Tuesday, August 19, 2014

Keberhasilan strategi yang dilaksanakan Pangdam XVII/Cenderawasih


Jayapura (MI) : Menjelang Hari Ulang Tahun ke-69 Republik Indonesia Tahun 2014, Pangdam XVII/Cenderawasih Drs. Christian Zebua, M.M., berhasil merangkul masyarakat Papua yang beda paham dengan NKRI. Keberhasilan tersebut ditandai dengan adanya penyerahan beberapa pucuk senjata api dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan dengan sadar ingin bergabung kepangkuan ibu pertiwi tanpa melakukan kontak senjata. Tepat pada tanggal 16 Agustus 2014 di Distrik Ransiki Kab. Mansinam Selatan, Pangdam menerima penyerahan 8 pucuk senjata yang diserahkan langsung oleh anak kandung Panglima Kasuari Alex Saiba dari OPM yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat.

Dalam kegiatan penyerahan senjata tersebut dilanjutkan kegiatan penandatanganan surat pernyataan kesetiaan oleh Beni Sayori, Yance Mandacan, Ajue Mandacan, Asper Mandacan dan Yohanes Biet yang merupakan tokoh masyarakat setempat. Beberapa kegiatan tersebut merupakan bukti dari keberhasilan pendekatan yang dilakukan oleh Pangdam terhadap masyarakat Papua. Selain itu, Pangdam juga berhasil memberi kepastian tentang pelaksanaan upacara bendera pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-69 yaitu semula direncanakan Pemda dilaksanakan pada hari Minggu 18 Agustus 2014, namun dengan pendekatan yang dilakukan oleh Pangdam maka Pemda sepakat untuk melaksanakan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2014 dan bukan tanggal 18 Agustus 2014.



Masyarakat di Papua yang mayoritas beragama Kristen, beranggapan bahwa pelaksanaan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT ke-69 RI akan dilaksanakan pada hari Senin (18 Agustus 2014) mengingat hari Minggu (17 Agustus 2014) bertepatan dengan pelaksanaan Ibadah umat nasrani. Namun, Pangdam telah memberikan keyakinan kepada seluruh umat di Papua dan Papua Barat bahwa upacara bendera yang kita laksanakan pada Minggu 17 Agustus 2014 juga merupakan ibadah.

Karena jika upacara pelaksanaan HUT RI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2014 maka suasananya pun akan terasa berbeda. Keyakinan yang diberikan oleh Pangdam   ini berdasarkan pembicaraannya dengan Ketua Sinode-sinode yang berada di Jayapura yaitu ketua Sinode GKI dan Ketua Sinode Baptis yang telah diketahui oleh Provinsi Jayapura. Ketua Sinode menjelaskan kepada Pangdam bahwa tidak ada masalah jika upacara dilaksanakan pada hari Minggu karena kebaktian bisa diatur. Hal tersebut merupakan salah satu keberhasilan Pangdam dalam melaksanakan pendekatan agama terhadap tokoh agama yang ada di Papua.
Dengan adanya penyerahan senjata api dan penandatanganan kesetiaan terhadap NKRI dari masyarakat yang berbeda paham, maka ini adalah bukti nyata keberhasilan tugas yang dilaksanakan Pangdam berdasarkan strategi yang di terapkan diantaranya pendekatan agama, pendekatan budaya dan pendekatan kesetaraan.

Diharapkan dengan keberhasilan Pangdam tersebut bisa menjadi motivasi bagi kita semua generasi penerus yang berada di Tanah Papua untuk bisa saling merangkul dan menghindari konflik di antara kita serta dapat menciptakan suasana damai dan sejahtera di tanah Papua. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta perdamaian tanpa peperangan.









2 comments:

  1. Terima kasih banyak Drs. Christian Zebua, M.M. kau lah ciri" pemimpin masa depan Indonesia, dengan pendekatan damai tanpa angkat senjata.

    ReplyDelete
  2. Mohon kiranya agar Kesejahteraan Rakyat Papua Menjadi Perhatian khusus Oleh Pemerintah.Puluhan Tahun Indonesia Merdeka Namun Sebagian Besar Rakyat Papua Belum Menikmatinya.NKRI tidak lengkap tanpa Papua.We Love Papua,Orang Papua Juga Saudara Kita.

    ReplyDelete