Tuesday, May 6, 2014

Seragam dari Baleendah Dipakai Pasukan Perdamaian TNI

Seragam dari Baleendah Dipakai Pasukan Perdamaian TNI

Lebanon (MI) : Kualitas konfeksi hasil pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Bandung tak kalah bersaing dengan perusahaan garmen ternama. Salah satunya produk yang dihasilkan CV Hasari, yang dimiliki Rima Melasari (44).

Warga Jalan Rajawali, Perumahan Rancamanyar Regency 2, Kecamatan Baleendah, itu sudah menghasilkan produk seragam yang pernah digunakan pasukan perdamaian Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Libanon. Bahkan saat ini sejumlah instansi pemerintah dan swasta banyak yang memesan produknya.
Rima mengaku bangga pakaian seragam hasil produksinya digunakan anggota TNI sekitar tiga tahun lalu. Produk yang digunakan tersebut berupa jaket, kemeja, kaus berkerah, topi, dan beberapa jenis lainnya. Hal itu menunjukkan hasil produksinya tak kalah bersaing dengan perusahaan besar.

"Kebanggaan bagi saya sekeluarga dan semua karyawan. Setelah produk kami dipercaya oleh TNI. Harus diakui untuk mendapat kepercayaan ini sangat berat. Kami harus benar-benar menjaga kualitas. Seragam untuk pasukan internasional harus memiliki standar yang bagus," kata Rima, Minggu (4/5/2014).
Kepercayaan dari pasukan perdamaian terhadap usahanya terus dijaga. Usahanya, yang semula hanya bermodalkan sekitar tujuh mesin jahit dengan modal awal Rp 100 juta, kini terus berkembang. Kini Rima telah memiliki puluhan mesin jahit berbagai jenis dan puluhan pekerja.

"Setiap kesempatan pasukan perdamaian TNI itu pakai seragam hasil jahitan saya. Semua orang melihat mereka dengan seragam hasil pekerjaan kami. Jadi, produk saya bisa dikenal ke seluruh dunia," ujarnya.
Kualitas yang baik dan memiliki rancangan sendiri, kata Rima, membuat pelanggannya terus bertambah. Mulai kementerian, badan usaha milik negara (BUMN), hingga beberapa pemerintah daerah di Pulau Jawa dan luar Jawa. Instansi pemerintah itu selalu memercayakan urusan seragam kepada konfeksinya. Bahkan Rima telah menjadi pemasok tetap untuk PT Pertamina di Indramayu.

"Memang persaingan untuk mendapat kepercayaan dari berbagai perusahaan besar itu ketat. Saya selalu berhadapan dengan berbagai perusahaan besar dalam dan luar negeri saat ikutan tender. Mungkin kami kalah promosi saja dengan mereka yang besar itu," katanya.

Usaha konfeksi miliknya, kata Rima, didirikan bersama suaminya, Yulizar Tatang Suhendi (47), pada tahun 2005. Lulusan Teknik Industri dan Manajemen Unjani tahun 1993 itu telah menggeluti usaha sejak 2002 di bidang trading atau perdagangan.

"Pada 2005 kebetulan saya mendapat permintaan membuat jaket tahan dingin dari Pertamina. Saat itu saya berpikir tidak boleh asal-asalan dan dikerjakan oleh orang lain. Jadi langsung saya produksi sendiri. Hasilnya bisa diterima," ujarnya.

Meski terbilang sukses dengan usahanya, Rima masih memiliki satu keinginan. Rima ingin memproduksi pakaian sepak bola kualitas impor. Untuk membuat kaus sepak bola dengan kualitas impor, saat ini bahan bakunya banyak tersedia di Indonesia.

"Saya pernah dikirim beberapa kaus sepak bola dan beberapa kaus lainya dari Eropa. Saya pikir kualitas produk saya bisa sama, bahkan lebih bagus dari itu. Untuk ke arah sana, saya masih menunggu kesempatan yang bagus," katanya. 






Sumber : TRIBUNNEWS

No comments:

Post a Comment