Lebanon (MI) : Kualitas konfeksi hasil pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Bandung tak kalah bersaing
dengan perusahaan garmen ternama. Salah satunya produk yang dihasilkan
CV Hasari, yang dimiliki Rima Melasari (44).
Warga Jalan Rajawali,
Perumahan Rancamanyar Regency 2, Kecamatan Baleendah, itu sudah
menghasilkan produk seragam yang pernah digunakan pasukan perdamaian
Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Libanon. Bahkan saat ini sejumlah
instansi pemerintah dan swasta banyak yang memesan produknya.
Rima
mengaku bangga pakaian seragam hasil produksinya digunakan anggota TNI
sekitar tiga tahun lalu. Produk yang digunakan tersebut berupa jaket,
kemeja, kaus berkerah, topi, dan beberapa jenis lainnya. Hal itu
menunjukkan hasil produksinya tak kalah bersaing dengan perusahaan
besar.
"Kebanggaan bagi saya sekeluarga dan semua karyawan.
Setelah produk kami dipercaya oleh TNI. Harus diakui untuk mendapat
kepercayaan ini sangat berat. Kami harus benar-benar menjaga kualitas.
Seragam untuk pasukan internasional harus memiliki standar yang bagus,"
kata Rima, Minggu (4/5/2014).
Kepercayaan dari pasukan perdamaian
terhadap usahanya terus dijaga. Usahanya, yang semula hanya bermodalkan
sekitar tujuh mesin jahit dengan modal awal Rp 100 juta, kini terus
berkembang. Kini Rima telah memiliki puluhan mesin jahit berbagai jenis
dan puluhan pekerja.
"Setiap kesempatan pasukan perdamaian TNI itu
pakai seragam hasil jahitan saya. Semua orang melihat mereka dengan
seragam hasil pekerjaan kami. Jadi, produk saya bisa dikenal ke seluruh
dunia," ujarnya.
Kualitas yang baik dan memiliki rancangan
sendiri, kata Rima, membuat pelanggannya terus bertambah. Mulai
kementerian, badan usaha milik negara (BUMN), hingga beberapa pemerintah
daerah di Pulau Jawa dan luar Jawa. Instansi pemerintah itu selalu
memercayakan urusan seragam kepada konfeksinya. Bahkan Rima telah
menjadi pemasok tetap untuk PT Pertamina di Indramayu.
"Memang
persaingan untuk mendapat kepercayaan dari berbagai perusahaan besar itu
ketat. Saya selalu berhadapan dengan berbagai perusahaan besar dalam
dan luar negeri saat ikutan tender. Mungkin kami kalah promosi saja
dengan mereka yang besar itu," katanya.
Usaha konfeksi miliknya,
kata Rima, didirikan bersama suaminya, Yulizar Tatang Suhendi (47), pada
tahun 2005. Lulusan Teknik Industri dan Manajemen Unjani tahun 1993 itu
telah menggeluti usaha sejak 2002 di bidang trading atau perdagangan.
"Pada 2005 kebetulan saya mendapat permintaan membuat jaket tahan dingin dari Pertamina. Saat itu saya berpikir tidak boleh asal-asalan dan dikerjakan oleh orang lain. Jadi langsung saya produksi sendiri. Hasilnya bisa diterima," ujarnya.
Meski terbilang sukses dengan
usahanya, Rima masih memiliki satu keinginan. Rima ingin memproduksi
pakaian sepak bola kualitas impor. Untuk membuat kaus sepak bola dengan
kualitas impor, saat ini bahan bakunya banyak tersedia di Indonesia.
"Saya pernah dikirim beberapa kaus sepak bola dan beberapa kaus
lainya dari Eropa. Saya pikir kualitas produk saya bisa sama, bahkan
lebih bagus dari itu. Untuk ke arah sana, saya masih menunggu kesempatan
yang bagus," katanya.
No comments:
Post a Comment