Jakarta (MI) : Sejumlah negara ikut mengerahkan bantuan atas hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370 pada Sabtu 8 Maret 2014. Hingga kini belum diketahui penyebab hilangnya pesawat
jenis Boeing 777-200 ER itu.
Sempat beredar kabar bahwa kemungkinan adanya aksi teror yang menyebabkan hilangnya pesawat Malaysia Airlines. Pesawat membawa 277 penumpang, 12 orang kru pesawat. Dari 277 penumpang, tujuh diantaranya adalah warga negara Indonesia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Letnan Kolonel Inf Jo Sembiring, mengaku Kopassus selalu siap kapan pun dibutuhkan. Meski begitu, sampai saat ini belum ada arahan dari pucuk pimpinan tertinggi TNI untuk diterjunkan.
"Sampai saat ini belum ada arahan. Namun demikian, kami akan selalu siap. Apapun pasukan, termasuk pasukan khusus Penanggulangan Terorisme yang ada juga telah dalam posisi siap jika sewaktu-waktu diperlukan," kata Letkol Inf Jo Sembiring kepada VIVAnews, Minggu 9 Maret 2014.
Spekulasi adanya aksi teror terhadap Malaysia Airlines terungkap dalam manifes penumpang. Dimana terdapat identitas empat penumpang warga negara Eropa yang mencurigakan.
Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan dua dari penumpang warga negara Eropa itu menggunakan paspor palsu, dua lainnya tidak bisa dikonfirmasi identitasnya.
Penyelidikan kemungkinan aksi terorisme dilakukan oleh Malaysia dibantu oleh Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) yang mengirim personelnya ke Malaysia.
"Saya telah bicara dengan badan intelijen internasional untuk membantu kami, dan saya akan bertemu dengan mereka sore ini," kata Hishammuddin.
Dia mengatakan telah mengantungi keempat nama orang itu, namun belum bisa membeberkannya. Dua di antara penumpang ilegal itu memegang paspor palsu warga Austria dan Italia. Tercantum dalam manifes nama mereka adalah Christian Kozel (30) dari Austria dan Luigi Maraldi (37) dari Italia.
Namun dalam penelusuran, Kozel ada di rumahnya di Wina, Austria. Sedangkan pemerintah Italia mengonfirmasi tidak ada warganya di pesawat itu. Kozel mengaku paspornya dicuri dua tahun lalu saat mengunjungi Thailand.
"Hanya ada dua penumpang dengan paspor palsu. Kami telah memiliki rekaman CCTV kedua penumpang ini. Rekaman itu sedang diselidiki," kata Hishammuddin.
"Di saat yang sama, intelijen kami telah digerakkan, dan tentu saja, unit pemberantasan terorisme dari seluruh negara terkait telah dihubungi," kata dia lagi.
jenis Boeing 777-200 ER itu.
Sempat beredar kabar bahwa kemungkinan adanya aksi teror yang menyebabkan hilangnya pesawat Malaysia Airlines. Pesawat membawa 277 penumpang, 12 orang kru pesawat. Dari 277 penumpang, tujuh diantaranya adalah warga negara Indonesia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Letnan Kolonel Inf Jo Sembiring, mengaku Kopassus selalu siap kapan pun dibutuhkan. Meski begitu, sampai saat ini belum ada arahan dari pucuk pimpinan tertinggi TNI untuk diterjunkan.
"Sampai saat ini belum ada arahan. Namun demikian, kami akan selalu siap. Apapun pasukan, termasuk pasukan khusus Penanggulangan Terorisme yang ada juga telah dalam posisi siap jika sewaktu-waktu diperlukan," kata Letkol Inf Jo Sembiring kepada VIVAnews, Minggu 9 Maret 2014.
Spekulasi adanya aksi teror terhadap Malaysia Airlines terungkap dalam manifes penumpang. Dimana terdapat identitas empat penumpang warga negara Eropa yang mencurigakan.
Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan dua dari penumpang warga negara Eropa itu menggunakan paspor palsu, dua lainnya tidak bisa dikonfirmasi identitasnya.
Penyelidikan kemungkinan aksi terorisme dilakukan oleh Malaysia dibantu oleh Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) yang mengirim personelnya ke Malaysia.
"Saya telah bicara dengan badan intelijen internasional untuk membantu kami, dan saya akan bertemu dengan mereka sore ini," kata Hishammuddin.
Dia mengatakan telah mengantungi keempat nama orang itu, namun belum bisa membeberkannya. Dua di antara penumpang ilegal itu memegang paspor palsu warga Austria dan Italia. Tercantum dalam manifes nama mereka adalah Christian Kozel (30) dari Austria dan Luigi Maraldi (37) dari Italia.
Namun dalam penelusuran, Kozel ada di rumahnya di Wina, Austria. Sedangkan pemerintah Italia mengonfirmasi tidak ada warganya di pesawat itu. Kozel mengaku paspornya dicuri dua tahun lalu saat mengunjungi Thailand.
"Hanya ada dua penumpang dengan paspor palsu. Kami telah memiliki rekaman CCTV kedua penumpang ini. Rekaman itu sedang diselidiki," kata Hishammuddin.
"Di saat yang sama, intelijen kami telah digerakkan, dan tentu saja, unit pemberantasan terorisme dari seluruh negara terkait telah dihubungi," kata dia lagi.
Sumber : VIVAnews
Itu jumlah penumpangnya salah Gan, bukan 277 tapi 227 dan awak pesawat 12
ReplyDelete