Tuesday, November 26, 2013

Pimpinan TPN-OPM Wilayah Perbatasan Pilih Jalan Dialog

Pimpinan TPN-OPM Wilayah Perbatasan Lambert Peukikir (pegang kertas putih) bersama pasukannya di hutan perbatasan RI-PNG‎.Lambert akan melakukan perubahahan pada  perjuangannya dengan mengutamakan jalan dialog.

Jayapura (MI) : Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) wilayah perbatasan RI-Papua Nugini, Lambert Peukikir, memutuskan untukl ke luar hutan. Lambert tidak akan melakukan perjuangan melalui jalan kekerasan, tetapi dengan jalan damai dan dialog. Hal itu disampaikannya kepada wartawan Suara Pembaruan di Jayapura melalui perbincangan via telepon, Selasa (26/11).

Dia mengaku telah bertemu pejabat tinggi keamanan di Papua. “Saya sudah bertemu mereka," kata Lambert yang bersedia menyebutkan nama pejabat tersebut, tetapi meminta agar tak ditulis.

Meski demikian, dia menegaskan akan kembali ke hutan apabila nanti ada hal-hal yang tidak berkenan saat melakukan dialog dengan Pemerintah Indonesia.

Saat ditanya tentang peringatan 1 Desember yang diklaim sebagai Hari Kemerdekaan Papua, Lambert menyatakan pihaknya hanya melakukan doa bersama para pengikutnya.

Secara terpisah, Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Bernard Kamuki Ramandey mengatakan secara politik orang Papua menganggap 1 Desember sebagai hari kemerdekaan. “Sebelum 1 Desember, negara berkewajiban melakukan pendekatan politik, terutama kepada TPN-OPM, dewan adat, dan sebagainya. Kalaupun ada perayaan itu, harus direspons sebagai partisipasi politik,” ujarnya.

Disinggung keluarnya Lambert Peukikir dari hutan, Frits yang mengaku bertemu Lambert beberapa waktu lalu, mengapresiasi perubahan pola perjuangan yang tidak lagi menggunakan kekerasan. “Lambert mengubah perjuangannnya dengan dialog. Karena itu, peran rekonsiliasi yang diambil Lambert harus direspons pemerintah dengan baik," katanya.

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian mengharapkan pada 1 Desember mendatang semua pihak tetap menjaga situasi yang kondusif di Papua. "Pihak kita, juga TNI dan pemerintah daerah, terus melakukan pendekatan persuasif kepada semua pihak, termasuk saudara-saudara kita yang berbeda pendapat. Mudah-mudan semua berjalan aman seperti pada tahun sebelumnya," ujarnya.

Saat ditanya daerah-daerah yang menjadi prioritas untuk diawasi pada 1 Desember, Tito menyatakan,"Lany Jaya, Puncak Jaya, sementara di Paniai terus dibangun komunikasi dengan saudara-saudara kita yang berbeda pendapat."





Sumber : Beritasatu

2 comments:

  1. Bunuh aja mereka semua.penghianat. Gk bersyukur.australia da gk mampu bntu kalian.indonesia skrg beda indonesia jaman suharto. Ekonomi skrg da kuat.PDB uda us 1 trilliun.. Kelas menengah meningkat,anggran militer naik.. Tunggu aja divisi 3 marinir di papua.

    ReplyDelete
  2. Perdamaian itu lebih baik dari kekerasan,mari saudara saudara qu...bergabunglah kembali k NKRI

    ReplyDelete