JAKARTA (MI) : PT Regio Aviasi Industri (RAI) akan memproduksi pesawat jenis R-80
yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar pulau di Tanah
Air. Mantan Presiden BJ Habibie menegaskan produksi pesawat ciptaan anak
negeri ini harus selesai dan sukses.
Habibie bahkan meminta kepada Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho untuk dapat mengirimkan model pesawat R80 kepadanya. Model pesawat tersebut akan digunakan Komisaris RAI ini, untuk dipresentasikan di Amerika Serikat dalam waktu dekat.
"Saya nanti mau ke Amerika Serikat. Saya minta dikirimkan modelnya. Saya minta Pak Agung kirimkan. Saya akan beri penjelasan di Washington DC," kata Habibie dalan pembicaraan video dari Muenchen, Jerman, Sabtu (25/4/2014).
Pada kesempatan yang sama, Agung menjelaskan pesawat R-80 adalah murni buatan Indonesia yang disponsori oleh PT RAI dan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Pesawat berjenis turboprop ini diharapkan mampu meningkatkan mobilitas dan konektivitas masyarakat Indonesia yang berbentuk kepulauan. Pembuatan pesawat R-80 tersebut diakui Agung berbekal dari pengalaman bangsa mengembangkan pesawat berjenis turboprop terdahulu, seperti N250, NC212, dan CN235.
Terlebih lagi, kebutuhan Indonesia akan pesawat turboprop sangat besar. Sebab, tak semua kota di Indonesia dapat dilandasi pesawat besar. Oleh karena itu, pesawat menengah seperti R-80 dibutuhkan.
"Selain itu, dengan adanya kenaikan BBM (bahan bakar minyak), kita harus ada solusi ekonomi. Pada akhirnya airlines melakukan efisiensi. Makanya kita membuat pesawat yang hemat operasional," ujar Agung.
Habibie bahkan meminta kepada Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho untuk dapat mengirimkan model pesawat R80 kepadanya. Model pesawat tersebut akan digunakan Komisaris RAI ini, untuk dipresentasikan di Amerika Serikat dalam waktu dekat.
"Saya nanti mau ke Amerika Serikat. Saya minta dikirimkan modelnya. Saya minta Pak Agung kirimkan. Saya akan beri penjelasan di Washington DC," kata Habibie dalan pembicaraan video dari Muenchen, Jerman, Sabtu (25/4/2014).
Pada kesempatan yang sama, Agung menjelaskan pesawat R-80 adalah murni buatan Indonesia yang disponsori oleh PT RAI dan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Pesawat berjenis turboprop ini diharapkan mampu meningkatkan mobilitas dan konektivitas masyarakat Indonesia yang berbentuk kepulauan. Pembuatan pesawat R-80 tersebut diakui Agung berbekal dari pengalaman bangsa mengembangkan pesawat berjenis turboprop terdahulu, seperti N250, NC212, dan CN235.
Terlebih lagi, kebutuhan Indonesia akan pesawat turboprop sangat besar. Sebab, tak semua kota di Indonesia dapat dilandasi pesawat besar. Oleh karena itu, pesawat menengah seperti R-80 dibutuhkan.
"Selain itu, dengan adanya kenaikan BBM (bahan bakar minyak), kita harus ada solusi ekonomi. Pada akhirnya airlines melakukan efisiensi. Makanya kita membuat pesawat yang hemat operasional," ujar Agung.
Sumber : KOMPAS
No comments:
Post a Comment