Jakarta (MI) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI
mendukung pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, yang
memanfaatkan sebagian lahan Kemhan c.q. Kodam IV/Diponegoro untuk
mengatasi permasalahan lack of capacity sekaligus memacu perkembangan
perekonomian, aktivitas bisnis, dan pariwisata di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro pada acara penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) yang dilakukan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo dengan Presdir PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo serta Ground Breaking Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Selasa (17/6),
Bersama Menhan, turut hadir Menteri Perhubungan (Menhub) RI EE Mangindaan, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo SH, Kasad Jenderal TNI Budiman serta Deputi Bidang Ekonomi Sekretariat Wakil Presiden (Set Wapres) Tirta Hidayat.
Dalam sambutannya Menhan mengatakan, Perjanjian Kerjasama antara Kodam IV/Diponegoro dengan PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu program pemerintah di bidang ekonomi, melalui sasaran Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Jawa Tengah. Model bandara seperti ini, juga akan dibangun di Solo dan Yogyakarta. Namun apabila pemerintah memiliki ketersediaan anggaran yang mencukupi, akan dibangun bandara seperti halnya Bandara Internasional Kuala Namo di Medan, dengan konsep satu sisi tata ruang untuk pertahanan dan sisi lainnya tata ruang ekonomi
Dengan terwujudnya kerjasama antar instansi ini, Menhan mengharapkan dapat membantu peningkatan pembangunan nasional bernilai strategis, baik di sektor penerbangan maupun pertahanan untuk kepentingan negara.
Pangkalan Udara TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, merupakan pangkalan udara Angkatan Darat yang memiliki luas lahan 350,85 ha. Sebagai area kegiatan operasional kekuatan penerbangan Angkatan Darat, Lanumad ini memiliki landasan pacu sesuai standarisasi pangkalan udara militer untuk mendukung kekuatan pokok minimum essential force. Namun dalam pengoperasiannya, selain untuk bidang pertahanan, pangkalan udara ini juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi melalui sektor perhubungan di bidang transportasi udara.
Proses pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, telah dimulai tahun 2013 secara berjenjang sampai kepada Menhan, yang diteruskan kepada Menkeu, dan telah mendapat persetujuan sesuai Surat Nomor: S-96/MK.6/2014 tanggal 22 Mei 2014. Surat Persetujuan itu berisi diantaranya Mitra KSP adalah PT Angkasa Pura I (Persero) dengan jangka waktu KSP BMN selama 30 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang.
Menindaklanjuti persetujuan Menkeu tersebut, Kemhan menerbitkan Surat Keputusan Nomor: KEP/560/M/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014 tentang Persetujuan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) sebagain BMN berupa tanah Kemhan/TNI c.q. TNI AD Kodam IV/Diponegoro, yang disampaikan Panglima TNI serta diteruskan kepada Kasad dengan penerbitan surat perintah untuk pelaksanaannya.
Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada penumpang, karena pada tahun 2013 terakumulasi trafik penumpang sebanyak 3,2 juta orang. Dengan pengembangan yang akan dilaksanakan, luas terminal penumpang yang sebelumnya 6.700 m2 menjadi 58.652 m2 yang mampu menampung 6 – 7 juta penumpang per tahun.
Selain kapasitas yang semakin meningkat, fasilitas lainnya yang dibangun diantaranya 30 konter ceck in, 3 unit aviobrigde, 4 konter visa arrival (VoA), 5 unit elevator, 1 unit travelator serta 7 unit escalator. Dan yang menjadi unik adalah, konsep bandara sebagai floating airport atau bandara di atas air pertama di Indonesia dan konsep eco airport yang ramah lingkungan.
Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro pada acara penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) yang dilakukan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo dengan Presdir PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo serta Ground Breaking Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Selasa (17/6),
Bersama Menhan, turut hadir Menteri Perhubungan (Menhub) RI EE Mangindaan, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo SH, Kasad Jenderal TNI Budiman serta Deputi Bidang Ekonomi Sekretariat Wakil Presiden (Set Wapres) Tirta Hidayat.
Dalam sambutannya Menhan mengatakan, Perjanjian Kerjasama antara Kodam IV/Diponegoro dengan PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu program pemerintah di bidang ekonomi, melalui sasaran Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Jawa Tengah. Model bandara seperti ini, juga akan dibangun di Solo dan Yogyakarta. Namun apabila pemerintah memiliki ketersediaan anggaran yang mencukupi, akan dibangun bandara seperti halnya Bandara Internasional Kuala Namo di Medan, dengan konsep satu sisi tata ruang untuk pertahanan dan sisi lainnya tata ruang ekonomi
Dengan terwujudnya kerjasama antar instansi ini, Menhan mengharapkan dapat membantu peningkatan pembangunan nasional bernilai strategis, baik di sektor penerbangan maupun pertahanan untuk kepentingan negara.
Pangkalan Udara TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, merupakan pangkalan udara Angkatan Darat yang memiliki luas lahan 350,85 ha. Sebagai area kegiatan operasional kekuatan penerbangan Angkatan Darat, Lanumad ini memiliki landasan pacu sesuai standarisasi pangkalan udara militer untuk mendukung kekuatan pokok minimum essential force. Namun dalam pengoperasiannya, selain untuk bidang pertahanan, pangkalan udara ini juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi melalui sektor perhubungan di bidang transportasi udara.
Proses pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, telah dimulai tahun 2013 secara berjenjang sampai kepada Menhan, yang diteruskan kepada Menkeu, dan telah mendapat persetujuan sesuai Surat Nomor: S-96/MK.6/2014 tanggal 22 Mei 2014. Surat Persetujuan itu berisi diantaranya Mitra KSP adalah PT Angkasa Pura I (Persero) dengan jangka waktu KSP BMN selama 30 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang.
Menindaklanjuti persetujuan Menkeu tersebut, Kemhan menerbitkan Surat Keputusan Nomor: KEP/560/M/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014 tentang Persetujuan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) sebagain BMN berupa tanah Kemhan/TNI c.q. TNI AD Kodam IV/Diponegoro, yang disampaikan Panglima TNI serta diteruskan kepada Kasad dengan penerbitan surat perintah untuk pelaksanaannya.
Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada penumpang, karena pada tahun 2013 terakumulasi trafik penumpang sebanyak 3,2 juta orang. Dengan pengembangan yang akan dilaksanakan, luas terminal penumpang yang sebelumnya 6.700 m2 menjadi 58.652 m2 yang mampu menampung 6 – 7 juta penumpang per tahun.
Selain kapasitas yang semakin meningkat, fasilitas lainnya yang dibangun diantaranya 30 konter ceck in, 3 unit aviobrigde, 4 konter visa arrival (VoA), 5 unit elevator, 1 unit travelator serta 7 unit escalator. Dan yang menjadi unik adalah, konsep bandara sebagai floating airport atau bandara di atas air pertama di Indonesia dan konsep eco airport yang ramah lingkungan.
Sumber : DMC kemhan
No comments:
Post a Comment