Nusa Dua (MI) : Menjelang digelarnya
Open Government Partnership (OGP) Asia-Pacific Regional Conference yang
akan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, di BNDCC Nusa Dua
Bali, pada H - 2 Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (S) Julius
Widjojono selesai menghadiri apel gelar pasukan pengamanan VVIP kegiatan
Open Government Partnership Tingkat Regional Asia Pasifik 2014 di
lapangan Lagoon Nusa Dua yang dipimpin Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI
Wisnu Bawa Tenaya, langsung melaksanakan pengecekan situasi keamanan
perairan Pelabuhan Benoa jalur Tol Bali Mandara yang melintasi pantai
sampai dengan tempat lokasi dilaksanakannya pertemuan dengan menggunakan
2 (dua) unit Rubber Boat dan 2 unit Jetski, Minggu (4/5/2014).
Dalam
pengecekan situasi Komandan Lanal Denpasar yang didampingi oleh Pasops
Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Budi Priyo Wicaksono memberikan arahan
langsung kepada anggota Lanal Denpasar yang terlibat dalam pelaksanaan
Pam VVIP acara Open Governmen Patnership (OGP), bahwa setiap personel
untuk bertanggung jawab dan waspada terhadap bidang area sektornya,
tindakan tegas dan profesional perlu dikedepankan, dengan tidak
meninggalkan faktor keamanan. Reaksi cepat terhadap setiap objek yang
membahayakan patut dilakukan guna terus mempertahankan citra Bali
sebagai objek wisata dunia. Dimana titik titik rawan yang akan
ditempatkan pasukan pengamanan kepada seluruh pengawak Pam Laut yang
berada di Pelabuhan Benoa, Perairan Jalan Tol Bali Mandara dan di
perairan ujung landasan pacu Bandara Ngurah Rai Bali.
“Open
Government Partnership (OGP) Asia-Pacific Regional Conference” akan
digelar pada 6-7 Mei 2014 di Nusa Dua, Bali. Pada tahun ini, Indonesia,
salah satu dari delapan negara perintis OGP, memperoleh kehormatan
sebagai lead chair OGP dengan Meksiko sebagai support co-chair-nya.
Kedelapan negara itu adalah Brazil, Indonesia, Meksiko, Norwegia,
Filipina, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Konferensi akan
dihadiri beberapa kepala negara/pemerintahan anggota OGP se-Asia Pasifik
beserta para menteri/pejabat pemerintahan, dan elemen organisasi
multilateral, CSO, swasta, akademisi, kaum muda, serta pers/media.
OGP (Open Government Partnership), suatu kemitraan yang dibentuk pada September 2011, bertujuan untuk mendukung kemajuan keterbukaan pemerintah sesuai aspirasi dan komitmen nyata sebagaimana dicanangkan oleh setiap negara anggota. Keanggotaannya sukarela, murni kesadaran, dan tidak tersekat batas-batas negara atau politik. Stakeholder nonpemerintah pun mendukungnya. Itulah barangkali mengapa dulu, ketika tak sampai setahun usianya, OGP telah menuai dukungan 58 negara. Kini anggotanya sudah mencapai 64 negara.
Keanggotaan
Indonesia dalam OGP merupakan ikhtiar untuk mewujudkan tiga pilar dalam
pelaksanaan sistem pemerintah negara demokrasi, yakni transparansi,
partisipasi publik, dan akuntabilitas. Penetapan Indonesia sebagai
bagian dari OGP itu tertuang dalam Keppres 13/2014 yang diteken Presiden
Yudhoyono pada 26 Maret 2014. Inilah yang mendasari Indonesia untuk
menggelar “OGP Asia-Pasific Regional Conference” di Nusa Dua Bali, 6-7
Mei 2014. Konferensi yang mengangkat tema besar “Unlocking Innovative
Openness: Impetus to Greater Citizen Engagement” tersebut akan
merumuskan agenda strategis dan operasional OGP untuk 2014,
membangkitkan mutu partisipasi negara-negara dan CSO dalam gerakan OGP,
serta menarik lebih banyak negara di Asia Pasifik bergabung ke OGP.
Sumber : TNI AL
No comments:
Post a Comment