Malang (MI) :
Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan
bahwa pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Pertahanan akan
terus mendukung penuh industri pertahanan dalam negeri. Dukungan tidak
hanya diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara tetapi juga kepada
perusahaan-perusahaan swasta.
"BUMN yang milik negara, BUMS-swasta,
apapun namanya harus didukung karena perlahan-lahan kita menuju mandiri.
10 tahun ke depan, kita akan mendiri secara persenjataan 90 persen,"
kata Menhan disela-sela kunjungannya ke perusahaan industri pertahanan
swasta nasional pembuat bom pesawat, PT Sari Bahari di Malang, Jumat
(12/12). Dalam kunjungan ini, Menhan dan rombongan diterima oleh
Direktur Utama PT Sari Bahari, Ir Ricky Hendrik Egam.
Kunjungan didahului dengan penjelasan
profile perusahaan dan kemampuannya dalam mendukung kebutuhan Alutsita
TNI yang disampaikan secara langsung oleh Direktur Utama PT Sari Bahari.
Selanjutnya, Menhan Ryamizard meninjau secara langsung proses pembuatan
bodi-bodi bom hingga yang sudah dalam bentuk packing.
Sementara itu Direktur Utama PT Sari
Bahari menyampaikan, kunjungan ini merupakan suatu kehormatan dan
kebanggaan bagi PT. Sari Bahari, karena dengan kunjungan ini tentunya
menunjukan dukungan pemerintah yang luar biasa kepada industri Alutsista
dalam negeri. Kunjungan ini juga akan menambah atau memompa semangat
PT. Sari Bahari sebagai perusahaan industri pertahanan untuk lebih giat
berinovasi dan terus berkontribusi dalam turut mendukung kemandirian
industri pertahanan dalam negeri.
Lebih lanjut Direktur Utama PT Sari
Bahari menjelaskan, PT. Sari Bahari didirikan pada tahun 1993 dan sudah
turut berparsitipasi memenuhi kebutuhan Alutsista TNI sejak tahun 2000.
Awalnya, PT Sari Bahari membuat smoke warhead atau kepala asap untuk roket FFAR dimana hasil dari produksi tersebut dibeli oleh PT Dirgantara Indonesia.
Sejak tahun 2000 hingga sekarang
kira-kira sudah 10.000 pcs diproduksi oleh PT Sari Bahari. Dan
terakhir, PT Sari Bahari memproduksi roket hulu ledak asap (Smoke
Warhead) kaliber 70 milimeter untuk digunakan pada roket pesawat Super
Tucano TNI AU.
Lebih lanjut Ir Ricky Hendrik Egam yang
juga pendiri PT Sari Bahari menjelaskan bahwa perusahaannya mampu
memproduksi 5 jenis bom. Yaitu Bom P-100L dan P-100 untuk Sukhoi, P-25,
Smoke Warhead dan Folding FIN (Standar NATO). Namun untuk pengisian bom
masih harus bekerjasama dengan perusahaan dalam negeri lain.
Turut mendapingi Menhan dalam kunjungan
ini, Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto Dirjen Renhan Kemhan RI
Marsekal Muda TNI M. Syaugi, Mayjen TNI Yudi Iswastanto dan beberapa
pejabat di jajaran Kemhan.
Sumber : DMC Kemhan
No comments:
Post a Comment