SOLO (MI) : Sebanyak enam orang militer dari Norwegia, selama empat hari dari Senin - Kamis (25-28/11) mengikuti latihan penanganan separatis tanpa melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), di markas Group 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan, Kartasura.
Latihan gabungan antara Kopassus dengan militer Norwegia tersebut, selain di Group 2 Kopassus Kandang Menjangan, juga di kesatuan Kopassus lain, yaitu di Wamena, Merauke, Aceh dan beberapa tempat lain.
Dalam penutupan latihan terakhir di lapangan markas Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, diadakan simulasi penyelamatan tiga anggota TNI yang ditawan kelompok separatis. Simulasi itu merupakan salah satu gambaran singkat hasil latihan penanganan separatis tanpa melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Jalannya simulasi yang berlangsung relatif singkat, disertai bunyi dar, der, dor suara letusan senapan laras panjang. Belasan anggota Kopassus yang tergabung dalam "pasukan biru" menyerbu basecamp gerombolan bersenjata separatis beranggota enam orang yang diidentifikasi sebagai "pasukan merah". Penyerbuan itu untuk menyelamatkan tiga anggota Kopassus yang ditawan lawan.
Upaya penyelamatan ke tiga anggota Kopassus itu, digambarkan tidak mudah, meskipun "pasukan biru" telah menemukan lokasi penyanderaan. Di tengah upaya penyelamatan itu ada dua orang warga sipil yang tengah mencari rumput. Saat keduanya ditanya tentang situasi tempat penyanderaan, mereka menyatakan tidak tahu sehingga akhirnya ditembak.
Penembakan kedua warga sipil itu terdengar "pasukan merah", sehingga terjadi baku tembak. Dalam tempo singkat "pasukan biru" berhasil memukul "Pasukan merah", disusul datangnya mobil ambulance untuk menyelamatkan ke tiga anggota Kopassus.
Namun dalam perjalanan pulang, dilukiskan mobil ambulance dicegat dua anggota "pasukan merah" yang lolos dalam baku tembak. Keduanya kemudian membuka pintu belakang ambulance dan menembak mati semua anggota "pasukan biru" yang menyelamatkan anggota Kopassus tersebut.
Komandan Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Letkol (Inf) Maruli Simanjuntak menjelaskan, kedatangan ke enam anggota militer Norwegia ke Grup 2 Kopassus merupakan inisiatif mereka. Tujuannya adalah untuk saling tukar pengalaman kemiliteran, khususnya terkait penanganan separatis tanpa melanggar HAM.
“Kopassus tidak mengundang mereka, tetapi atas inisiatif mereka untuk mengembangkan dan bertukar pengalaman dalam bidang kemiliteran,” ujarnya kepada wartawan.
Selama empat hari berlatih bersama militer Norwegia, menurut Letkol Maruli, banyak pengalaman yang diperoleh kedua belah pihak. Grup 2 Kopassus menyertakan 45 orang perwira dalam latihan, kemudian mereka meneruskan hasil latihan kepada anggota di bawahnya.
Seorang peserta latihan, Kapten MZ Tarigan mengungkapkan, latihan gabungan seperti penting, terutama untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang perang yang melibatkan warga sipil, sehingga apabila TNI menjalankan tugas tidak akan melanggar HAM. “Yang pasti pelatihan ini penting bagi semua prajurit TNI. Karena sudah menjadi prosedur dasar,” jelasnya.
Sumber : Pikiran-rakyat
No comments:
Post a Comment