersama Harun. Usman lalu mendampinginya sebagai perwakilan dari Korps Komando Operasi (KKO). Mereka sempat mendapat pendidikan khusus di Cisarua, Bogor.
Menurut dokumen tersebut, Usman, Harun dan Gani adalah sahabat akrab hingga akhirnya mereka mendapat tugas untuk melakukan sabotase di Singapura di masa konfrontasi. Usman didapuk sebagai komandan tim dibantu oleh Harun yang punya pengalaman banyak di Singapura karena pernah jadi pelaut dan tinggal di sana.
Ketiganya lalu menyamar jadi pedagang di wilayah Singapura. Mereka juga sempat mengganti nama masing-masing untuk mengelabui pasukan lawan.
Di tengah malam, tanggal 10 Maret 1965 di saat kota Singapura mulai sepi, mereka memutuskan untuk melakukan peledakan di Hotel MacDonald. Letaknya yang strategis di Orchard Road, menjadi pertimbangan utama. Mereka memasang bahan peledak seberat 12,5 kg dan akhirnya meledak. Beberapa bangunan rusak dan 3 orang meninggal dunia, sementar 33 lainnya luka-luka.
Setelah melakukan aksi, ketiganya sempat berkumpul dan mencari cara kembali ke pangkalan. Akhirnya diputuskan mereka berpencar. Usman dan Harun, sedangkan Gani bergerak sendiri. Sebelum berpisah, Usman meminta kedua rekannya untuk melaporkan hasil tugas ke atasan, siapa pun yang lebih dulu tiba di induk pasukan.
Ternyata, Gani bisa kembali ke pangkalan dan lolos dari aparat Singapura. Namun sayang, Usman dan Harun tertangkap. Mereka sempat hendak melarikan diri menumpang kapal, namun ketahuan oleh nakhoda. Akhirnya mereka naik perahu motor, namun di tengah jalan perahu itu mogok. Hingga akhirnya keduanya ditangkap aparat Singapura dan dieksekusi mati pada tahun 1968.
Tidak disebutkan secara jelas bagaimana Gani bisa lolos dari Singapura. Lalu bagaimana sepak terjangnya selama di Indonesia kini.
Yang pasti, dia disebut pernah hadir ke pemakaman Usman dan Harun di TMP Kalibata. Kakak kandung Usman, Siti Rodiah, menyebut Gani adalah sosok yang paling kehilangan saat proses pemakaman. Bahkan dia histeris hingga perlu ditenangkan rekan-rekannya. Sebuah foto merekam momen haru ini dan tersimpan dalam dokumentasi Rodiah.
"Kalau tidak salah itu Gani," katanya sambil memperlihatkan foto tersebut di kediamannya di Purbalingga kepada detikcom pekan lalu.
Bagaimana kabar tentang Gani sekarang? Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Surapati memastikan pria tersebut sudah meninggal dunia. Namun tak banyak catatan yang dimiliki pihaknya karena Gani lebih banyak menjalani misi rahasia.
"Bedanya Gani, karena misi-misi rahasia dia memisahkan diri. Termasuk kembalinya dia berpisah, dia selamat, dan ini sosoknya di lingkungan Korps Marinir misterius. Keluarganya misterius, termasuk alamat keluarganya," jelas Untung saat dihubungi detikcom, Selasa (11/2/2014).
TNI AL: Gani bin Arup Sudah Meninggal Dunia, Jejaknya Misterius
TNI Angkatan Laut dan Marinir tidak punya catatan soal jejak Gani bin Arup, sosok yang ikut dalam aksi pengeboman hotel MacDonald di Singapura bersama Usman dan Harun. Dia dipastikan sudah meninggal dunia, namun jejaknya misterius.
"Beliau sudah meninggal dunia," kata Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Surapati saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (11/2/2014).
Menurut Untung, catatan soal Gani tidak terdokumentasikan karena dia bukan berlatar belakang Korps Komando (KKO) murni. Gani adalah salah seorang sukarelawan yang kemudian dilatih untuk mengikuti misi sabotase di Singapura. Aktivitasnya pun kebanyakan berbau rahasia.
"Bedanya Gani, karena misi-misi rahasia dia memisahkan diri. Termasuk kembalinya dia berpisah, dia selamat, dan ini sosoknya di lingkungan Korps Marinir misterius. Keluarganya misterius, termasuk alamat keluarganya," jelas Untung.
Kadispen Marinir Letkol Suwandi pun memberikan informasi senada. Dia mengaku masih mengumpulkan data soal sosok Gani yang bisa lolos dari kejaran aparat Singapura setelah pengeboman terjadi. Termasuk soal kehidupannya setelah kematian Usman dan Harun.
"Kita kekuarangan file soal Gani. Saat ini kita masih ngumpulin datanya. Ini datanya masih belum lengkap," jawabnya saat dihubungi detikcom.
Satu-satunya petunjuk soal Gani adalah foto yang dimiliki keluarga Usman saat pemakaman. Kakak kandung Usman, Siti Rodiah, menyebut Gani adalah sosok yang paling kehilangan saat proses pemakaman. Bahkan dia histeris hingga perlu ditenangkan rekan-rekannya. Sebuah foto merekam momen haru ini dan tersimpan dalam dokumentasi Rodiah.
"Kalau tidak salah itu Gani," katanya sambil memperlihatkan foto tersebut di kediamannya di Purbalingga kepada detikcom pekan lalu.
Sumber : Detik
Semoga Detik.com bs menemukan data2 soal gani siapa tahu msh hidup.. klaupun sdh meninggal. paling tidak msh memiliki keluarga yg bs mengharukan rakyat Indonesia.. n keluargax mendapat penghargaan dr pemerintah saat ini sbg anggota KKO rahasia saat itu. artix Rakyat Indonesia saat ini bs senag melihat keluarga pahlawan itu.
ReplyDelete