Sunday, August 17, 2014

Pilot TNI AU Ini Menerbangkan Langsung F-16 Baru dari AS ke Indonesia


Jakarta (MI) : Sebanyak 32 pesawat tempur kebanggaan Indonesia melintas rendah di atas Istana Merdeka saat upacara HUT ke-69 RI tadi pagi. Jet-jet tempur tersebut merupakan alustista baru yang dimiliki TNI Angkatan Udara.

Ke-32 pesawat tempur yang terbang dengan dua formasi tersebut terdiri dari empat jenis pesawat tempur, yaitu 8 F-16 Fighting Falcon, 8 Sukhoi, 10 T50i Golden Eagle, dan 8 Hawk 100/200. Dari 8 F-16 yang dipamerkan tadi pagi, 3 diantaranya merupakan pesawat F-16 jenis terbaru yang baru saja tiba dari negeri pembuatnya, Amerika Serikat, pada 25 Juli lalu. Adalah Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono, salah satu pilot kebanggaan Indonesia yang membawa langsung salah satu jet tempur itu ke Indonesia.

"Pengalaman terbang yang menarik buat saya, pertama kalinya saya terbangkan F16 dari Amerika Serikat negara pembuatnya ke Indonesia. Itu kan sangat jauh. Saya bangga bisa membawanya langsung. Dua pesawat lainnya oleh pilot AS," ujar Firman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/8/2014) lalu.

Firman mengatakan, perlu waktu hingga 20 jam dengan 3 kali leg atau rute untuk membawa F-16 tiba di Tanah Air. Pertama penerbangan dari AS ke Alaska selama 5 jam. Dilanjutkan perjalanan dari AS ke Guam di Samudera Pasifik yang ditempuh 10 jam. Terakhir, dilanjutkan dari Guam ke Lanud Iswahyudi, Madiun yang ditempuh 5 jam.

Komandan Skuadron Udara 3 Lanud Iswahyudi ini menjelaskan, kedatangan 3 pesawat F-16 baru itu bagian dari tahapan modernisasi alutsista di tubuh TNI AU untuk terus melengkapi kekuatan udara RI. Totalnya hingga September nanti, ada 24 pesawat F-16 baru yang akan tiba di Indonesia.

Firman juga menceritakan pengalamannya selama bertugas mengamankan udara RI. Pilot yang sudah memiliki jam terbang lebih dari 3500 jam ini mengatakan, dirinya tak jarang menghadapi pesawat-pesawat asing yang masuk wilayah udara RI tanpa izin. Negara-negara tetangga RI seperti Australia dan AS menurut dia, adalah dua negara yang paling sering 'menguji' ketangkasan TNI AU dengan sengaja memasuki wilayah udara RI.

"Istilahnya black flight. Tetangga kita sering jajal kita. Yang sering ini Australia. Yang sering ditangkap ini yang dari AS dan Australia. Istilahnya intercept. Ada juga pesawat lain yang kita paksa mendarat. Ada juga yang kita usir," tutur pria lulusan Akademi AU tahun 1996 ini.

"Nah pembelian 24 unit F-16 ini adalah langkah AU untuk membangun kekuatan menuju minimun essential force. Sehigga TNI AU lebih mampu menjaga kedaulatan RI di udara," sambung Firman yang mengaku pilot spesial untuk jet tempur jenis F-16 dan Hawk 100/200 ini.







Sumber : Detik

No comments:

Post a Comment