Jakarta (MI) : TNI AD tengah menggelar pameran alutsista
dalam rangka Hari Juang Kartika di Monas, Jakarta Pusat. Salah satu
peralatan pertahanan yang dipamerkan adalah sebuah alat bantu mobile
bagi penyelam, Diver Propulsion Device (DPD).
DPD merupakan sebuah sarana yang bisa dinaiki penyelam dan bentuknya seperti tabung yang terbuka dan memiliki roda layaknya kendaraan. Saat berada di darat atau permukaan, 4 rodanya bisa dibuka untuk berjalan, sementara ketika berada di dalam air, roda tersebut bisa ditutup.
"Ini bisa dipakai 1 atau paling banyak 2 penyelam," ujar petugas yang menjaga stand Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI AD Samidi saat ditemui, Sabtu (13/12/2014).
DPD merupakan sebuah sarana yang bisa dinaiki penyelam dan bentuknya seperti tabung yang terbuka dan memiliki roda layaknya kendaraan. Saat berada di darat atau permukaan, 4 rodanya bisa dibuka untuk berjalan, sementara ketika berada di dalam air, roda tersebut bisa ditutup.
"Ini bisa dipakai 1 atau paling banyak 2 penyelam," ujar petugas yang menjaga stand Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI AD Samidi saat ditemui, Sabtu (13/12/2014).
Panjang keseluruhan alat ini adalah 223 cm dengan lebar 108 cm dan tinggi 61 cm. Berat alat ini saat di darat adalah 76,5 kg, namun saat berada di dalam air 0 kg. Kapasitas cargonya bisa untuk 85.000 cm3.
Kecepatan maksimal DPD saat berada di dalam air adalah 3,2 knots namun untuk di permukaan air hanya 2,3 knots. Sementara range kecepatan maksimal alat ini untuk di dalam air adalah 7,0 NM (Nautical mile) dan 5,5 NM untuk di permukaan air. Jika dinaiki oleh 2 penyelam maka kemampuan tersebut sedikit berkurang.
Kelebihan dari DPD yang menggunakan baterai dengan penggerak baling-baling ini adalah alat navigasi dan komunikasi. Terdapat sinyal pemancar panjang di bagian depan sebelah kirinya.
"Ada antena pemancar sinyal untuk alat komunikasi. Kemarin sudah dicoba untuk menyelam di Anyer, kedalamannya sampai 20 meter," kata Samidi.
Menurut Samidi, TNI sendiri saat ini sudah memiliki 17 DPD. Sebanyak 12 diperuntukkan bagi kesatuan TNI AL, dan sisanya untuk TNI AD.
"AD punya 5, dan digunakan oleh Kopassus," tutupnya.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment