BANDUNG (MI) : Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono, mengatakan, militer Brunei
Darussalam tertarik untuk menggunakan senjata produksi PT. Pindad.
Senjata yang diminati oleh Brunei Darussalam adalah senapan serbu 2
(SS2).
Selain itu, Brunei juga menaruh minat atas kendaraan taktis (rantis) panser jenis Anoa. "Harapannya SS2, karena tentaranya itu yang lebih dulu ingin mendapatkan SS2. Kami sedang ikut tender di Brunei," kata Tri di pabrik pembuatan Senjata PT. Pindad, Kiara Condong, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014).
Namun Tri mengaku belum mengetahui jumlah senjata yang bakal dipesan oleh Brunei. "Belum ada gambaran. Tapi harapan kami minimal dengan pemasaran keluar negeri kita akan belajar banyak," tuturnya.
Selain Brunei, kata Tri, beberapa negara di Asia Tenggara dan negara di benua Asia lainnya juga ikut memesan senjata dan alutsista buatan Pindad. "Di Malaysia, walaupun belum deal kontrak, kita sudah masuk nomor satu pilihan mereka setelah mengalahkan lima kandidat," ujarnya.
"Ada beberapa negara yang sudah kerjasama dengan kita seperti senjata, amunisi untuk perdamaian. Prinsipnya kita kerjasama dengann Asia Tenggara dan Asia," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Putra Mahkota Brunei Darussalam, Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jenderal Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah Ibni Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzadin Waddaulah, mengunjungi pabrik alutsista PT. Pindad.
Dalam kesempatan tersebut, Mu'izzadin menyempatkan diri untuk melihat-lihat beberapa alutsista buatan PT.Pindad baik seperti panser, tank, dan juga senapan mesin.
Setelah disuguhkan dengan demonstrasi beberapa alutsista buatan Pindad. Mu'izzadin juga mencoba mengendarai sendiri salah satu panser jenis Anoa.
Selain itu, Brunei juga menaruh minat atas kendaraan taktis (rantis) panser jenis Anoa. "Harapannya SS2, karena tentaranya itu yang lebih dulu ingin mendapatkan SS2. Kami sedang ikut tender di Brunei," kata Tri di pabrik pembuatan Senjata PT. Pindad, Kiara Condong, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014).
Namun Tri mengaku belum mengetahui jumlah senjata yang bakal dipesan oleh Brunei. "Belum ada gambaran. Tapi harapan kami minimal dengan pemasaran keluar negeri kita akan belajar banyak," tuturnya.
Selain Brunei, kata Tri, beberapa negara di Asia Tenggara dan negara di benua Asia lainnya juga ikut memesan senjata dan alutsista buatan Pindad. "Di Malaysia, walaupun belum deal kontrak, kita sudah masuk nomor satu pilihan mereka setelah mengalahkan lima kandidat," ujarnya.
"Ada beberapa negara yang sudah kerjasama dengan kita seperti senjata, amunisi untuk perdamaian. Prinsipnya kita kerjasama dengann Asia Tenggara dan Asia," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Putra Mahkota Brunei Darussalam, Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jenderal Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah Ibni Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzadin Waddaulah, mengunjungi pabrik alutsista PT. Pindad.
Dalam kesempatan tersebut, Mu'izzadin menyempatkan diri untuk melihat-lihat beberapa alutsista buatan PT.Pindad baik seperti panser, tank, dan juga senapan mesin.
Setelah disuguhkan dengan demonstrasi beberapa alutsista buatan Pindad. Mu'izzadin juga mencoba mengendarai sendiri salah satu panser jenis Anoa.
PT Pindad Targetkan Penjualan Alutsista Hingga Rp2 Triliun
PT Pindad menargetkan penjualan alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) pada tahun ini mencapai Rp2 triliun. Angka itu lebih besar
dari realisasi penjualan tahun 2013 yang mencapai Rp1,8 triliun.
"Penjualan kita di 2014 ini ditargetkan di atas Rp2 triliun," kata Dirut PT Pindad, Tri Hardjono, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014).
Ia optimistis target itu akan tercapai karena sasaran penjualan sudah dipetakan. Terlebih sudah ada beberapa kontrak yang siap dipenuhi dalam tahun ini.
Alutsista pun dijual ke sejumlah negara terutama di Asia Tenggara dan beberapa negara di Asia. "Ada beberapa negara yang kerjasama dengan kita. Tapi negaranya tidak bisa sebutkan. Prinsipnya, kita kerjasama dengan beberapa negara di Asia dan Asia Tenggara," jelas Tri.
PT Pindad sendiri memproduksi berbagai senjata seperti senapan serbu, senapan runduk, dan senjata genggam. Dalam setahun, PT Pindad mampu memproduksi sekira 30 ribu unit senjata.
Selain itu, PT Pindad juga memproduksi berbagai kendaraan tempur dan peralatan lainnya dengan jumlah banyak.
"Penjualan kita di 2014 ini ditargetkan di atas Rp2 triliun," kata Dirut PT Pindad, Tri Hardjono, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014).
Ia optimistis target itu akan tercapai karena sasaran penjualan sudah dipetakan. Terlebih sudah ada beberapa kontrak yang siap dipenuhi dalam tahun ini.
Alutsista pun dijual ke sejumlah negara terutama di Asia Tenggara dan beberapa negara di Asia. "Ada beberapa negara yang kerjasama dengan kita. Tapi negaranya tidak bisa sebutkan. Prinsipnya, kita kerjasama dengan beberapa negara di Asia dan Asia Tenggara," jelas Tri.
PT Pindad sendiri memproduksi berbagai senjata seperti senapan serbu, senapan runduk, dan senjata genggam. Dalam setahun, PT Pindad mampu memproduksi sekira 30 ribu unit senjata.
Selain itu, PT Pindad juga memproduksi berbagai kendaraan tempur dan peralatan lainnya dengan jumlah banyak.
SS2. Memang kualitasnya sangat bagus, dan dah trbukti di ajang prlombaan menembak intrnasional, jd kesimpulannya ,, made in indonesia. Is the best lah
ReplyDeleteMerdeka
ReplyDelete