Surabaya (MI) : Kementerian Pertahanan kembali menyelenggarakan kompetisi cyber defence, yang digelar di Akademi Angkatan Laut, Surabaya. Kompetisi ini bertujuan meningkatkan kompetensi para pengawak unit cyber defence di lingkungan KementerianPertahanan, sekaligus memperluas jejaring cyberdefence di Indonesia. Kompetisi berlangsung selama dua hari dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 9 Mei 2014, dan dibuka oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Kompetisi cyber defence tahun inidiikuti peserta dari seluruh penjuru tanah air. Peserta kompetisi dibagi menjadi dua kategori kategori
umum untuk yang telah berumur 18 tahun dan kategori pelajar untuk yang
telah berumur 13 tahun dan maksimal berumur 18 tahun. Kompetisi ini adalah babak final yang dilaksanakan secara offline. Para peserta dalam kompetisi ini adalah mereka yang telah dinyatakan lolos babak kualifikasi yang dilakukan secara online.
Menhan dalam sambutannya mengatakan bahwa perkembangan kemajuan teknologi informasidan komunikasi
telah menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat
manusia. Apabila digunakan secara konstruktif, teknologi informasi dan
komunikasi dapat memberi berbagai manfaat bagi umat manusia. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki
posisi sentral dalam menunjang dan memberi kemudahan kepada masyarakat
dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari. Namun sebaliknya, teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki implikasi negatif dan memunculkan berbagai kerawanan. Tidak dapat dihindari bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga digunakan untuk tujuan-tujuan yang bersifat destruktif, baik oleh individu, kelompok maupun oleh negara.
Akhir-akhir ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah dimanfaatkan oleh sejumlah negara
untuk kepentingan perang asimetris. Bahkan berbagai kalangan meyakini,
bahwa perang asimetris lebih mungkin berpeluang terjadi dibanding perang
konvensional yang mengandalkan kekuatan pasukan dan persenjataan
militer.
Dampak kehancuran perang asimetris tidak kalah dibandingkan dengan
perang k
onvensional. Perang asimetris yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi
berdampak lebih luas karena luasnya medan perang yang mencakup berbagai
aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dilantaranya bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budayadan
keamanan. Bila tidak waspada dan bersiap untuk mengantisipasinya, tidak
menutup kemungkinan suatu negara dapat dilumpuhkan dan dihancurkan
dengan perang asimetris tersebut.
Indonesia harus memiliki kesiapan mengantisipasi terjadinya perang asimetris. Karena perang asimetris dapat terjadi setiap saat. Wilayah Indonesia yang luas, berpotensi terhadap berbagai kerawanandalam perang asimetris. Oleh karenanya, kompetisi cyber defence ini
memiliki nilai strategis dalam dinamika perkembangan dunia yang
diwarnai dengan berbagai aksi perebutan pengaruh dan pembentukan opini
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Implikasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyentuh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan semakin meningkatnya kejahatan cyberyang dimanfaatkan pihak-pihak tertentu baik secara individu, kelompok maupun negara asing untuk melemahkan NKRI.
Sebagai warga negara yang baik, tentu tidak bisa tinggal diam melihat negara yang dicintai ini menjadi sasaran serangan cyber. Seluruh warga negara harus memiliki sense of belonging dan sense of responsibilityterhadap eksistensi NKRI. Sudah waktunya seluruh komponen bangsa bertindak menyikapi fenomena serangan cyber yang
menyudutkan dan melemahkan NKRI. Merapatkan barisan dan menghimpun
kekuatan, guna membentuk pertahanan dalam dunia maya untuk melindungi
kedaulatan NKRI dari segala ancaman dan serangan cyber.
Kompetisi ini tidak hanya mencari pemenang dan juara saja, namun
memiliki nilai yang jauh lebih tinggi, yakni sebagai media untuk
menyalurkan kreatifitas, sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan dan
keahlian dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Kompetisi ini diharapkan dapat dijadikan momentum penting dalam membangun jejaring pertahanan cyber sekaligus membina keahlian pertahanan cyber potensi
anak bangsa yang terjun dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
dari Sabang sampai Merauke. Melihat dari banyaknya jumlah peserta pada
babak online,
bobot kreatifitas dan inovasinya, dapat disimpulkan bahwa Indonesia
memiliki SDM yang unggul, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dengan melihat SDM yang ada, Indonesia dapat membentuk pasukan cyber yang mampu
mengantisipasi terjadinya perang asimetris. Dengan semangat rasa cinta
tanah air dari komunitas teknologi informasi dan komunikasi, maka
kedaulatan NKRI dapat dipertahankan dari serangan cyber.
Menhan menambahkan bahwa dengan kualitas SDM yang kita miliki saat ini, ke depan Indonesia akan mampu membentuk pasukan cyber yang kuat seperti yang dimiliki negara maju lain.
Sumber : DMC Kemhan
No comments:
Post a Comment