Theglobal-review (MI) : Menjelang peringatan HUT Provinsi Papua dan Papua Barat 1 Desember 2013, eskalasi politik dan keamanan di tanah Papua meningkat, seperti aksi teror kekerasan dan penculikan terhadap warga oleh sekelompok orang tidak dikenal serta penyerangan terhadap anggota polisi dan anggota TNI yang bertugas terus berlangsung.
Mengapa? upaya penegakkan pemulihan ketertiban dan keamanan selalu dilanggar oleh pihak-pihak tertentu di Papua (OTK, spionase asing dan OPM) yang tidak menginginkan kondisi Papua kondusif dan aman, sehingga menjadi peluang politik agar Papua terjadi kekosongan kekuasaan/pemerintahan untuk memisahkan dari NKRI melalui jejak pendapat (Pepera). Upaya tersebut sedang disiapkan dan diagendakan oleh kelompok asing yang bermain di dalam dan luar negari. Kelompok asing tersebut sedang menunggu momentum yang tepat untuk memerdekkan Papua menjadi “Sebuah Negara Boneka Asing”, salah satunya melalu perayaan HUT Papua, (1 Desember).
Perlu di ketahui perayaan HUT Papua juga di rayakan di Australia, Belanda, Inggris dan negara –negara eropa lainnya (sebagi bukti spionasi asing terlibat). Perayaan HUT Papua bisa dilakukan selama masih dalam koridor keutuhan NKRI (sejarah), namun bukan dalam aksi-aksi mengganggu keamanan dan mengibarkan bendera kejora untuk menuntut kemerdekaan atau terlepas dari NKRI. Peranan asing (NGO internasional) begitu besar dalam membentuk organisasi dan kelompok perlawanan terhadap NKRI baik di dalam dan luar negeri.
Spionase asing tersebut masuk melalui berbagai cara, dalam balutan lembaga HAM (menyuarakan pelanggaran dan tuntutan), LSM (SHDRP dan kedok spionase), lembaga pendidikan (bantua bea siswa), lembaga kebudayaan (alasan adat yang harus dilindungi dan perang/konflik adat), lembaga kepemudaan (membentuk KNPB didaerah, OPM, pemerintahan sendiri, dan menyebar isu SARA), lembaga kesehatan (melalui Kapsul-kapsul HIV dan Malaria).
Pembangunan ekonomi, di Papua tidak akan cepat berjalan, karena banyaknya kepentingan yang bermain di tanah Papua, salah satunya tuntutan kepala adat terhadap ganti rugi hak tanah ulayat yang begitu besar (mencapai miliaran), adanya kelompok yang melakukan pemerasan terhadap perusahaan yang berinvestasi dan kelompok yang tidak menginginkan masyarakat Papua maju. Sikap pemerintah, TNI dan Polri terhadap Papua adalah sama, yakni Papua bagian sah dari wilayah NKRI dan wilayah NKRI adalah dari Sabang sampai Merauke, serta NKRI harga mati.
Beberapa organisasi dan media asing yang terlibat mendukung Papua Merdeka yakni, Papua Vrouwen Nederland (Mama Papua di Belanda) dan Comité 50 Jaar Papoea’s in Nederlan (Komite 50 Tahun Orang Papua di Belanda). Australia West Papua Association (AWPA), Democratic Labor Party, Rize of the Morning Star, Solidarity With West Papua dll.
Mengapa, negara asing berusaha memisahkan Papua dari NKRI, …alam menjawab, SDA Papua yang berlimpah ruah, emas perak, perak, nikel, tembaga, dll…wow fantasis menjadikan penjajah (negara asing) berlomba-lomba mencaplok Papua, berbagai cara pun dilakukan (seperti diatas). Negara asing tidak akan membiarkan rakyat Papua mengelola dan menikmati SDA nya, dan menjadi negara berdaulat setelah lepas dari NKRI….Karena, Amerika Serikat, Australia dan negara eropa sudah siap mencaplok serta menguasai tanah Papua, ..setelah itu, apa yang terjadi dengan penjajahan gaya baru yang dilakukan negara modern tersebut yakni rakyat Papua menderita semua sector kehidupan serta dipunahkan/genosida seperti yang terjadi pada suku indian dan aborigin.
Melalui berbagai cara makanan dan obat2/vaksin2 yang mengandung racun/virus/bakteri yang menyebabkan mati pelan-pelan. Mengapa? Hanya cara tersebutlah Organisasi HAM tersebut bisu seribu bisu. Perlu, diketahui, HAM didirikan oleh negara negara (Chauvinisme/merasa unggul) yang melanggar HAM berat sampai saat ini.
Peringatan 1 Desember oleh bangsa Papua harus dijadikan sebagai sebuah proses demokrasi, menuju masyarakat Papua yang modern dan tetap berpegang teguh pada jati diri yang bermoral, bernurani dan berbudaya untuk mencapai kemakmuran dalam wadah NKRI yang berdaulat. Rakyat Papua jangan mau diadu domba oleh asing, pihak ketiga atau dari orang Papua yang dibayar pihak ketiga. Untuk itu, kami mengajak segenap rakyat Papua menjadikan perayaan HUT Papua 1 Desember 2013, sebagai momentum untuk intropeksi diri, untuk menyadari bahwa yang selama dilakukan tidak berguna dan hanya menguntungkan sekelompok aja.
Selain itu, mengajak rakyat papua untuk terus berkarya, dan mengisi pembangunan untuk membangun Papua menuju provinsi yang maju, modern, makmur dan beradab dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat. Ya. Allah..Semoga Negara Indonesia menjadi negara yang besar, karena rakyatnya mampu bersatu untuk melawan segala bentuk dan cara penjajah menguasai ibu pertiwi, nusantara persada, dari sabang sanpai merauke yang kaya SDA, aminnnn………merdeka…..merdeka…merdeka.
26 Nopember 2013, Salam hormat, untuk rakyat Papua.
Sumber : Theglobal-review
bagi orang bule kalau mau masuk papua silahkan, tni dan presiden kita lemah, ga berani sama orang bule!!!!!
ReplyDelete