JAKARTA (MI) : Kebijakan pertahanan yang
saat ini dianut Indonesia dinilai masih terlalu berorientasi pada
konteks pertahanan darat. Padahal, hampir sebagian besar wilayah
Indonesia merupakan wilayah laut.
Pengamat militer dari President University, Anak Agung Banyu Perwita
mengatakan, kebijakan pertahanan Indonesia harus disusun ulang, dengan
menempatkan laut sebagai orientasi terdepan dalam kebijakan itu. Namun,
ia mengingatkan, agar dalam penyusunan itu dapat bersinergi dengan
kebijakan politik luar negeri Indonesia.
“Posisi geografis Indonesia seharusnya dapat menentukan kebijakan
pertahanan kita ke dalam konteks maritim. Tapi yang terjadi, kebijakan
pertahanan masih terlalu berorientasi pada penguatan darat,” kata Banyu
saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/6/2014).
Ia menjelaskan, saat ini negara-negara yang berada di sekitar
Indonesia berlomba untuk mengembangkan kekuatan maritim mereka. Ia
menilai, tantangan pertahanan dan keamanan negara di kawasan Asia
Pasifik ke depan yakni bagaimana menerapkan kebijakan geostrategi ke
arah penguatan laut.
Lebih jauh, Banyu menekankan, berbagai persoalan saat ini cenderung
terjadi di laut, seperti konflik Laut China Selatan, hilangnya pesawat
MH 370, dan pembangunan mercusuar di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Jika orientasi pertahanan Indonesia sudah ke arah laut, maka kekuatan
TNI Angkatan Laut akan meningkat secara beriringan. Pasalnya, negara
tentu akan mengedepankan penambahan personel maupun alutsista TNI AL.
“Kalau sekarang kan alutsista laut kita masih jauh dari memadai,” ujarnya.
Sumber : KOMPAS
majuterus indonesia ku,..smangtttt,...
ReplyDelete