Monday, May 19, 2014

Malaysia Bangun Mercusuar di Perairan Indonesia

PONTIANAK (MI) : Tiga tahun paskasengketa patok batas di Desa Camar Bulan, Temajok Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas antara pemerintah negara Indonesia dan Malaysia pada Oktober 2011 lalu, pihak Malaysia kembali berulah. Pemerintah Malaysia diduga telah melakukan aktivitas pembangunan rambu suar di kawasan perairan Indonesia tepatnya titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datu Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.     

Informasi yang dihimpun Pontianak Post, aktivitas pembangunan rambu suar tersebut telah terpantau oleh petugas navigasi perhubungan laut yang akan akan melaksanakan serah terima pos navigasi di Temajok. Saat bersamaan, petugas navigasi melihat iring-iringan kapal Malaysia yang berjumlah delapan buah yang terdiri dari tiga kapal boat, empat tongkang material, dan satu kapal angkatan laut bergerak menuju perairan lebih kurang 900 meter di depan patok SRTP 01.

Kapal-kapal tersebut melakukan pemasangan tiang pancang besi dalam rangka membangun mercusuar. Bahkan sampai saat ini sudah terpasang tiga tiang pancang. "Informasi ini kami terima pada tanggal 15 Mei 2014 sekitar pukul 09.00 wib," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Pontianak Kolonel Dwika Tjahya Setiawan, Minggu (18/5). 

Dari informasi tersebut pihaknya saat ini masih menyelidiki aktivitas yang dilakukan oleh pihak Indonesia atau tidak. Sebab, berdasarkan perundingan antara Indonesia dan Malaysia di Kinabalu (1975) dan Semarang (1978), wilayah Camar Bulan seluas 1.400 hektar di Kalimantan Barat merupakan wilayah Malaysia. "Namun untuk kawasan perairan hingga kini tidak belum ada kesepakatan antara kedua negara," kata Dwika.

Kendati demikian, lanjut Dwika, berdasarkan peta, aktivitas pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia tersebut masuk ke perairan Indonesia. Pembangunan mercusuar tersebut berada tak jauh dibawah mercusuar yang ada di bukit Tanjung Datu. 

"Namun kami masih selidiki dahulu kebenarannya. Pesawat Kasa kami sudah melakukan pemotretan lewat udara dan dalam waktu dekat ini kami akan mengirim kapal perang ke lokasi aktivitas pembangunan mercusuar itu. Jika memang terbukti melanggar daerah teritorial, maka serara tegas akan dilakukan pengusiran," tegasnya. 




Sumber : JPNN

9 comments:

  1. Wah malingsia bikin ulah lagi, trus pada kemana tu kapal patroli tni al ??? Tidur apa takut ma malaysia

    ReplyDelete
  2. pihak indonesia harus tegas,masa kalah sama vietnam....

    ReplyDelete
  3. Seharusnya kita lebih aktif.....jgn hanya menunggu setelah ada kejadian....kita bangsa BESAR...

    ReplyDelete
  4. Ah pemerintah indonesia terlalu lembek dengan negara, sdh tau di injak2 masi aja duduk diam. buat apa ppunya TNI, Buat apa ada kopasus. Jika msalah wilayah aja tdk bisa di tangani...! Lama lama habis wilayah NKRI tercabik cabik oleh malaysia. Saya sebagi masyarakat malu mendengar kita negara besar tapi do rong rong oleh negara kecil.

    Percuma jajaran TNI menambahkan sekian banyak alutsita tapi cuma di pakai pajangan saja.

    ReplyDelete
  5. Panglima dan menlu diberi waktu seminggu utk merespon masalah ini, kalau tidak PECAT SAJA PANGLIMA DAN MENLU

    ReplyDelete
  6. Dh kasih pelajaran aj.....biar tau dia..........,emang susah kalo urusan ama negara boneka...............inggris......

    ReplyDelete
  7. jgn sering dikasih hati tuh negri malingsia,sekali2 kita hajar.

    ReplyDelete
  8. Hbis latihan perang di uji coba tapi ga berani lawan malingsial?
    Lebih baik jangan latihan oerang sayang peluru y lebih enak peluru bwt tembakin malingsial.

    ReplyDelete