JAKARTA (MI) : Direktur utama PT Regio Aviasi Industri,
Agung Nurgoho mengatakan perkembangan pembuatan pesawat R-80 saat ini
dalam tahap premiertary design. Diharapkan tahun 2018 pesawat gagasan
Presiden RI Ke 3, BJ Habibie tersebut sudah dapat digunakan umum.
"Kita lagi menyelesaikan pre design. Ini masih tahap pertama kita yang akan kita lakukan dalam beberapa bulan," kata Nugroho dalam diskusi bertajuk 'Membangunkan Kembali Industri Dirgantara Nasional - Kemandirian Teknologi Menuju Indonesia Maju' di Gedung Joang, Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2014).
Agung mengatakan, ada tiga tahapan dalam memproduksi sebuah pesawat, yaitu pre design, full scale development dan serial production sales dan production sport.
"Nanti setelah mendesign kita akan prototype yaitu tahap pembuatan," katanya.
Menurut Agung, dalam membuat sebuah pesawat tidak bisa ditentukan kapan targetnya. Namun, menurutnya, pesawat R-80 akan selesai di akhir tahun 2017 dan bisa digunakan tahun 2018.
Keunggulan pesawat R-80 menurutnya yaitu ekonomis, aman, nyaman, ramah lingkungan, dan buatan indonesia. Selain itu, irit bahan bakar, easy to operate, low consumption, dan di design standar internasional.
"Pilotnya tidak harus bekerja terlalu keras. Space nya bagus, noisy nya bagus," kata Agung.
"Kita lagi menyelesaikan pre design. Ini masih tahap pertama kita yang akan kita lakukan dalam beberapa bulan," kata Nugroho dalam diskusi bertajuk 'Membangunkan Kembali Industri Dirgantara Nasional - Kemandirian Teknologi Menuju Indonesia Maju' di Gedung Joang, Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2014).
Agung mengatakan, ada tiga tahapan dalam memproduksi sebuah pesawat, yaitu pre design, full scale development dan serial production sales dan production sport.
"Nanti setelah mendesign kita akan prototype yaitu tahap pembuatan," katanya.
Menurut Agung, dalam membuat sebuah pesawat tidak bisa ditentukan kapan targetnya. Namun, menurutnya, pesawat R-80 akan selesai di akhir tahun 2017 dan bisa digunakan tahun 2018.
Keunggulan pesawat R-80 menurutnya yaitu ekonomis, aman, nyaman, ramah lingkungan, dan buatan indonesia. Selain itu, irit bahan bakar, easy to operate, low consumption, dan di design standar internasional.
"Pilotnya tidak harus bekerja terlalu keras. Space nya bagus, noisy nya bagus," kata Agung.
Akan produksi 400 pesawat turbo pada 2016
Perusahaan manufaktur pesawat milik B.J Habibie, PT Regio Aviasi Industri (RAI) berencana untuk memproduksi 400 pesawat
turbo propeller pada 2016. Pesawat bernama R-80 tersebut bakal memiliki
mesin pendorong berkekuatan lima ribu tenaga kuda (horse power).
"Dia (R-80) sudah kami konsep memiliki tenaga turbo yang didukung kekuatan baling-baling di kedua sayapnya," terang Presiden Direktur PT RAI Agung Nugroho dalam diskusi Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Gedung Joang '45, Jakarta, Sabtu (24/5).
Agung menjelaskan, produksi R-80 bertujuan untuk mengembalikan masa kejayaan industri dirgantara nasional. Untuk itu RAI akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PT DI), lima puluh ilmuwan di struktur pekerjaan inti, dan kementerian terkait guna merealisasikan mimpi tersebut.
"Kami terdorong membuat pesawat yang lebih canggih karena melihat keprihatinan selama 17 tahun terahir industri dirgantara domestik tidak pernah mengalami pertumbuhan yang bagus. Padahal negara-negara lainnya sedang meningkat," katanya.
Saat ini, RAI masih memersiapkan rancang bangun dan mesin pesawat. Nantinya, R-80 akan memiliki kapasitas 80-90 kursi.
"Itu sudah termasuk menyusun sertifikasinya juga. Jadi ketika memasuki tahun 2016 pesawat R-80 benar-benar siap terbang," jelasnya.
"Kami ingin PT DI bisa membuat semua pesawat komersial. Karena kami ingin membidik market share kalangan masyarakat kelas menengah di Indonesia, Eropa, Afrika dan Amerika Latin."
"Dia (R-80) sudah kami konsep memiliki tenaga turbo yang didukung kekuatan baling-baling di kedua sayapnya," terang Presiden Direktur PT RAI Agung Nugroho dalam diskusi Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Gedung Joang '45, Jakarta, Sabtu (24/5).
Agung menjelaskan, produksi R-80 bertujuan untuk mengembalikan masa kejayaan industri dirgantara nasional. Untuk itu RAI akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PT DI), lima puluh ilmuwan di struktur pekerjaan inti, dan kementerian terkait guna merealisasikan mimpi tersebut.
"Kami terdorong membuat pesawat yang lebih canggih karena melihat keprihatinan selama 17 tahun terahir industri dirgantara domestik tidak pernah mengalami pertumbuhan yang bagus. Padahal negara-negara lainnya sedang meningkat," katanya.
Saat ini, RAI masih memersiapkan rancang bangun dan mesin pesawat. Nantinya, R-80 akan memiliki kapasitas 80-90 kursi.
"Itu sudah termasuk menyusun sertifikasinya juga. Jadi ketika memasuki tahun 2016 pesawat R-80 benar-benar siap terbang," jelasnya.
"Kami ingin PT DI bisa membuat semua pesawat komersial. Karena kami ingin membidik market share kalangan masyarakat kelas menengah di Indonesia, Eropa, Afrika dan Amerika Latin."
No comments:
Post a Comment