Fiji (MI) : Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama memuji peranan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY
) di Indonesia dan dunia. Pujian itu diucapkan Bainimarama di pada
pembukaan pertemuan II Forum Pembangunan Negara-Negara Kepulauan Pasifik
(Pacific Island Development Forum/PIDF).
Dalam sambutannya, PM Bainimarama mengatakan Presiden Yudhoyono merupakan salah satu pemimpin yang berpengaruh dan mewakili negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik dalam forum G20, salah satu forum perekonomian penting saat ini.
Bainimarama juga mengatakan Indonesia memegang peranan penting di kawasan dan merupakan mitra terdekat Fiji, terutama dalam pembangunan dan sektor lainnya. Dia pun berharap hubungan antara kedua negara akan terus berkembang dengan baik.
"Kami melihat dalam 10 tahun terakhir ini pembangunan demokrasi di Indonesia terus berjalan, dan pada Juli mendatang, kami juga akan melangsungkan pemilu. Akan banyak pengamat internasional, termasuk dari Indonesia, yang akan hadir," kata Bainimarama, Kamis (19/6), seperti dilansir dari Antara.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan pertemuan II PIDF yang diselenggarakan di Resort Denarau, Nadi, Fiji, Kamis pagi waktu Fiji atau Kamis dinihari waktu Jakarta.
Pertemuan 16 negara anggota PIDF tersebut berlangsung sejak 18 Juni hingga 20 Juni 2014 yang membicarakan mengenai pembangunan bersama di kawasan Kepulauan Pasifik.
Sebagai tuan rumah, Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama membuka pertemuan tersebut, kemudian Presiden Yudhoyono menyampaikan pidato kunci dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan itu baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak-pihak pemangku kepentingan.
Dalam sambutannya, PM Bainimarama mengatakan Presiden Yudhoyono merupakan salah satu pemimpin yang berpengaruh dan mewakili negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik dalam forum G20, salah satu forum perekonomian penting saat ini.
Bainimarama juga mengatakan Indonesia memegang peranan penting di kawasan dan merupakan mitra terdekat Fiji, terutama dalam pembangunan dan sektor lainnya. Dia pun berharap hubungan antara kedua negara akan terus berkembang dengan baik.
"Kami melihat dalam 10 tahun terakhir ini pembangunan demokrasi di Indonesia terus berjalan, dan pada Juli mendatang, kami juga akan melangsungkan pemilu. Akan banyak pengamat internasional, termasuk dari Indonesia, yang akan hadir," kata Bainimarama, Kamis (19/6), seperti dilansir dari Antara.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan pertemuan II PIDF yang diselenggarakan di Resort Denarau, Nadi, Fiji, Kamis pagi waktu Fiji atau Kamis dinihari waktu Jakarta.
Pertemuan 16 negara anggota PIDF tersebut berlangsung sejak 18 Juni hingga 20 Juni 2014 yang membicarakan mengenai pembangunan bersama di kawasan Kepulauan Pasifik.
Sebagai tuan rumah, Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama membuka pertemuan tersebut, kemudian Presiden Yudhoyono menyampaikan pidato kunci dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan itu baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak-pihak pemangku kepentingan.
Dalam pidatonya, SBY
mengungkap pola pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan, atau 'green
economy' yang dapat menjadi kekuatan negara untuk mendorong tercapainya
kesejahteraan tanpa mengorbankan keberlanjutan sumber daya alam.
"Ekonomi hijau sangat penting, itu menjadi paradigma ekonomi yang memperomosikan perkembangan ekonomoni tanpa merusak sumber daya alam," kata SBY .
SBY melanjutkan pembangunan yang berlandaskan lingkungan diperlukan saat ini, karena semua pihak sedang menghadapi tantangan terkait perubahan iklim.
"Inilah mengapa Indonesia mengambil sikap untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," tegas Presiden.
Atas alasan itu, ia menyebut Indonesia menempatkan pembangunan yang ramah lingkungan menjadi salah satu pilar pembangunan. Untuk mengaplikasikan pola pembangunan yang ramah lingkungan, Presiden mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
"Yang pertama penerapan kebijakan, yang kedua adalah pilihan teknologi yang tetap dan yang ketiga adalah dengan mempromosikan pemahaman untuk mengusahakan hal yang diperlukan tanpa berlebihan mendapatkannya," papar SBY .
"Ekonomi hijau sangat penting, itu menjadi paradigma ekonomi yang memperomosikan perkembangan ekonomoni tanpa merusak sumber daya alam," kata SBY .
SBY melanjutkan pembangunan yang berlandaskan lingkungan diperlukan saat ini, karena semua pihak sedang menghadapi tantangan terkait perubahan iklim.
"Inilah mengapa Indonesia mengambil sikap untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," tegas Presiden.
Atas alasan itu, ia menyebut Indonesia menempatkan pembangunan yang ramah lingkungan menjadi salah satu pilar pembangunan. Untuk mengaplikasikan pola pembangunan yang ramah lingkungan, Presiden mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
"Yang pertama penerapan kebijakan, yang kedua adalah pilihan teknologi yang tetap dan yang ketiga adalah dengan mempromosikan pemahaman untuk mengusahakan hal yang diperlukan tanpa berlebihan mendapatkannya," papar SBY .
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment