Tuesday, May 20, 2014

Pembangunan Rambu Suar di Wilayah Indonesia Dikawal Militer Malaysia


Sambas (MI) : Anggota Komisi IV DPR RI Sukiman memastikan mendapat informasi valid terkait pembangunan rambu suar oleh Malaysia di kawasan perairan Tanjung Datu, Kabupaten Sambas.

Pembangunan ini, jelasnya, juga melibatkan pengawalan dari militer kerajaan Malaysia.

"Informasi yang saya terima cukup valid. Setelah berkomunikasi dengan Pangdam dan pihak Angkatan Laut serta kesaksian masyarakat perbatasan. Pembangunan ini dilakukan disekitar Temajo, Camar Bulan dimana laporannya saya terima tanggal 16 Mei kemarin," ujar Sukiman, Minggu (18/5/2014).

Dia mengatakan, jika kegiatan ini benar dilakukan Malaysia, akan bedampak buruk bagi kedaulatan NKRI. Sehingga perlu adanya upaya-upaya pencegahan yang harus segera dilakukan.

"Ini adalah upaya kerajaan Malaysia ingin menguasai daerah kita, tentu ini menyangkut kedaulatan RI. Tentu ini akan saya upayakan menjadi agenda penting bagi Komisi I yang menangani ini," lanjutnya.

Sukiman mengatakan, perlu langkah konkret terhadap kasus yang sudah sering terjadi di Kalimantan Barat ini. Sebagai upaya perlindungan pada potensi-potensi yang dimiliki Kalimantan Barat.

"Saya minta pemerintah menanggapi serius masalah ini dan perlunya langkah konkret di daerah perbatasan. Sudah sangat penting dilakukan pengadaan kapal cepat dalam upaya pengawasan wilayah dan potensi SDA di perairan. Kita juga minta pembangunan unit pengamanan khusus di walayah perbatasan," pungkasnya.

TNI Kirim Pasukan Pantau Pembangunan Mercusuar Malaysia


Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak tinggal diam menyusul adanya  laporan pembuatan mercusuar yang dilakukan Malaysia di kawasan Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat.

Panglima TNI, Jenderal Moledoko menegaskan, terkait hal itu TNI bahkan telah mengirimkan sejumlah personelnya untuk memastikan kebenaran laporan tersebut.

"Sekarang sedang dicek. Itu masuk Indonesia atau tidak, atau bahkan masuk abu-abu, tentu akan kami protes. Secara administrasi, panglima sudah melayangkan surat karena itu adalah pelanggaran. Kami sudah kirim surat itu ke menteri luar negeri," tegas Moeldoko usai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa 20 Mei 2014.

Saat ini, lanjutnya, satu unit kapal dan pasukan telah diterjunkan ke lokasi untuk memastikan kebenaran laporan sekaligus melakukan patroli di wilayah perbatasan itu. "Sudah ada satu kapal yang dikerahkan," kata dia.




Sumber : VIVAnews , TRIBUNNEWS

10 comments:

  1. Panglima dan Menlu nya mana? kok sampai hal begini terulang lagi? dan bagaimana mengatasi hal ini, jangan diam saja, dan TNI jangan hanya bikin latihan saja, begitu ada hal pelanggaran kedaulatan RI diam saja, seperti kapal laut ausie masuk perairan selatan jawa. Percuma latihan, kalau prakteknya selalu kecolongan

    ReplyDelete
  2. Parah nih gak ada manfaatnya beli alutsista kalau tetep kecolongan terus, apa gunanya TNI AL ? jangan cuma alasan luasnya laut kita melulu yang jadi kambing hitam, tolong juga pejabat2 negara agar diperhatikan juga tuh jumlah alutsistanya supaya gak jadi alasan mulu...!

    ReplyDelete
  3. Yang harus disalahkan adalh BIN , gak ada gunanya

    ReplyDelete
  4. udah kasihkan aja sekali sama malinggis itu biar dia tau siapa indonesia.

    ReplyDelete
  5. di google map aja udah masuk tuh daerah, ke malaysia,.. gimana sih bin,.. yang jelas2 aja masih kecolongan,.. apalagi yang lain,..

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Percuma beli ini itu,latihan ini itu klu pd hari H nya hasilnya NOL BESAR...bisanya Diplomasi,Nota keberatan,Protes keras,mending beli buku tulis+prangko dr pd beli Alutsista...gk heran klu tetangga berani main2.

    ReplyDelete
  8. Ini gk bisa di biarin .....sekali kali maly hrus di karih pelajaran....percuma donk indonesia mempunyai peralatan tempur klo cuma buat pajangan aj gak berani nembak....jngan nunggu musuh nembak duluan harus duluan kita ynk nembak ....klo mnurutku si siapa aj yang nylonong msuk rumah gk permisi ya harus di usir...klo gk mnyingkir ya di tendang .....

    ReplyDelete
  9. badan intelejen negara (BIN) harus di bubar kan...kerjax habisin anggaran negara aja kerjax nihil...masa udah 3 pancang yg terpasang baru tau informasix itu pun mungkin dapetx dari masyarakat sekitar....TNI jg harus tegas walaupun wilayah abu-abu tunjukin donk kekuatan TNI itu kepada tetangga dan dunia...

    ReplyDelete
  10. sengaja dibiarkan kali buat komoditas isu politik macam artis yg sengaja bikin sensasi buat naikin rating... waleh denger -..

    ReplyDelete